FITNESS & HEALTH

Bahaya Adanya Infeksi Daerah Operasi, Apa Faktor Risikonya?

Raka Lestari
Sabtu 30 Oktober 2021 / 15:15
Jakarta: Infeksi Daerah Operasi (IDO) dalam Bahasa asing dikenal sebegai Surgical Site Infection (SSI). IDO adalah infeksi yang terjadi di daerah operasi dalam suatu kurun waktu 30 hari pascabedah, atau hingga 1 tahun pascabedah apabila tindakan bedah tersebut menggunakan implan.

“Laporan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo tahun 2013 menyebutkan insiden IDO pada bedah abdomen sebesar 7,2 persen dan pada 2020 dilaporkan 3,4 persen. Data pelaporan  insiden IDO di Indonesia masih perlu ditingkatkan," ujar Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS(K), Dokter Spesialis Bedah Saraf Konsultan & Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI) dalam Virtual Media Briefing.

Menurut Prof. Andi, IDO menyebabkan kematian 3 kali lipat lebih tinggi dan beban biaya yang lebih tinggi karena durasi rawat inap yang signifikan lebih tinggi dan diperlukannya intervensi medis tambahan seperti misalnya operasi ulang, akibat IDO.

”Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan IDO yang saling memengaruhi satu dengan lainnya. Faktor risiko tersebut adalah risiko pada penderita terutama dengan komorbid, meliputi hiperglikemia, gizi buruk, obesitas, gangguan sirkulasi iskemia, hipoksia, dan   hipotermia," kata Dr. dr. Warsinggih, Sp.B-KBD, Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Digestif.

Obesitas merupakan faktor risiko utama sejumlah penyakit yang dapat memengaruhi keberhasilan operasi. Seseorang dengan obesitas memiliki kemungkinan terpapar IDO sebesar 1.1 –4.4 kali lipat, dengan sebab yang beragam, antara lain karena peningkatan massa lemak mengakibatkan  lemahnya  sistem   imun sehingga  pasien   rentan  terhadap  infeksi.

Terkait perawatan luka paska operasi, dr. Singgih menekankan pentingnya menjelaskan kepada pasien atau keluarganya untuk menjaga kondisi luka operasi agar tetap terjaga dengan baik. Untuk penyembuhan yang optimal beberapa hal  dapat dilakukan yaitu:
 

1. Aturan penggunaan obat


Ikuti dengan seksama petunjuk penggunaan obat yang diberikan Dokter dan konsumsi makanan dan minuman yang bergizi.
 

2. Jangan dikelupas


Kedua, jangan dikelupas apabila terdapat bagian luka yang gatal atau kering. Biasanya relatif aman untuk mandi setelah 48 jam pascabedah, bila luka operasi ditutup menggunakan balutan/perban yang tahan air (waterproof)," ujar dr. Singgih.
 

3. Jaga kebersihan


Jika diperbolehkan untuk mengganti balutan/ perban sendiri, cuci tangan dengan sabun terlebih dahulu dan usahakan tidak menyentuh area luka operasi. Pasang perban secara hati-hati, jangan menyentuh bagian dalam dari balutan, dan tidak mengoleskan krim antiseptik di bawah balutan/perban. 

"Terakhir, jika ada kecurigaan pada luka, misalnya bertambah nyeri, atau berbau tidak sedap, segera konsultasikan kepada dokter atau tenaga medis lainnya,” tutup dr. Singgih.
(FIR)

MOST SEARCH