FITNESS & HEALTH
Diet Ekstrem: Remaja di India Kehilangan Nyawa Akibat Puasa Air ala Daring
Mia Vale
Senin 17 Maret 2025 / 07:00
Jakarta: Bagi sebagian remaja, utamanya perempuan, ukuran berat badan adalah satu hal penting dalam menunjang penampilan. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan berat badan ideal, termasuk melakukan diet, salah satunya.
Cara ini baik, bila dilakukan dengan cara yang benar. Namun, akan berakibat fatal bila dilakukan tanpa anjuran dokter gizi atau dilakukan secara ekstrem.
Ya, cara diet ekstrem ini telah merenggut nyawa seorang gadis berusia 18 tahun asal Thalassery, Kerala, India. Sreenanda meninggal setelah melakukan water diet atau diet air dalam waktu lama. Hal ini dilakukan atas saran daring (dalam jaringan) tentang penurunan berat badan.
Citra tubuh bisa memengaruhi rasa percaya diri seorang remaja. Dan kadang, mereka mengikuti aturan diet yang didapat dari "dunia online" secara membabi buta dan tidak bertanggung jawab.
Diketahui, Sreenanda, tidak mengonsumsi makanan yang layak selama hampir enam bulan dan bertahan hidup dengan air panas untuk menurunkan berat badan. Dirinya sempat dirawat di ICU Rumah Sakit Thalassery Co-operative, 12 hari sebelum kematiannya.
"Gadis itu hanya memiliki berat 24 kg. Dirinya menderita kadar gula darah, natrium, dan tekanan darah yang sangat rendah. Tubuhnya menjadi terlalu lemah untuk merespons pengobatan, bahkan dengan dukungan ventilator," ujar Dr Nagesh Manohar Prabhu dari RS Thalassery Co-operative dikutip dari Indian Express.
Belum lagi melihat penampilan tubuh yang bagi mereka ideal. Body goal inilah yang membuat remaja masa kini semakin tidak puas dengan penampilan mereka dan terpaksa melakukan diet ekstrem serta rutinitas olahraga sendiri.
Mereka lupa bahwa mereka masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, di mana gizi seimbang merupakan salah satu pilar utama pada tahap ini. Remaja menganggap asupan makanan adalah satu-satunya hal yang dapat mereka kendalikan untuk berat badan mereka.
"Gadis Kerala itu jelas mengalami ketidakseimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan serangan jantung mendadak dan kerusakan organ," jelas Mukta Vasishta, konsultan ahli gizi, Rumah Sakit Sir Ganga Ram City, Delhi.
Sreenanda mungkin tidak mengerti bahwa diet ekstrem yang dilakukannya telah menyebabkan anoreksia parah, yang berarti dia memuntahkan sedikit makanan yang dimakannya atau yang diberikan kepadanya.

(Water diet adalah diet ala daring dengan cara minum air tanpa mengonsumsi makanan apa pun. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Dengan begitu, dia mendapatkan kembali kesehatannya. Padahal faktanya, tidak ada literatur ilmiah yang memiliki bukti bahwa rutinitas ini, dapat mempercepat penurunan berat badan.
Pada kasus Sreenanda, laporan menunjukkan bahwa diet ekstrem yang dijalani gadis ini terinspirasi dari video YouTube, tanpa pengawasan medis. Fenomena ini tentunya menyoroti bahaya tren diet ekstrem yang tersebar luas di media sosial tanpa edukasi yang tepat.
Bahkan, kurangnya bukti ilmiah tidak menghentikan puasa air menjadi tren pengobatan alternatif dan karena merupakan rutinitas yang mudah diikuti, banyak orang yang melakukannya daripada mencoba olahraga, diet, dan perbaikan gaya hidup.
Bila kamu minum terlalu banyak air, tekanan darah dapat turun secara tiba-tiba. Akibatnya, dapat mengalami keracunan air atau hiponatremia ketika air dan garam yang hilang melalui keringat digantikan oleh air putih, bukan mineral yang berasal dari makanan. Fungsi otak pun juga akan terpengaruh dan organ-organ mulai tidak berfungsi.

