FITNESS & HEALTH
Boleh atau Tidak, Kuping Bayi Ditindik? Simak Kata Ahli
Mia Vale
Rabu 26 Juni 2024 / 21:24
Jakarta: Kita tentu sering melihat orang tua yang memasangkan anting pada telinga bayi perempuannya. Dan umumnya, prosesi menindik telinga ini dilakukan beberapa bulan setelah si kecil lahir. Namun begitu, ada pula orang tua yang berpikir ulang untuk memasangkan anting di telinga bayi perempuannya. Sebenarnya, usia berapa bayi perempuan boleh ditindik?
Melihat kondisi ini, dokter spesialis anak, Suzanne Rossi pun menegaskan bahwa dia pun belum mendapat informasi lengkap atau literatur mengenai masalah ini. Untungnya, American Academy of Pediatrics (AAP), katanya, mempunyai satu rekomendasi utama, tunda tindik telinga sampai anak cukup dewasa, berkisar tujuh tahun, agar bisa merawat sendiri bagian yang ditindik. Risiko apa yang bisa timbul?
“Menunda menindik anak selagi masih bayi itu jelas cara terbaik untuk mengurangi risiko infeksi,” kata Rossi kepada laman Hopkins Medicine. Tapi, apabila masih ada orang tua yang menindik bayinya, AAP merekomendasikan agar anting emas digunakan untuk mengurangi risiko reaksi alergi dan peradangan di area penindikan.
Ya, pilih anting yang terbuat dari bahan hypoallergenic, seperti perak murni dan emas 14, 18, atau 24 karat. Jenis logam ini tidak mungkin menyebabkan reaksi alergi. Tapi, hindari nikel. Pasalnya bahan ini bisa mengakibatkan alergi kulit.
.jpg)
(Rossi, mengambil quotes dari The American Academy of Pediatrics (AAP), biasanya dokter anak merekomendasikan kepada keluarga agar anak menjalani imunisasi enam bulan lebih lama untuk mengurangi risiko tetanus dan infeksi yang ditularkan melalui darah dan konsultasikan kapan sebaiknya tindik bayi dilakukan. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Jangan lupa, alkohol atau salep antibiotik dioleskan ke area tersebut tiga kali sehari selama beberapa waktu untuk mengurangi risiko infeksi. Orang tua sebaiknya mendiamkan anting-anting tersebut selamaempat sampai enam minggu, dan memutarnya secara perlahan setiap hari. Tentu saja, AAP merekomendasikan agar prosedur ini dilakukan oleh profesional terlatih atau konsultasikan ke dokter anak.
Bagi orang tua mungkin terlihat senang melihat kuping bidadari kecilnya memakai anting. Terlihat cantik dan lucu! Padahal, menindik telinga si kecil saat mereka masih bayi dilakukan tidak secara benar, bisa mengakibatkan infeksi bakteri, di mana memerlukan antibiotik, abses, dan kerusakan pada jaringan telinga dan tulang rawan. Utamanya bila prosesi itu dilakukan dengan sanitasi yang tidak benar.
Selain itu, para peneliti juga merekomendasikan agar pasien yang rentan terhadap pembentukan keloid karena riwayat pribadi atau keluarga tidak menjalani penindikan. Komplikasi lain dari tindik telinga juga bisa mengakibatkan:
Rossi juga mencatat bahwa dokter anak perlu mewaspadai populasi pasien tertentu, seperti anak-anak dengan penyakit jantung bawaan (PJK), yang mana konsekuensi dari infeksi terkait tindik bisa jauh lebih serius. Di antara sekelompok dokter yang merawat remaja dan orang dewasa penderita PJK, 53 persen tidak menyetujui tindik telinga. Dari jumlah tersebut, 60 persen percaya bahwa profilaksis antibiotik diindikasikan.
“Tetapi pesan tersebut tidak dikomunikasikan dengan baik karena ternyata hanya enam persen pasien yang meminum antibiotik sebelum melakukan penindikan,” aku Rossi. Rossi menyimpulkan, para praktisi benar-benar perlu membentuk opini mereka sendiri mengenai tindik telinga.
Dia biasanya merekomendasikan kepada keluarga agar anak menjalani imunisasi enam bulan lebih lama untuk mengurangi risiko tetanus dan infeksi yang ditularkan melalui darah. Jika kamu memutuskan untuk menindik telinga si kecil, pastikan temui ahlinya yang menggunakan peralatan steril, dan selalu ikuti petunjuk perawatan setelahnya agar tindiknya sembuh dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Melihat kondisi ini, dokter spesialis anak, Suzanne Rossi pun menegaskan bahwa dia pun belum mendapat informasi lengkap atau literatur mengenai masalah ini. Untungnya, American Academy of Pediatrics (AAP), katanya, mempunyai satu rekomendasi utama, tunda tindik telinga sampai anak cukup dewasa, berkisar tujuh tahun, agar bisa merawat sendiri bagian yang ditindik. Risiko apa yang bisa timbul?
Bila harus ditindik
“Menunda menindik anak selagi masih bayi itu jelas cara terbaik untuk mengurangi risiko infeksi,” kata Rossi kepada laman Hopkins Medicine. Tapi, apabila masih ada orang tua yang menindik bayinya, AAP merekomendasikan agar anting emas digunakan untuk mengurangi risiko reaksi alergi dan peradangan di area penindikan.
Ya, pilih anting yang terbuat dari bahan hypoallergenic, seperti perak murni dan emas 14, 18, atau 24 karat. Jenis logam ini tidak mungkin menyebabkan reaksi alergi. Tapi, hindari nikel. Pasalnya bahan ini bisa mengakibatkan alergi kulit.
.jpg)
(Rossi, mengambil quotes dari The American Academy of Pediatrics (AAP), biasanya dokter anak merekomendasikan kepada keluarga agar anak menjalani imunisasi enam bulan lebih lama untuk mengurangi risiko tetanus dan infeksi yang ditularkan melalui darah dan konsultasikan kapan sebaiknya tindik bayi dilakukan. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Jangan lupa, alkohol atau salep antibiotik dioleskan ke area tersebut tiga kali sehari selama beberapa waktu untuk mengurangi risiko infeksi. Orang tua sebaiknya mendiamkan anting-anting tersebut selamaempat sampai enam minggu, dan memutarnya secara perlahan setiap hari. Tentu saja, AAP merekomendasikan agar prosedur ini dilakukan oleh profesional terlatih atau konsultasikan ke dokter anak.
Komplikasi yang bisa terjadi
Bagi orang tua mungkin terlihat senang melihat kuping bidadari kecilnya memakai anting. Terlihat cantik dan lucu! Padahal, menindik telinga si kecil saat mereka masih bayi dilakukan tidak secara benar, bisa mengakibatkan infeksi bakteri, di mana memerlukan antibiotik, abses, dan kerusakan pada jaringan telinga dan tulang rawan. Utamanya bila prosesi itu dilakukan dengan sanitasi yang tidak benar.
Selain itu, para peneliti juga merekomendasikan agar pasien yang rentan terhadap pembentukan keloid karena riwayat pribadi atau keluarga tidak menjalani penindikan. Komplikasi lain dari tindik telinga juga bisa mengakibatkan:
- - Berdarah
- - Alergi
- - Robekan pasca trauma, yang lebih sering terjadi pada anting yang menjuntai
- - Deformasi daun telinga, yang lebih sering terjadi pada tindik telinga yang lebih tinggi
- - Infeksi dan keluarnya cairan bernanah, yang terjadi pada 24 persen dari semua tindik telinga anak kecil
Bisa berakibat serius
Rossi juga mencatat bahwa dokter anak perlu mewaspadai populasi pasien tertentu, seperti anak-anak dengan penyakit jantung bawaan (PJK), yang mana konsekuensi dari infeksi terkait tindik bisa jauh lebih serius. Di antara sekelompok dokter yang merawat remaja dan orang dewasa penderita PJK, 53 persen tidak menyetujui tindik telinga. Dari jumlah tersebut, 60 persen percaya bahwa profilaksis antibiotik diindikasikan.
“Tetapi pesan tersebut tidak dikomunikasikan dengan baik karena ternyata hanya enam persen pasien yang meminum antibiotik sebelum melakukan penindikan,” aku Rossi. Rossi menyimpulkan, para praktisi benar-benar perlu membentuk opini mereka sendiri mengenai tindik telinga.
Dia biasanya merekomendasikan kepada keluarga agar anak menjalani imunisasi enam bulan lebih lama untuk mengurangi risiko tetanus dan infeksi yang ditularkan melalui darah. Jika kamu memutuskan untuk menindik telinga si kecil, pastikan temui ahlinya yang menggunakan peralatan steril, dan selalu ikuti petunjuk perawatan setelahnya agar tindiknya sembuh dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)