FITNESS & HEALTH

Awas! Ini Risiko Cedera Olahraga yang Kerap Dialami Lansia

Medcom
Rabu 12 Oktober 2022 / 16:10
Jakarta: Olahraga memang menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi oleh segala umur, termasuk para lanjut usia (Lansia). Meskipun tenaga mereka sudah tidak sekuat orang-orang yang lebih muda dari mereka, namun berolahraga tetap diperlukan.

Dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO selaku dokter spesialis kedokteran olahraga dari RS Pondok Indah menjelaskan bahwa, porsi waktu olahraga yang baik adalah 150 menit per minggu atau 30 menit dalam sehari. Dengan catatan, sesuai dengan kesehatan tubuh masing-masing.

Adanya perubahan pada otot, tulang, dan sendi mengakibatkan lansia harus lebih berhati-hati dalam bergerak. Menurunnya kepadatan tulang menyebabkan risiko cedera tulang jadi lebih besar. Proses pemulihan pun tidak bisa dikatakan cepat juga.

"Belum lagi, adanya penurunan massa tulang dan otot, menipisnya struktur penunjang sendi, serta menurunnya kelenturan struktur tubuh rentan menyebabkan cedera olahraga," kata dokter yang akrab disapa, dr. Andi ini.


Dr. Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO (Foto: RSPI)

Jika para Lansia terlalu memaksa atau tidak mengikuti peraturan memulai berolahraga seperti melakukan pemanasan, bisa berakibat cedera pada tubuh. Ini dia cedera-cedera yang dapat dialami lansia jika terlalu memaksakan untuk berolahraga tidak sesuai kondisi kesehatan:
 

1. Patah tulang


Menurunnya kepadatan tulang meningkatkan risiko patah tulang di usia lanjut. Apalagi jika melakukan olahraga high impact atau terjadi cedera karena trauma, misalnya ketika jatuh dari sepeda.
 

2. Low back pain


Cedera ini dapat disebabkan karena mengangkat benda terlalu berat atau posisi tubuh yang kurang tepat ketika berolahraga. Adanya proses degeneratif pada bantalan tulang belakang dan riwayat saraf terjepit juga meningkatkan risiko gangguan kesehatan ini.
 

3. Rotator cuff


Robekan bantalan sendi bahu ini biasa terjadi pada lansia yang kerap berolahraga golf atau yang banyak menggunakan sendi bahu dalam kegiatan sehari-hari.
 

4. Robekan pada struktur lutut


Lansia dengan berat badan berlebih memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami cedera lutut yakni adanya robekan pada ligamen maupun meniskus yang menunjang kestabilan lutut. Cedera ini terutama dapat terjadi ketika terlalu banyak naik turun tangga, mendarat dalam posisi yang kurang tepat setelah melompat, berputar terlalu cepat, maupun adanya beban yang diberikan secara tiba-tiba saat kedua kaki menapak tanah.

Jika mengalami cedera-cedera di atas dan harus membutuhkan tindakan operasi, sebaiknya hanya dilakukan oleh dokter spesialis bedah ortopedi konsultan sports injury dan arthtroskopi. Dokter akan menggunakan teknik minimal invasive dengan sayatan minimal, sehingga lansia dapat pulih lebih cepat. Program recovery hingga tuntas pun juga harus dijalankan.

"Sementara, jika tidak perlu operasi, proses pemulihan bisa pergi ke dokter yang sama dan dokter spesialis itu akan melakukan evaluasi untuk kemudian merancang program recovery yang sesuai dengan kondisi lansia," pungkas dr. Andi.

Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH