FITNESS & HEALTH

Siasat Meningkatkan Minat Anak Mengonsumsi Sayur

Medcom
Jumat 30 September 2022 / 08:00
Jakarta: Membuat anak-anak untuk lebih lahap mengonsumi sayur kerap menjadi tantangan bagi setiap orangtua. Terlebih lagi, secara umum jumlah konsumsi sayur dan buah di Indonesia memang terbilang rendah.

Menurut Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Imran Agus Nurali, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sebanyak 95,5 persen orang Indonesia masih kurang mengonsumsi buah dan sayur dengan porsi cukup.

"Dari hasil Riskesdas tahun 2018 bahkan dari tiga tahun sebelumnya, masalah kita adalah yang makan sayur dan buah masih relatif rendah, di bawah 10 persen," kata Imran dalam keterangan tertulisnya.

Padahal, kata Imran, mengonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk mencapai gizi seimbang pada anak-anak. WHO sendiri menganjurkan anak balita dan anak usia sekolah untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 300-400 gram per hari.

"Ada banyak faktor yang membuat anak-anak tak gemar mengonsumsi sayuran. Salah satunya karena sayuran bukan menjadi makanan favorit yang punya rasa lezat. Berbanding terbalik dengan mie instan yang justru banyak digemari oleh anak-anak karena kelezatan rasanya. Padahal, mi instan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan anak bila dikonsumsi berlebih, seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2," paparnya.

Konsumsi sayuran sesuai dengan jumlah yang dianjurkan dapat melengkapi keseimbangan gizi dan mencegah berbagai kondisi buruk tersebut muncul. Melihat hal itu, Ladang Lima pun meluncurkan mie Sayur Gluten Free sebagai siasat membuat anak-anak mau mengonsumsi sayur.

"Kami ingin membantu seluruh orangtua di Indonesia untuk memenuhi gizi anak-anaknya dengan menghadirkan mie instan yang plant based. Demi dapat memenuhi kebutuhan harian sayur anak-anak, kami menghadirkan mie instan dengan kandungan sayur lima kali lipat lebih banyak dibandingkan mie sayur lainnya," kata Co-founder Ladang Lima Annisa Pratiwi.

Adapun bahan baku yang digunakan, di antaranya menggunakan kale dan beet sebagai sayuran yang kaya nutrisi, tidak menggunakan protein hewani, serta menggunakan tepung mocaf atau singkong sehingga ramah untuk pencernaan, dan tidak mengandung lemak trans.

"Produk ini sekaligus menjadi upaya bagi kami untuk meningkatkan jumlah konsumsi sayur bagi masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja untuk membangun generasi masa depan yang sehat dan bergizi," tutup Annisa.






 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)

MOST SEARCH