FITNESS & HEALTH
Peran Vitamin D dan Pentingnya untuk Kesehatan Tubuh
Kumara Anggita
Rabu 05 Mei 2021 / 18:20
Jakarta: Vitamin D adalah vitamin yang tidak terlalu populer dibandingkan vitamin lainnya sebelum covid-19 hadir. Namun, vitamin yang satu ini sekarang jadi banyak dicari.
Faktanya angka mortalitas pada orang yang terinfeksi covid-19 memang lebih tinggi pada orang yang kekurangan vitamin D.
Vitamin yang bisa didapatkan melalui paparan sinar matahari ini, juga terbukti berperan penting dalam penyerapan kalsium tulang, dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan dan menjaga sistem imun tubuh.
Indonesia sebagai negara tropis, pada kenyataannya, mempunyai tingkat prevalensi defisiensi vitamin D yang cukup tinggi.
Sebuah data dari SEANUTS 2011-2012 mengatakan jika terjadi defisiensi vitamin D yang cukup tinggi, dimana 38,76 persen terjadi pada anak Indonesia yang berusia 2-12 tahun, sekitar 61,25 persen terjadi pada ibu hamil, 63 persen terjadi pada perempuan dewasa yang berusia 18-40 tahun, dan 78,2 persen pada usia lanjut.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, CHt, terjadinya defisiensi vitamin D dalam tubuh disebabkan oleh beberapa faktor.

(Acara peluncuran produk terbaru Holisticare D3 1000 yang digela secara daring. Foto: Istimewa)
“Pertama, proses pembentukan vitamin D itu sendiri, seperti kondisi usia yang semakin tua yang dapat menyebabkan pembentukan vitaminnya berkurang, warna kulit yang semakin gelap yang membutuhkan semakin lama waktu berjemur," jelasnya dalam acara Peluncuran Holisticare D3 1000.
"Sedikitnya permukaan kulit yang terpapar saat berjemur dan berat badan. Kedua, hanya terdapat beberapa makanan yang mempunyai kandungan vitamin D, seperti jamur, kuning telur dan ikan berlemak,” tambah dr. Jeffri lagi.
Vitamin D terbentuk secara alami ketika kulit terkena sinar matahari langsung. Maka dari itu, semakin tertutup orang berpakaian, semakin sedikit penyerapannya. Jika hanya bagian kulit muka dan dan tangan yang terpapar sinar, maka orang tersebut hanya mendapatkan vitamin D sekitar 10 persen.
Bagi orang yang mengenakan kaos dan celana panjang, penyerapan vitamin D-nya hanya sekitar 16 persen. Bagi orang yang mengenakan celana pendek saja ketika di pantai, penyerapan vitamin D-nya dapat mencapai 76 persen. Sehingga, tak heran jika defisiensi vitamin D sesuatu yang sulit dihindarkan di Indonesia.
Bila kamu merasa tidak bisa memenuhi kebutuhan Vitamin D setiap hari, kamu bisa mempertimbangkan suplemen untuk memenuhinya. Holisticare D3 1000 hadir sebagai solusi untuk menjawab kekhawatiran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan vitamin D3 secara cepat.
Suplemen yang mengandung vitamin D3 1000 IU ini dapat dikonsumsi untuk orang berusia 20 tahun ke atas dan telah mendapatkan sertifikasi BPOM untuk dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum setiap hari, yaitu 1 tablet/hari.
“Vitamin D tidak hanya memainkan peranan penting dalam menghadapi virus covid-19, namun menjadi salah satu instrumen asupan nutrisi penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum sehingga produktivitas masyarakat juga meningkat dan siap menghadapi tantangan,” ringkas Edward Joesoef, Chief Strategy Officer, Konimex Group.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Faktanya angka mortalitas pada orang yang terinfeksi covid-19 memang lebih tinggi pada orang yang kekurangan vitamin D.
Vitamin yang bisa didapatkan melalui paparan sinar matahari ini, juga terbukti berperan penting dalam penyerapan kalsium tulang, dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan dan menjaga sistem imun tubuh.
Indonesia sebagai negara tropis, pada kenyataannya, mempunyai tingkat prevalensi defisiensi vitamin D yang cukup tinggi.
Sebuah data dari SEANUTS 2011-2012 mengatakan jika terjadi defisiensi vitamin D yang cukup tinggi, dimana 38,76 persen terjadi pada anak Indonesia yang berusia 2-12 tahun, sekitar 61,25 persen terjadi pada ibu hamil, 63 persen terjadi pada perempuan dewasa yang berusia 18-40 tahun, dan 78,2 persen pada usia lanjut.
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, CHt, terjadinya defisiensi vitamin D dalam tubuh disebabkan oleh beberapa faktor.

(Acara peluncuran produk terbaru Holisticare D3 1000 yang digela secara daring. Foto: Istimewa)
“Pertama, proses pembentukan vitamin D itu sendiri, seperti kondisi usia yang semakin tua yang dapat menyebabkan pembentukan vitaminnya berkurang, warna kulit yang semakin gelap yang membutuhkan semakin lama waktu berjemur," jelasnya dalam acara Peluncuran Holisticare D3 1000.
"Sedikitnya permukaan kulit yang terpapar saat berjemur dan berat badan. Kedua, hanya terdapat beberapa makanan yang mempunyai kandungan vitamin D, seperti jamur, kuning telur dan ikan berlemak,” tambah dr. Jeffri lagi.
Vitamin D terbentuk secara alami ketika kulit terkena sinar matahari langsung. Maka dari itu, semakin tertutup orang berpakaian, semakin sedikit penyerapannya. Jika hanya bagian kulit muka dan dan tangan yang terpapar sinar, maka orang tersebut hanya mendapatkan vitamin D sekitar 10 persen.
Bagi orang yang mengenakan kaos dan celana panjang, penyerapan vitamin D-nya hanya sekitar 16 persen. Bagi orang yang mengenakan celana pendek saja ketika di pantai, penyerapan vitamin D-nya dapat mencapai 76 persen. Sehingga, tak heran jika defisiensi vitamin D sesuatu yang sulit dihindarkan di Indonesia.
Bila kamu merasa tidak bisa memenuhi kebutuhan Vitamin D setiap hari, kamu bisa mempertimbangkan suplemen untuk memenuhinya. Holisticare D3 1000 hadir sebagai solusi untuk menjawab kekhawatiran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan vitamin D3 secara cepat.
Suplemen yang mengandung vitamin D3 1000 IU ini dapat dikonsumsi untuk orang berusia 20 tahun ke atas dan telah mendapatkan sertifikasi BPOM untuk dapat dikonsumsi oleh masyarakat umum setiap hari, yaitu 1 tablet/hari.
“Vitamin D tidak hanya memainkan peranan penting dalam menghadapi virus covid-19, namun menjadi salah satu instrumen asupan nutrisi penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum sehingga produktivitas masyarakat juga meningkat dan siap menghadapi tantangan,” ringkas Edward Joesoef, Chief Strategy Officer, Konimex Group.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)