FITNESS & HEALTH

Kecil tapi Menyebalkan, Inilah 5 Jenis Gigitan Serangga dan Cara Mengobatinya

Mia Vale
Selasa 19 Desember 2023 / 21:39
Jakarta: Jika kamu menghabiskan waktu di luar ruangan, makhluk kecil namun menyebalkan ini sedikit banyak mungkin bisa jadi akan menggigit. Yang lebih mengesalkan lagi, sering kali, yang dapatkan dapatkan hanyalah benjolan merah kecil disertai rasa gatal dan mungkin bengkak.

Memang, gigitan tersebut dapat dengan mudah diobati dengan krim antigatal dan antihistamin yang dijual bebas (OTC).

Namun, terkadang gigitan serangga bisa menimbulkan reaksi alergi yang berbahaya. Gejala reaksi alergi mungkin termasuk kesulitan bernapas, gatal-gatal, dan pembengkakan pada wajah, bibir, atau lidah. Jika itu terjadi, segera temui dokter di sekitar rumahmu.

Lantas, bagaimana cara mengatasi gigitan serangga yang umumnya sering kita temui, baik di dalam ataupun di luar rumah.
 

1. Gigitan semut


Dari berbagai jenis semut, gigitan semut api mungkin yang paling sakit. Semut api menggigit dan bergelantungan di kulit saat mereka menyengat, memutar, dan menyengat lagi.

“Semut sangat agresif, mereka menggigit dan menyengat dalam bentuk lingkaran kecil. Jadi, ini merupakan pukulan ganda,” papar Rosmarie Kelly, Ph.D., MPH, ahli entomologi dan epidemiologi di Departemen Kesehatan Masyarakat Georgia, mengatakan kepada Health. 

Setelah  berhasil mengusir semut, cuci area gigitan dengan sabun dan air. Bisa juga mengompres dingin dan minum obat pereda nyeri yang dijual bebas.

Jika tidak alergi terhadap semut, kamu akan mengembangkan bintil steril akibat sengatannya. Sebaliknya, jika kamu memiliki alergi terhadap gigitan semut, kamu mungkin mengalami kesulitan bernapas atau pembengkakan pada wajah dan bibir.


(Gigitan kutu busuk secara umum yaitu merah dan bengkak, sering kali dengan bintik merah yang lebih gelap di tengah setiap gigitan. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
 

2. Gigitan kutu busuk


Ini merupakan serangga licik yang bersembunyi di kursi, sofa, tirai, dan tentu saja, tempat tidur. Kutu busuk keluar dari persembunyiannya dan mencari makan setiap 5-10 hari. Namun, kutu busuk bisa bertahan tanpa makanan selama lebih dari setahun.  

Kutu busuk tidak membawa penyakit, tapi pastinya bisa menyebabkan reaksi buruk. Beberapa orang tidak bereaksi sama sekali terhadap gigitan kutu busuk. Jika kamu mengalami bekas gigitan, biasanya muncul di wajah, leher, dan tangan. 

Tanda gigitan biasanya tidak muncul selama berhari-hari atau bahkan dua minggu setelahnya. Namun, jika memiliki reaksi alergi yang jarang terjadi, segera dapatkan bantuan medis darurat.
 

3. Gigitan tungau


Menggosok tanaman yang terserang memungkinkan tungau menempel pada pakaian dan mencapai kulit, tempat mereka mulai makan. Tungau menggali ke dalam lapisan atas kulit, mengeluarkan air liur yang memecah sel-sel kulit, lalu menyedot sel-sel kulit yang terlarut. 

Gigitannya biasanya tidak sakit. Namun, gigitannya bisa terasa gatal, dimulai dalam beberapa jam dan memburuk dalam beberapa hari berikutnya. Rasa gatal akan mereda dalam beberapa hari, dan benjolan merah akan hilang dalam satu hingga dua minggu. 

Gosok area tersebut dengan sabun dan air untuk menghilangkan sisa tungau. Kemudian, cobalah losion kalamin atau krim antigatal. Seperti halnya gigitan lainnya, usahakan untuk tidak menggaruk karena benjolan tersebut dapat menyebabkan infeksi.
 

4. Gigitan kutu


Selain kucing atau anjing, manusia juga bisa terkena kutu. Gigitan kutu biasanya muncul di area kulit tempat kamu mengenakan pakaian ketat, seperti kaki, pinggang, pantat, dan perut bagian bawah. Kutu biasanya lebih merupakan gangguan daripada ancaman kesehatan. 

Namun, mereka dapat menularkan wabah dan tifus yang berpotensi mengancam jiwa. Misalnya, rasa gatal dapat menarik bakteri ke dalam kulit dan menyebabkan infeksi. Antihistamin oral atau krim hidrokortison, serupa dengan yang digunakan untuk mengobati gigitan lalat dan laba-laba, dapat membantu mengatasi rasa gatal dan reaksi alergi.
 

5. Gigitan nyamuk


Nyamuk terkenal sebagai penyebar penyakit. Nyamuk pemakan darah dan dapat menularkan berbagai virus, seperti demam berdarah, West Nile, dan malaria. Serangga apa pun yang memakan darah dapat menyebarkan penyakit. Sebagian besar nyamuk merupakan gangguan, dan ada pula yang lebih dari itu. 

Misalnya, seseorang dapat bereaksi secara signifikan terhadap gigitan nyamuk, seperti timbulnya gatal-gatal, demam ringan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Infeksi sekunder akibat gigitan nyamuk juga mungkin terjadi.

Tampak merah, terasa hangat saat disentuh, dan mungkin menyebar. Jika salah satu gejala ini muncul, periksakan ke dokter.

Kebanyakan gigitan serangga memang mengganggu tetapi tidak berbahaya. Kemungkinan besar kamu hanya membutuhkan krim antigatal dan antihistamin untuk mengatasi rasa gatal tersebut.

Namun perlu diingat bahwa beberapa gigitan dapat menyebabkan reaksi alergi. Jadi, waspadai gejala dan ketahui kapan harus mencari bantuan medis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH