FITNESS & HEALTH
Sama Bahayanya dengan Rokok, Ini Risiko Kesehatan yang Diakibatkan Vape
Aulia Putriningtias
Selasa 11 Februari 2025 / 13:10
Jakarta: Rokok elektrik saat ini telah banyak digunakan oleh semua kalangan, termasuk anak muda. Padahal, bahaya vape juga sama berbahayanya dengan rokok, loh.
Vaping adalah aktivitas menghirup uap yang dihasilkan oleh rokok elektronik (e-rokok) atau perangkat serupa. Rokok elektrik atau Vape bekerja dengan memanaskan cairan yang biasanya mengandung nikotin, pelarut, dan perasa, menghasilkan uap yang kemudian dihirup penggunanya.
Secara umum, vaping dipandang sebagai pilihan yang lebih sehat daripada merokok tradisional. Ini disebabkan oleh pengurangan jumlah zat berbahaya yang biasa ditemukan dalam asap rokok konvensional. Maka dari itu, vape sebenarnya adalah produk dari THR (tobacco harm reduction).
Namun, persepsi ini seringkali menyesatkan. Faktanya, vaping juga menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh diremehkan. Bahkan, sebagai produk THR, vape bertujuan untuk mengurangi lepasnya perokok berat dari rokok batang. Namun, vape justru kian digemari anak muda.
Baca juga: 5 Perubahan Ciri Fisik Ini Khas Muncul bagi yang Merokok
Menurut dr. Kevin Adrian dalam Alodokter, vape memiliki sejumlah efek samping yang berbahaya untuk kesehatan. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan efek dari vape, antara lain:
Nikotin pada vape menyebabkan penggunanya kecanduan. Ketika sudah terbiasa mengonsumsi nikotin lalu menghentikannya secara tiba-tiba, perokok berisiko mengalami gejala putus nikotin, seperti merasa sedih dan cemas, kelelahan, serta sulit tidur.
Diasetil merupakan bahan kimia yang terkandung dalam zat perasa vape. Bila terhirup, bahan kimia ini berisiko membahayakan tubuh, khususnya paru-paru. Salah satu penyakit yang dapat terjadi karena menghirup diasetil adalah penyakit bronkiolitis obliterans atau dikenal sebagai “popcorn lung”.
Penyakit ini dapat menimbulkan beberapa gejala, di antaranya:
- Batuk kering yang tidak kunjung sembuh
- Sesak napas
- Mengi
- Demam
- Sakit kepala
Salah satu zat kimia yang terkandung di dalam cairan vape adalah formaldehida. Zat ini sering kali digunakan sebagai pengawet hingga zat tambahan pada beberapa bahan bangunan. Formaldehida sangat berbahaya bagi tubuh jika dihirup, karena dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
Nikotin merupakan bahan utama yang terdapat dalam cairan vape. Zat ini tergolong beracun karena dapat meningkatkan tekanan darah dan memacu adrenalin. Kondisi ini dapat meningkatkan detak jantung dan risiko terkena serangan jantung, serta memperparah kondisi penderita penyakit jantung.
Itulah beberapa risiko kesehatan diakibatkan oleh vape. Vape mungkin menawarkan alternatif bagi perokok berat untuk mengurangi penggunaan tembakau, penting untuk memahami bahwa ini bukan tanpa risiko.
Jadi, sebaiknya untuk berhenti untuk menyentuh dan mencoba produk rokok elektronik satu ini. Bagi mereka yang tidak pernah merokok sama sekali, sebaiknya tetap untuk tidak berujung menggunakan vape, terutama sebagai produk pergaulan.
Pendekatan pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Menghindari atau berhenti dari vaping adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Vaping adalah aktivitas menghirup uap yang dihasilkan oleh rokok elektronik (e-rokok) atau perangkat serupa. Rokok elektrik atau Vape bekerja dengan memanaskan cairan yang biasanya mengandung nikotin, pelarut, dan perasa, menghasilkan uap yang kemudian dihirup penggunanya.
Secara umum, vaping dipandang sebagai pilihan yang lebih sehat daripada merokok tradisional. Ini disebabkan oleh pengurangan jumlah zat berbahaya yang biasa ditemukan dalam asap rokok konvensional. Maka dari itu, vape sebenarnya adalah produk dari THR (tobacco harm reduction).
Namun, persepsi ini seringkali menyesatkan. Faktanya, vaping juga menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh diremehkan. Bahkan, sebagai produk THR, vape bertujuan untuk mengurangi lepasnya perokok berat dari rokok batang. Namun, vape justru kian digemari anak muda.
Baca juga: 5 Perubahan Ciri Fisik Ini Khas Muncul bagi yang Merokok
Apa saja bahaya vape?
Menurut dr. Kevin Adrian dalam Alodokter, vape memiliki sejumlah efek samping yang berbahaya untuk kesehatan. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan efek dari vape, antara lain:
1. Memicu kecanduan nikotin
Nikotin pada vape menyebabkan penggunanya kecanduan. Ketika sudah terbiasa mengonsumsi nikotin lalu menghentikannya secara tiba-tiba, perokok berisiko mengalami gejala putus nikotin, seperti merasa sedih dan cemas, kelelahan, serta sulit tidur.
2. Gangguan paru-paru
Diasetil merupakan bahan kimia yang terkandung dalam zat perasa vape. Bila terhirup, bahan kimia ini berisiko membahayakan tubuh, khususnya paru-paru. Salah satu penyakit yang dapat terjadi karena menghirup diasetil adalah penyakit bronkiolitis obliterans atau dikenal sebagai “popcorn lung”.
Penyakit ini dapat menimbulkan beberapa gejala, di antaranya:
- Batuk kering yang tidak kunjung sembuh
- Sesak napas
- Mengi
- Demam
- Sakit kepala
3. Tingkatkan risiko kanker
Salah satu zat kimia yang terkandung di dalam cairan vape adalah formaldehida. Zat ini sering kali digunakan sebagai pengawet hingga zat tambahan pada beberapa bahan bangunan. Formaldehida sangat berbahaya bagi tubuh jika dihirup, karena dapat meningkatkan risiko terkena kanker.
4. Memperparah penyakit jantung
Nikotin merupakan bahan utama yang terdapat dalam cairan vape. Zat ini tergolong beracun karena dapat meningkatkan tekanan darah dan memacu adrenalin. Kondisi ini dapat meningkatkan detak jantung dan risiko terkena serangan jantung, serta memperparah kondisi penderita penyakit jantung.
Itulah beberapa risiko kesehatan diakibatkan oleh vape. Vape mungkin menawarkan alternatif bagi perokok berat untuk mengurangi penggunaan tembakau, penting untuk memahami bahwa ini bukan tanpa risiko.
Jadi, sebaiknya untuk berhenti untuk menyentuh dan mencoba produk rokok elektronik satu ini. Bagi mereka yang tidak pernah merokok sama sekali, sebaiknya tetap untuk tidak berujung menggunakan vape, terutama sebagai produk pergaulan.
Pendekatan pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Menghindari atau berhenti dari vaping adalah langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jangka panjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)