FITNESS & HEALTH
Seakan Kembali ke Masa Covid-19, Polusi Udara Membuatmu Membatasi Keluar Rumah
A. Firdaus
Kamis 31 Agustus 2023 / 07:54
Jakarta: Pada masa polusi udara yang buruk sekarang ini, penting bagi kamu untuk bisa membatasi diri beraktivitas keluar rumah. Sebab, hal itu bisa memengaruhi dampak kesehatan pada tubuh.
Menurut Pakar paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr dr Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), durasi paparan polusi udara dapat memengaruhi pada kesehatan tubuh manusia. Ini mengingatkan kita pada masa pandemi covid-19 yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Kalau terpaksa harus keluar rumah walau monitoring menunjukkan merah atau ungu, sebentar saja karena durasi paparan memengaruhi dampak yang terjadi," ujar Dr. Erlina dalam webinar media: Sadari, Siaga, Solusi Terhadap Mutasi Virus Pada Masa Endemi Covid-19.
Dr. Erlina mengatakan kamu perlu membiasakan diri selalu memantau kualitas udara sebelum memutuskan untuk keluar rumah. Kemudian berbicara upaya melindungi diri dari dampak polusi yang bisa mengenai berbagai organ tubuh termasuk paru dan jantung, dia menyarankan masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), juga mengenakan masker agar polutan tidak terhirup.
"Apalagi kalau kita tahu dari data yang cukup tinggi PM 2.5 yang ukurannya sangat kecil mungkin dianjurkan pakai masker respirator atau N95," ujar Dr. Erlina.
Kemudian, menurut Dr. Erlina, dengan memakai masker maka diharapkan kamu bisa mencegah dampak buruk polusi sekaligus Covid-19 yang kini sudah menjadi endemi.
"Alhamdulillah COVID-19 terkendali tetapi tetaplah PHBS, dengan adanya polusi udara kita kembali lagi pakai masker kan sudah terbiasa tiga tahun pakai masker. Sekarang orang senang pakai masker, kelihatan lebih muda," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof drh Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., PhD, berbicara tentang masker yang bisa masyarakat pakai. Menurutnya sama saja dengan saat pandemi Covid-19.
Intinya, masker yang biasa kamu gunakan dalam menyaring virus SARS-CoV-2, fungsinya punya daya saring yang lebih kecil dari polutan atau partikel pencemaran udara sehingga bisa juga digunakan saat polusi terjadi.
"Pakai masker saja dan kalau di rumah pastikan debu dan lainnya tidak boleh ada supaya kita selalu terjaga sehat di mana kita berada," tutur dia.
Prof. Wiku menambahkan, berbicara dampak, berbeda dengan Covid-19 yang efeknya bisa cepat sekali, sehingga menyebabkan seseorang sakit, dampak pencemaran udara relatif lebih lama karena polutan perlu masuk ke sirkulasi darah dulu dalam jumlah banyak atau dengan kata lain efeknya jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut Pakar paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dr dr Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), durasi paparan polusi udara dapat memengaruhi pada kesehatan tubuh manusia. Ini mengingatkan kita pada masa pandemi covid-19 yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Kalau terpaksa harus keluar rumah walau monitoring menunjukkan merah atau ungu, sebentar saja karena durasi paparan memengaruhi dampak yang terjadi," ujar Dr. Erlina dalam webinar media: Sadari, Siaga, Solusi Terhadap Mutasi Virus Pada Masa Endemi Covid-19.
Dr. Erlina mengatakan kamu perlu membiasakan diri selalu memantau kualitas udara sebelum memutuskan untuk keluar rumah. Kemudian berbicara upaya melindungi diri dari dampak polusi yang bisa mengenai berbagai organ tubuh termasuk paru dan jantung, dia menyarankan masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), juga mengenakan masker agar polutan tidak terhirup.
"Apalagi kalau kita tahu dari data yang cukup tinggi PM 2.5 yang ukurannya sangat kecil mungkin dianjurkan pakai masker respirator atau N95," ujar Dr. Erlina.
Kemudian, menurut Dr. Erlina, dengan memakai masker maka diharapkan kamu bisa mencegah dampak buruk polusi sekaligus Covid-19 yang kini sudah menjadi endemi.
"Alhamdulillah COVID-19 terkendali tetapi tetaplah PHBS, dengan adanya polusi udara kita kembali lagi pakai masker kan sudah terbiasa tiga tahun pakai masker. Sekarang orang senang pakai masker, kelihatan lebih muda," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof drh Wiku Bakti Bawono Adisasmito, M.Sc., PhD, berbicara tentang masker yang bisa masyarakat pakai. Menurutnya sama saja dengan saat pandemi Covid-19.
Intinya, masker yang biasa kamu gunakan dalam menyaring virus SARS-CoV-2, fungsinya punya daya saring yang lebih kecil dari polutan atau partikel pencemaran udara sehingga bisa juga digunakan saat polusi terjadi.
"Pakai masker saja dan kalau di rumah pastikan debu dan lainnya tidak boleh ada supaya kita selalu terjaga sehat di mana kita berada," tutur dia.
Prof. Wiku menambahkan, berbicara dampak, berbeda dengan Covid-19 yang efeknya bisa cepat sekali, sehingga menyebabkan seseorang sakit, dampak pencemaran udara relatif lebih lama karena polutan perlu masuk ke sirkulasi darah dulu dalam jumlah banyak atau dengan kata lain efeknya jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)