FITNESS & HEALTH

Minum Obat Penurun Berat Badan, Waspadai Efek Sampingnya!

Mia Vale
Senin 24 Juni 2024 / 09:00
Jakarta: Apakah kamu orang dewasa yang mempunyai masalah kesehatan serius karena berat badan? Atau sudahkah kamu mencoba diet dan olahraga tetapi belum mampu menurunkan berat badan secara cukup? 

Jika, iya, meski resep obat penurun berat badan mungkin bisa menjadi pilihan. Namun, obat resep yang diberikan oleh dokter tidak bisa kamu beli laiknya kamu membeli obat tanpa resep.

Efek samping obat yang digunakan untuk menurunkan berat badan mungkin berbeda-beda, tergantung pada jenis obat yang kamu konsumsi dan cara kerja obat tersebut.

Tapi ketahuilah bahwa kamu perlu menggunakan obat resep penurun berat badan sebagai tambahan, bukan sebagai pengganti pola makan sehat dan olahraga.
 

Cara kerja obat penurun berat badan 

Resep obat penurun berat badan yang dapat kamu gunakan selama lebih dari 12 minggu, disebut penggunaan jangka panjang, menghasilkan penurunan berat badan yang besar dibandingkan dengan pengobatan tidak aktif yang tidak menggunakan obat disebut plasebo. 

Kombinasi obat penurun berat badan dan perubahan gaya hidup menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan perubahan gaya hidup saja. Mengonsumsi obat-obatan ini selama setahun dapat berarti hilangnya total berat badan sebesar 3 - 12 persen lebih banyak dibandingkan dengan perubahan gaya hidup saja. 

Jumlahnya mungkin tidak banyak. Namun menurunkan 5 - 10 persen dari total berat badan dan mempertahankannya dapat memberikan manfaat kesehatan yang penting. Misalnya, dapat menurunkan tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar lemak dalam darah yang disebut trigliserida.


(Ingat, untuk selalu membaca label, komposisi serta indikasi obat sebelum kamu mengonsumsinya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Efek samping yang ditimbulkan

Walaupun diresepkan oleh dokter dan mampu menurunkan berat badan, namun obat tersebut tetap memiliki efek samping seperti yang telah dirangkum dari Mayo Clinic, berikut ini:

- Agonis reseptor GLP-1 seperti liraglutide (Saxenda), semaglutide (Wegovy, Ozempic) dan agonis reseptor GIP dan GLP-1 seperti tirzepatide (Zepbound, Mounjaro) sering kali dapat menyebabkan efek samping lambung seperti diare, sakit perut (mual atau muntah) , mulas, gas atau sembelit, di antara efek samping lainnya. 

- Obat-obatan jenis stimulan seperti phentermine (Adipex-P) dapat menyebabkan insomnia, peningkatan tekanan darah, detak jantung cepat, kegelisahan, ketergantungan obat, penyalahgunaan, dan gejala penarikan diri. 

- Obat-obatan yang mengganggu penyerapan lemak, seperti orlistat (Alli), dapat menyebabkan bercak berminyak, gas, dan tinja lunak.
 
- Pil diet yang memengaruhi neurotransmiter di otak, seperti bupropion dan naltrexone (Contrave) dapat dikaitkan dengan sakit kepala, mulut kering, dan pusing, serta efek samping lambung seperti mual, muntah, dan sembelit.

- Setmelanotida (melalui suntikan) dapat menyebabkan efek samping seperti, kulit bengkak atau teriritasi di tempat masuknya jarum, bercak kulit yang lebih gelap, mual, diare, sakit perut, depresi, serta pikiran untuk bunuh diri. 

- Semaglutida yang juga digunakan untuk membantu mengendalikan diabetes tipe 2. Kamu menganggapnya sebagai suntikan mingguan untuk mengatasi obesitas. Ini dapat menyebabkan efek samping seperti: mual dan muntah, diare, sakit perut, sakit kepala, dan kelelahan.

Pastikan untuk berbicara dengan dokter untuk mendapatkan nasihat yang baik sebelum memulai program penurunan berat badan apa pun. Dan pahami bahwa ini memerlukan waktu yang disiplin untuk mendapatkan hasil permanen. 

Jika kamu berhenti minum obat penurun berat badan, lanjutkan program diet dan olahraga, sesuai anjuran dokter. Ingat, untuk selalu berhati-hati dengan obat-obatan yang kamu konsumsi ya!  

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH