FITNESS & HEALTH

Mau Beralih ke Vegan Diet? Perhatikan dengan 5 Efek Samping Ini, Ya!

Aulia Putriningtias
Selasa 20 Februari 2024 / 10:10
Jakarta: Setiap jenis pola makan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, termasuk pola makan vegan. Jika kamu beralih kepada vegan diet, perlu tahu beberapa efek samping yang bisa kamu dapati.

Pola makan vegan adalah pola makan nabati yang mengecualikan semua produk hewani, termasuk daging, unggas, ikan, susu, telur, dan madu. Sebaliknya, mereka berfokus pada konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, polong-polongan, kacang-kacangan, dan alternatif nabati.

Pola makan vegan menjadi sangat populer, hingga orang-orang rela meninggalkan daging dan produk susu. Mengikuti pola makan vegan diketahui dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, termasuk penurunan berat badan.

Namun, seperti pola makan lainnya, pola makan vegan juga memiliki pro dan kontra. Pola makan vegan mungkin kekurangan nutrisi penting tertentu, seperti vitamin B12, zat besi, kalsium, dan asam lemak omega-3, yang ditemukan dalam produk hewani.

Baca juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Diet Vegan

Pasokan nutrisi yang tidak mencukupi dalam tubuh dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, kelelahan, dan gangguan fungsi kekebalan tubuh. Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk mengubah pola makan, ketahuilah efek samping dari pola makan vegan ini.

Ahli Gizi Dr. Rohini Patil dalam Healthshots pun menuturkan bahwa pola makan vegan ini memang memili banyak manfaat kesehataan. Namun, perlu diperhatikan pula efek sampingnya. Ia pun berbagi lima efek samping dari pola makan vegan, yakni:
 

1. Kurang nutrisi


Ketika memilih pola makan vegan, nutrisi dari produk hewani pun pastinya berkurang. Oleh karena itu, risiko kekurangan nutrisi meningkat, yang dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, sembelit, dan bahkan penurunan berat badan yang tidak terduga.
 

2. Risiko kekurangan protein


Protein adalah makronutrien penting yang memainkan peran penting dalam membangun dan memperbaiki jaringan, mendukung fungsi kekebalan tubuh, dan menjaga massa otot. Ada perbedaan dari protein nabati dan juga hewani.

Meskipun mungkin mendapatkan protein dari sumber nabati seperti kacang-kacangan, lentil, tahu, dan quinoa, protein tersebut mengandung banyak antinutrien seperti fitat dan lektin yang dapat meningkatkan permeabilitas usus dan menyebabkan usus bocor. Sebaliknya, sumber protein hewani tidak memiliki antinutrien.
 

3. Peningkatan risiko gangguan makan


Meskipun menerapkan pola makan vegan bisa menjadi pilihan yang sehat jika dilakukan dengan benar, hal ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan makan. Contohnya seperti orthorexia nervosa atau vegan orthorexia.

Orthorexia nervosa ditandai dengan obsesi yang tidak sehat dengan hanya mengonsumsi makanan yang dianggap murni atau bersih. Sedangkan, ortoreksia vegan secara khusus berfokus pada membatasi pola makan seseorang pada makanan nabati.
 

4. Masalah pencernaan


Peralihan tiba-tiba ke pola makan vegan terkadang dapat menyebabkan masalah pencernaan, seperti kembung, gas, dan sindrom iritasi usus besar (IBS). Meskipun serat penting untuk kesehatan pencernaan, konsumsi berlebihan secara tiba-tiba dapat menyebabkan ketidaknyamanan perut.
 

5. Berat badan bisa naik


Pola makan vegan dapat mencakup berbagai macam makanan olahan, seperti keju vegan, camilan manis, dan biji-bijian olahan, yang mungkin tinggi kalori, gula, dan lemak tidak sehat. Konsumsi berlebihan makanan ini dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH