FITNESS & HEALTH
Ketahui Faktor Internal dan Eksternal yang Sebabkan Lansia Rentan Osteoporosis
Medcom
Kamis 20 Oktober 2022 / 16:11
Jakarta: Bertepatan dengan Hari Osteoporosis Sedunia, Kementerian Kesehatan fokus pada kesehatan tulang para Lanjut Usia (Lansia). Kemenkes meminta golongan tersebut untuk mengetahui faktor internal dan eksternal dari adanya masalah osteoporosis.
Pada bincang virtual tentang Hari Osteoporosis Sedunia Rabu, 19 Oktober 2022, dr. Oryza Satria SpOT(K) menyarankan agar para Lansia bisa mencukupi pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dengan cara para Lansia harus mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, protein, mineral, dan vitamin D. Ditambah dengan tetap melakukan olahraga dan aktivitas fisik yang cukup.
Aktivitas fisik dan olahraga pun perlu diperhatikan juga sesuai dengan kondisi tubuh. Jangan melakukan aktivitas kompleks dan bisa membuat risiko fraktur atau patah tulang pada lansia terjadi.
“Hal khusus yang perlu diperhatikan pada lanjut usia adalah keseimbangan postur tubuh yang koordinasi dan kekuatan otot harus dijaga, karena ini berpengaruh terhadap risiko dari penyakit jantung dan akan menimbulkan fragility fracture atau patah tulang,” kata dr. Satria.
Faktor internal yang harus diketahui oleh lansia pada saat terkena osteoporosis adalah riwayat penyakit yang dimiliki. Jika memiliki riwayat seperti stroke, demensia, parkinson, dan lainnya, maka penyakit tersebut harus diobati.
Selain itu, faktor eksternal juga seperti lingkungan rumah dan kerja harus dimodifikasi sedemikian rupa, terutama bagi yang sudah terdeteksi mengalami osteoporosis. Dr. Satria mengimbau untuk membuat lantai yang rata agar tidak terjatuh.
“Kalau di lingkungan rumah jangan sampai ada lantai yang tidak rata, itu kalau misalkan sudah terjadi gangguan koordinasi gerakan maka akan mudah sekali tersandung dan akhirnya jatuh,” katanya.
Selain itu, lantai juga harus dalam keadaan kering. Karena kasus jatuh dari lantai yang licin seringkali didengar dan membuat tulang seseorang patah bahkan hingga fatal.
“Kemudian lantainya kalau bisa jangan licin, sandalnya juga jangan licin. Kalau di kamar mandi, kasih pegangan supaya bisa bangun, karena di kamar mandi itu risiko jatuhnya juga tinggi,” pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Pada bincang virtual tentang Hari Osteoporosis Sedunia Rabu, 19 Oktober 2022, dr. Oryza Satria SpOT(K) menyarankan agar para Lansia bisa mencukupi pemenuhan kebutuhan nutrisi. Dengan cara para Lansia harus mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, protein, mineral, dan vitamin D. Ditambah dengan tetap melakukan olahraga dan aktivitas fisik yang cukup.
Aktivitas fisik dan olahraga pun perlu diperhatikan juga sesuai dengan kondisi tubuh. Jangan melakukan aktivitas kompleks dan bisa membuat risiko fraktur atau patah tulang pada lansia terjadi.
“Hal khusus yang perlu diperhatikan pada lanjut usia adalah keseimbangan postur tubuh yang koordinasi dan kekuatan otot harus dijaga, karena ini berpengaruh terhadap risiko dari penyakit jantung dan akan menimbulkan fragility fracture atau patah tulang,” kata dr. Satria.
Faktor internal yang harus diketahui oleh lansia pada saat terkena osteoporosis adalah riwayat penyakit yang dimiliki. Jika memiliki riwayat seperti stroke, demensia, parkinson, dan lainnya, maka penyakit tersebut harus diobati.
Selain itu, faktor eksternal juga seperti lingkungan rumah dan kerja harus dimodifikasi sedemikian rupa, terutama bagi yang sudah terdeteksi mengalami osteoporosis. Dr. Satria mengimbau untuk membuat lantai yang rata agar tidak terjatuh.
“Kalau di lingkungan rumah jangan sampai ada lantai yang tidak rata, itu kalau misalkan sudah terjadi gangguan koordinasi gerakan maka akan mudah sekali tersandung dan akhirnya jatuh,” katanya.
Selain itu, lantai juga harus dalam keadaan kering. Karena kasus jatuh dari lantai yang licin seringkali didengar dan membuat tulang seseorang patah bahkan hingga fatal.
“Kemudian lantainya kalau bisa jangan licin, sandalnya juga jangan licin. Kalau di kamar mandi, kasih pegangan supaya bisa bangun, karena di kamar mandi itu risiko jatuhnya juga tinggi,” pungkasnya.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)