FITNESS & HEALTH
Bertambah Lagi, 5 Korban Meninggal karena Ebola di Guinea
Kumara Anggita
Selasa 16 Februari 2021 / 15:27
Jakarta: Kasus Ebola kembali lagi. Sebanyak lima orang telah meninggal dunia karena virus Ebola di Guinea menurut AFP. Informasi ini didapatkan dari badan kesehatan pada Senin lalu, ketika pemerintah dan kelompok bantuan mulai memberikan tanggapan mereka untuk mengatasi wabah tersebut.
Guinea mengumumkan wabah tersebut pada Sabtu dan yang pertama terjadi di Afrika Barat sejak epidemi 2013-2016 yang menyebabkan lebih dari 11.300 orang tewas di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.
Menurut laporan epidemiologi oleh badan kesehatan negara itu tertanggal 15 Februari, lima orang kini telah meninggal karena virus tersebut, meningkat dari jumlah empat korban tewas yang dilaporkan sebelumnya pada Senin.
Hanya satu dari korban yang dipastikan positif terkena Ebola, dengan empat lainnya terdaftar sebagai 'kasus yang mungkin terjadi'. Menurut badan kesehatan, dua orang lainnya dinyatakan positif sementara 10 lainnya menunjukkan gejala.
Korban pertama yang dikonfirmasi adalah seorang perawat berusia 51 tahun yang meninggal pada akhir Januari. Dia berasal dari Nzerekore dekat kota Gouecke.
Dua saudara laki-laki perawat yang menghadiri pemakamannya pada 1 Februari juga meninggal, kata seorang pejabat kesehatan yang tidak mau disebutkan namanya. Masih belum jelas siapa korban lainnya atau apakah mereka menghadiri pemakaman perawat tersebut.
Kantor PBB Guinea menuliskan di Twitter bahwa penerbangan pertama yang membawa para ahli dan peralatan sanitasi tiba di Nzerekore pada Senin. Perdana Menteri Guinea, Ibrahima Kassory Fofana mengatakan Guinea telah membentuk struktur untuk menangani jenis epidemi tersebut.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Guinea Alfred George Ki-Zerbo, pada Senin, mengatakan bahwa vaksin Ebola bisa tiba di negara berpenduduk 13 juta itu dalam 72 jam.
"Prioritas kami adalah menyelesaikan penilaian risiko di lapangan dan menganalisis dimensi lintas batas," katanya, yang mengacu pada daerah dekat perbatasan Liberia tempat virus itu muncul kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Guinea mengumumkan wabah tersebut pada Sabtu dan yang pertama terjadi di Afrika Barat sejak epidemi 2013-2016 yang menyebabkan lebih dari 11.300 orang tewas di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.
Menurut laporan epidemiologi oleh badan kesehatan negara itu tertanggal 15 Februari, lima orang kini telah meninggal karena virus tersebut, meningkat dari jumlah empat korban tewas yang dilaporkan sebelumnya pada Senin.
Hanya satu dari korban yang dipastikan positif terkena Ebola, dengan empat lainnya terdaftar sebagai 'kasus yang mungkin terjadi'. Menurut badan kesehatan, dua orang lainnya dinyatakan positif sementara 10 lainnya menunjukkan gejala.
Korban pertama yang dikonfirmasi adalah seorang perawat berusia 51 tahun yang meninggal pada akhir Januari. Dia berasal dari Nzerekore dekat kota Gouecke.
Dua saudara laki-laki perawat yang menghadiri pemakamannya pada 1 Februari juga meninggal, kata seorang pejabat kesehatan yang tidak mau disebutkan namanya. Masih belum jelas siapa korban lainnya atau apakah mereka menghadiri pemakaman perawat tersebut.
Kantor PBB Guinea menuliskan di Twitter bahwa penerbangan pertama yang membawa para ahli dan peralatan sanitasi tiba di Nzerekore pada Senin. Perdana Menteri Guinea, Ibrahima Kassory Fofana mengatakan Guinea telah membentuk struktur untuk menangani jenis epidemi tersebut.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Guinea Alfred George Ki-Zerbo, pada Senin, mengatakan bahwa vaksin Ebola bisa tiba di negara berpenduduk 13 juta itu dalam 72 jam.
"Prioritas kami adalah menyelesaikan penilaian risiko di lapangan dan menganalisis dimensi lintas batas," katanya, yang mengacu pada daerah dekat perbatasan Liberia tempat virus itu muncul kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)