(Ingat, pola makan yang sangat dibatasi kalorinya dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan sindrom makan ulang. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Akibatnya, perut serta kerongkongannya mengecil, dan tubuhnya tidak lagi mampu menerima makanan. Lantas apa yang perlu dilakukan?
Pertama, memulihkan pola makan dengan arahan medis. Pola makan yang sangat dibatasi kalorinya dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan sindrom makan ulang.
Bahkan, makanan biasa pun terasa seperti kelebihan kalori dan dapat terjadi perubahan metabolisme yang cepat yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan seperti diare, muntah, dan kerusakan organ.
Hal ini terjadi karena tubuh ingin kembali ke metabolisme yang terkait dengan asupan makanan, tetapi tidak ada cukup zat gizi mikro untuk melakukannya. Jadi, kita harus memperkenalkan kembali makanan kepada pasien secara perlahan, dimulai dengan jumlah kalori yang lebih sedikit, kemudian naik hingga 800 kalori dan meningkat secara bertahap.
Dunia remaja memang rawan terhadap masalah berat badan. Berbagai cara dilakukan untuk mencapai body goal yang diinginkan. Sebagai orang tua, kita harus waspada dan membicarakan masalah citra sosial mereka serta memilih rencana kesehatan holistik yang sesuai untuk mereka. Jangan sampai keinginan mencapai berat badan ideal, tapi justru malah kehilangan nyawa!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Cara ini baik, bila dilakukan dengan cara yang benar. Namun, akan berakibat fatal bila dilakukan tanpa anjuran dokter gizi atau dilakukan secara ekstrem.
Ya, cara diet ekstrem ini telah merenggut nyawa seorang gadis berusia 18 tahun asal Thalassery, Kerala, India. Sreenanda meninggal setelah melakukan water diet atau diet air dalam waktu lama. Hal ini dilakukan atas saran daring (dalam jaringan) tentang penurunan berat badan.
Citra tubuh bisa memengaruhi rasa percaya diri seorang remaja. Dan kadang, mereka mengikuti aturan diet yang didapat dari "dunia online" secara membabi buta dan tidak bertanggung jawab.
Diketahui, Sreenanda, tidak mengonsumsi makanan yang layak selama hampir enam bulan dan bertahan hidup dengan air panas untuk menurunkan berat badan. Dirinya sempat dirawat di ICU Rumah Sakit Thalassery Co-operative, 12 hari sebelum kematiannya.
"Gadis itu hanya memiliki berat 24 kg. Dirinya menderita kadar gula darah, natrium, dan tekanan darah yang sangat rendah. Tubuhnya menjadi terlalu lemah untuk merespons pengobatan, bahkan dengan dukungan ventilator," ujar Dr Nagesh Manohar Prabhu dari RS Thalassery Co-operative dikutip dari Indian Express.
Tidak puas dengan diri sendiri
Dengan semakin majunya teknologi, para remaja mudah untuk melihat beragam tayangan dari dunia maya. Mulai dari film sampai penampilan para perempuan lain di luar sana.Belum lagi melihat penampilan tubuh yang bagi mereka ideal. Body goal inilah yang membuat remaja masa kini semakin tidak puas dengan penampilan mereka dan terpaksa melakukan diet ekstrem serta rutinitas olahraga sendiri.
Mereka lupa bahwa mereka masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, di mana gizi seimbang merupakan salah satu pilar utama pada tahap ini. Remaja menganggap asupan makanan adalah satu-satunya hal yang dapat mereka kendalikan untuk berat badan mereka.
"Gadis Kerala itu jelas mengalami ketidakseimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan serangan jantung mendadak dan kerusakan organ," jelas Mukta Vasishta, konsultan ahli gizi, Rumah Sakit Sir Ganga Ram City, Delhi.
Sreenanda mungkin tidak mengerti bahwa diet ekstrem yang dilakukannya telah menyebabkan anoreksia parah, yang berarti dia memuntahkan sedikit makanan yang dimakannya atau yang diberikan kepadanya.

(Water diet adalah diet ala daring dengan cara minum air tanpa mengonsumsi makanan apa pun. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Apa itu water diet?
Water diet atau puasa air merupakan mitos daring yang menganjurkan mengonsumsi air tanpa makanan apa pun. Penggunanya menganggap ini membantu autofagi, saat sel mendaur ulang dan memperbarui diri.Dengan begitu, dia mendapatkan kembali kesehatannya. Padahal faktanya, tidak ada literatur ilmiah yang memiliki bukti bahwa rutinitas ini, dapat mempercepat penurunan berat badan.
Pada kasus Sreenanda, laporan menunjukkan bahwa diet ekstrem yang dijalani gadis ini terinspirasi dari video YouTube, tanpa pengawasan medis. Fenomena ini tentunya menyoroti bahaya tren diet ekstrem yang tersebar luas di media sosial tanpa edukasi yang tepat.
Bahkan, kurangnya bukti ilmiah tidak menghentikan puasa air menjadi tren pengobatan alternatif dan karena merupakan rutinitas yang mudah diikuti, banyak orang yang melakukannya daripada mencoba olahraga, diet, dan perbaikan gaya hidup.
Konsekuensi yang didapat
Saat melakukan water diet tentu ada kekurangan nutrisi makro dan mikro yang signifikan. Kamu mungkin kekurangan elektrolit seperti natrium dan kalium, yang dapat mengganggu sinyal saraf untuk fungsi tubuh yang penting. Hal ini dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur, kelemahan otot, kebingungan, kejang, dan serangan jantung.Bila kamu minum terlalu banyak air, tekanan darah dapat turun secara tiba-tiba. Akibatnya, dapat mengalami keracunan air atau hiponatremia ketika air dan garam yang hilang melalui keringat digantikan oleh air putih, bukan mineral yang berasal dari makanan. Fungsi otak pun juga akan terpengaruh dan organ-organ mulai tidak berfungsi.

(Ingat, pola makan yang sangat dibatasi kalorinya dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan sindrom makan ulang. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Cara menangani remaja dengan anoreksia
Menjalani diet ekstrem bisa mengakibatkan anoreksia. Seperti kasus ini, pihak keluarga pun tidak menyadari tingkat keparahan kondisi anaknya. Dia sering menyembunyikan makanan yang diberikan orang tuanya dan bertahan hidup hanya dengan air panas.Akibatnya, perut serta kerongkongannya mengecil, dan tubuhnya tidak lagi mampu menerima makanan. Lantas apa yang perlu dilakukan?
Pertama, memulihkan pola makan dengan arahan medis. Pola makan yang sangat dibatasi kalorinya dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan sindrom makan ulang.
Bahkan, makanan biasa pun terasa seperti kelebihan kalori dan dapat terjadi perubahan metabolisme yang cepat yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan seperti diare, muntah, dan kerusakan organ.
Hal ini terjadi karena tubuh ingin kembali ke metabolisme yang terkait dengan asupan makanan, tetapi tidak ada cukup zat gizi mikro untuk melakukannya. Jadi, kita harus memperkenalkan kembali makanan kepada pasien secara perlahan, dimulai dengan jumlah kalori yang lebih sedikit, kemudian naik hingga 800 kalori dan meningkat secara bertahap.
Dunia remaja memang rawan terhadap masalah berat badan. Berbagai cara dilakukan untuk mencapai body goal yang diinginkan. Sebagai orang tua, kita harus waspada dan membicarakan masalah citra sosial mereka serta memilih rencana kesehatan holistik yang sesuai untuk mereka. Jangan sampai keinginan mencapai berat badan ideal, tapi justru malah kehilangan nyawa!
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)