FITNESS & HEALTH

Seorang Pria Meninggal Setelah Tertular Flu Burung H5N2, Simak Bedanya dengan H5N1

Mia Vale
Selasa 11 Juni 2024 / 21:14
Jakarta: Beberapa hari yang lalu, strain baru flu burung, H5N2, baru saja diidentifikasi di Mexico City, setelah kematian seorang pria berusia 59 tahun. Hanya saja, jenis virus ini berbeda dengan flu burung H5N1 yang telah menginfeksi tiga pekerja peternakan sapi perah di AS, belum pernah terlihat pada manusia sebelumnya. 

Namun, yang menjadi kekhawatiran, pria tersebut hanya terbaring di tempat tidur di rumah dan tidak pernah terpapar burung atau hewan. Memang, pria tersebut menderita diabetes dan gagal ginjal kronis, di mana keduanya membuat orang lebih rentan terhadap infeksi. Pada 17 April, pria tersebut jatuh sakit karena demam, sesak napas, dan diare, lalu akhirnya meninggal pada tanggal 24 April. 

Hingga saat ini, tidak ada kontaknya yang dinyatakan positif mengidap flu A. Namun, El Universal melaporkan bahwa 12 kontak (7 bergejala dan 5 tanpa gejala) diidentifikasi di dekat tempat tinggal pasien dan serologinya masih tertunda. Dan H5N2 diketahui beredar pada burung di wilayah tersebut.

Sebenarnya, infeksi flu burung pada manusia menyebabkan berbagai gejala, seperti gangguan pernapasan ringan, berat, hingga berakibat fatal. Infeksi ini juga menimbulkan mata merah, gangguan pencernaan, dan peradangan jaringan otak.

Dan, diagnosis flu burung H5N2 membutuhkan tes laboratorium dengan menggunakan metode molekuler. Misalnya, RT-PCR atau dikenal dengan sebutan Swab PCR.
 

Tipe flu burung


Membingungkan jika harus menyebutkan semua nama jenis flu secara tepat, seperti H5N1, H5N2, flu burung, flu babi, flu A, flu B, dan banyak lagi. Virus flu burung sendiri memiliki banyak tipe, dan  yang paling berbahaya adalah tipe H5N1 karena bisa menyerang manusia. 

Seperti yang telah dilansir dari United States Geological Survey (USGS), tipe flu burung terbagi menjadi tiga berdasarkan protein pada pemukaan virusnya. Berikut pembagiannya:
 
  • - Hemagglutinin (HA): memiliki 16 subtipe (H1 sampai H16) 
  • - Neuraminidase (NA): memiliki 9 subtipe (N1 sampai N9) 
  • - Kombinasi HA dan NA: contohnya H5N1, H5N2, H7N2 

Dari tiga jenis utama flu, A, B dan C, kita mengalami wabah influenza A setiap tahun, dan ini merupakan wabah yang paling serius. Seperti yang dinukil dari laman Forbes, influenza A H1N1 menyebabkan wabah mematikan pada tahun 1918. Flu B biasanya tidak terlalu parah dan menyebabkan infeksi setiap beberapa tahun. Flu C tidak menyebabkan epidemi.

Sayangnya, terkadang, strain tersebut bermutasi dan menukar materi genetik sehingga membuatnya lebih infektif. Hal ini terjadi ketika H1N1 dan H2N2 bergabung dan bermutasi pada burung, sehingga menimbulkan “flu burung” yang kini dapat menulari manusia. Hal ini mengakibatkan pandemi influenza pada tahun 1957 di Asia yang disebabkan oleh H2N2, suatu strain baru (baru bagi manusia).


(H5N2 adalah subtipe dari spesies Influenzavirus A. Subtipe ini menginfeksi berbagai jenis burung, termasuk ayam, bebek, kalkun, elang, dan burung unta. Foto: Dok. Informations Beautiful)
 

Tipe H5N1


Sebenarnya virus flu burung jarang sekali menginfeksi manusia. Tapi memang, beberapa tipe flu burung yang bisa menyerang manusia. Flu burung yang paling berbahaya adalah tipe H5N1 dan H7N9 karena bisa menyerang manusia. Kedua tipe ini yang mendominasi kasus flu burung pada manusia. 

Dan kekhawatiran terbesar dalam beberapa bulan terakhir adalah HPAI H5N1. Ilustrasi terbaik tentang hubungan antara jenis flu yang berbeda pada manusia dan hewan adalah yang dibuat oleh David McCandless.

H5N1 adalah jenis virus yang memusnahkan beberapa kawanan unggas dan peternakan sapi perah di Amerika Serikat. Namun, tidak satupun dari penyakit tersebut yang menular dari manusia ke manusia. Tapi justru penyakit ini malah menular dari ternak ke manusia, kata pihak berwenang.

Virus ini telah menyebar dan menyebabkan penyakit pada beberapa orang, namun belum diketahui sejauh mana penyakit ini, karena pengujian yang dilakukan hanya terbatas dan tidak memadai. Spesialis influenza Andy Pekosz, Ph.D. menggemakan hal ini, dengan mengatakan, “Saat ini, harus ada pengujian ekstensif, mungkin setiap minggu terhadap semua pekerja peternakan sapi perah ditambah dengan peningkatan ketersediaan dan pelatihan pekerja untuk menggunakan alat pelindung diri.”

Untuk saat ini, tindakan pencegahan keselamatan terbaik adalah dengan memakai masker dan kacamata jika berada di sekitar sapi yang sedang diperah dan menghindari produk susu mentah. 

Strain ini juga menyebabkan kematian puluhan juta unggas, burung liar, mamalia darat dan laut juga terinfeksi. Kasus pada manusia yang tercatat di Eropa dan Amerika Serikat sejak virus ini melonjak sebagian besar bersifat ringan.
 

Lebih mungkin menular ke manusia


Berkaitan dengan pasien di Meksiko ini, konsensus di antara para ahli adalah kasus ini kemungkinan merupakan kasus “limpahan” yang terisolasi, dan risiko terhadap masyarakat umum sangat rendah. Namun, terdapat kekhawatiran yang semakin besar bahwa virus ini atau virus H5N1 di AS akan bermutasi dan menjadi lebih menular. Dan virus H5 dilaporkan lebih mungkin menginfeksi manusia dibandingkan jenis virus lainnya.

Selain itu, virus H5N1 semakin banyak ditemukan pada berbagai hewan liar. Yang terbaru adalah kucing dan tikus. Rick Bright, ahli virologi, pakar pandemi dan mantan kepala Otoritas Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan AS, mengatakan, “Hal ini membawa virus lebih dekat ke rumah manusia. Hal ini meningkatkan risiko paparan langsung dan infeksi.” 

Tentunya akan mempersulit upaya pengendalian karena tikus dapat dengan cepat menyebarkan infeksi. Hewan pengerat terkenal sebagai penyebab epidemi, mulai dari Kematian Hitam (wabah pes), demam Lassa di Afrika, hingga Hantavirus di AS Barat Daya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH