FITNESS & HEALTH

Diet Keto Sambil Jalankan Ibadah Puasa? Begini Kata Ahli

Yatin Suleha
Rabu 22 Maret 2023 / 08:07
Jakarta: Sebagian orang melakukan diet tak kenal waktu, tujuannya selain mencapai berat badan ideal, tentu ingin mempertahankannya. Mengurangi asupan tertentu misalnya seperti diet keto atau diet ketogenik hampir digunakan di seluruh negara Asia sejak tahun 1995-1998. 

Hingga saat ini, sudah banyak penelitian yang dilakukan mengenai pemberian diet ketogenik sebagai alternatif terapi kejang pada anak, remaja, hingga dewasa. Walau masih jadi perdebatan namun masih beberapa tetap melakukannya. Nah, bagaimana kalau diet keto ini masih kamu jalankan sambil berpuasa?

Dr. Antono Sutandar, SpJK (K) selaku Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan sekaligus wakil chairman Siloam Heart Institute (IHS) memaparkan diet ketogenik menerapkan pola konsumsi yang berfokus pada tinggi protein dan lemak sehat, serta pengurangan karbohidrat. 

Selain baik untuk menurunkan berat badan, diet ketogenik juga baik untuk mengontrol tekanan darah, gula darah dan diabetes. "Untuk setiap satu kilogram yang turun karena diet ini, maka tekanan sistolik juga turun sebanyak 2 angka," kata dr. Antono.

Kunci diet ketogenik adalah menghindari karbohidrat atau menguranginya serendah mungkin, terutama jenis olahan seperti tepung gula, atau jus buah. 


(Diet keto termasuk mengurangi asupan karbohidrat dan gula. Jika tetap mengonsumsi asupan karbohidrat dan gula, maka diet tidak akan berhasil, karena lemak dalam tubuh tidak dapat bertransmisi menjadi energi.  Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

"Jadi, saat buka puasa, hindari makanan manis atau dengan tepung terigu supaya menahan rasa lapar," bebernya.
 
Sebaiknya pilihlah makanan tinggi protein seperti ikan salmon, alpukat, kacang-kacangan, dan ikan. "Kalau kita menjalankan pola makan ini selama dua minggu, diperkirakan berat badan yang turun 3-5 kg," tukas dr. Antono.
 

Studi diet keto pada pasien obesitas


Dalam paparan dr. Kurnia Agustina Sitompul, M.Gizi, Sp.GK via Alomedika juga menerangkan dari studi "Muscogiuri G, El Ghoch M, Colao A, Hassapidou M, Yumuk V, Busetto L, et al. European Guidelines for Obesity Management in Adults with a Very Low-Calorie Ketogenic Diet: A Systematic Review and Meta-Analysis" dalam survei kesehatan soal diet keto pada orang dengan obesitas.

Dalam laman ini dibeberkan tinjauan sistematik dan meta analisis lain melakukan evaluasi terhadap 15 studi yang memenuhi kriteria inklusi untuk menilai efek very low-calorie ketogenic diet (VLCKD) dalam terapi obesitas. 

VLCKD ditandai dengan rendahnya konsumsi karbohidrat (<50 gr/hari), protein 1–1,5 gr/kg BB ideal, lemak 15–30 gr/hari, dan total asupan 500–800 kalori.

Berdasarkan penelitian tersebut ditemukan bahwa VLCKD berhubungan dengan penurunan BB -7,48 kg dan penurunan indeks massa tubuh -3,25 pada bulan pertama follow up. 

Penurunan bermakna juga ditemukan setelah bulan ke-2, ke-4, dan ke-6, bahkan setelah 12 bulan. VLCKD juga berhubungan dengan penurunan bermakna lingkar pinggang, massa lemak, serta kadar trigliserida apabila dibandingkan dengan diet lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH