FITNESS & HEALTH
Maknai Hari Osteoporosis Sedunia dengan Mengetahui Cara Pencegahannya
Medcom
Kamis 20 Oktober 2022 / 14:57
Jakarta: Hari Osteoporosis Sedunia diperingati setiap tanggal 20 Oktober. Pada kesempatan ini, Kementerian Kesehatan mengadakan bincang virtual bersama dr. Oryza Satria SpOT(K) dari RSUP Fatmawati dalam berbagi ilmu tentang osteoporosis.
Pada peringatan ini, dr. Satria mengajak untuk memaknai Hari Osteoporosis Sedunia dengan mengetahui cara pencegahan dari pengeroposan tulang ini kepada seluruh masyarakat tanpa memandang umur.
“Kita memaknai hari osteoporosis adalah dengan cara pencegahan karena hal yang penting dari osteoporosis sekali lagi adalah pencegahan,” kata dr. Satria, Rabu, 19 Oktober 2022 pada YouTube resmi Kemenkes RI.
Dr. Satria menegaskan bahwa pencegahan penting untuk dilakukan bukan sebagai pengobatan, namun untuk tetap mengingat bahwa masalah penyakit ini seringkali ditemukan tidak ada yang mengetahui gejala awalnya.
Tidak sedikit orang-orang mengetahui bahwa mereka terkena osteoporosis saat mengalami patah tulang atau memeriksa kondisi kesehatan tulangnya. Hal ini yang ingin diimbau oleh dr. Satria untuk tetap selalu melakukan pencegahan.
Dr. Satria memaparkan bahwa untuk melakukan pencegahan, akan lebih mudah jika sudah membiasakan diri sejak anak-anak atau kecil. Namun, ia juga memaparkan bahwa pencegahan osteoporosis harus dilakukan di segala usia, baik anak-anak, dewasa, hingga usia lanjut sekali pun.
“Pencegahan osteoporosis untuk lebih mudahnya saya bagi dalam beberapa fase umur, yaitu anak-anak, dewasa muda dan dewasa, dan pada saat sudah lanjut usia terutama yang sudah terdeteksi osteopenia,” katanya.
Pada usia anak-anak, bisa dilakukan dengan mencapai potensi maksimal massa tulang dengan menanamkan motivasi untuk membiasakan diri berolahraga dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.
Usia remaja dan dewasa, dr. Satria menjelaskan bahwa penting untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang tidak hanya kalsium, namun juga yang mengandung protein, mineral, serta vitamin D. Kebutuhan semua ini pun harus baik dan tepat, tidak lebih maupun kurang.
Selain itu, usia dewasa dianjurkan untuk tetap menjaga berat badan ideal dan menghindari untuk mengonsumsi berlebihan rokok serta minuman yang mengandung alkohol. Aktivitas fisik dan olahraga juga diperlukan dan memiliki target yang teratur.
Tidak jauh berbeda dengan orang dewasa, usia lanjut juga membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan juga melakukan aktivitas fisik dan olahraga yang cukup. Olahraga yang dianjurkan pun ringan saja sesuai dengan kondisi tubuh.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Pada peringatan ini, dr. Satria mengajak untuk memaknai Hari Osteoporosis Sedunia dengan mengetahui cara pencegahan dari pengeroposan tulang ini kepada seluruh masyarakat tanpa memandang umur.
“Kita memaknai hari osteoporosis adalah dengan cara pencegahan karena hal yang penting dari osteoporosis sekali lagi adalah pencegahan,” kata dr. Satria, Rabu, 19 Oktober 2022 pada YouTube resmi Kemenkes RI.
Dr. Satria menegaskan bahwa pencegahan penting untuk dilakukan bukan sebagai pengobatan, namun untuk tetap mengingat bahwa masalah penyakit ini seringkali ditemukan tidak ada yang mengetahui gejala awalnya.
Tidak sedikit orang-orang mengetahui bahwa mereka terkena osteoporosis saat mengalami patah tulang atau memeriksa kondisi kesehatan tulangnya. Hal ini yang ingin diimbau oleh dr. Satria untuk tetap selalu melakukan pencegahan.
Dr. Satria memaparkan bahwa untuk melakukan pencegahan, akan lebih mudah jika sudah membiasakan diri sejak anak-anak atau kecil. Namun, ia juga memaparkan bahwa pencegahan osteoporosis harus dilakukan di segala usia, baik anak-anak, dewasa, hingga usia lanjut sekali pun.
“Pencegahan osteoporosis untuk lebih mudahnya saya bagi dalam beberapa fase umur, yaitu anak-anak, dewasa muda dan dewasa, dan pada saat sudah lanjut usia terutama yang sudah terdeteksi osteopenia,” katanya.
Pada usia anak-anak, bisa dilakukan dengan mencapai potensi maksimal massa tulang dengan menanamkan motivasi untuk membiasakan diri berolahraga dan melakukan aktivitas fisik yang cukup.
Usia remaja dan dewasa, dr. Satria menjelaskan bahwa penting untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang tidak hanya kalsium, namun juga yang mengandung protein, mineral, serta vitamin D. Kebutuhan semua ini pun harus baik dan tepat, tidak lebih maupun kurang.
Selain itu, usia dewasa dianjurkan untuk tetap menjaga berat badan ideal dan menghindari untuk mengonsumsi berlebihan rokok serta minuman yang mengandung alkohol. Aktivitas fisik dan olahraga juga diperlukan dan memiliki target yang teratur.
Tidak jauh berbeda dengan orang dewasa, usia lanjut juga membiasakan diri untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan juga melakukan aktivitas fisik dan olahraga yang cukup. Olahraga yang dianjurkan pun ringan saja sesuai dengan kondisi tubuh.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)