Jakarta: Cedera lutut merupakan masalah yang kerap sering terjadi dalam olahraga, terutama yang mengharuskan untuk menggunakan pergerakan kaki seperti basket, sepak bola, tenis, dan badminton.
Menurut dr. Ricky Edwin P. Hutapea, Sp.OT (K) Hip & Knee yang merupakan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, Konsultan Lutut dan Panggul di Eka Hospital BSD menerangkan, beberapa jenis cedera lutut yang sering menyerang atlet atau penggemar olahraga, di antaranya yaitu keseleo, patah tulang lutut, cedera meniskus, dislokasi lutut, dan cedera ACL.
Beberapa masukan pastinya sampai ke telinga kita. Mulai dari obat borehan, dipijat, sampai dibawa ke dokter. Lalu apakah cedera lutut boleh diurut? Dr. Ricky memaparkan bahwa budaya urut merupakan sebuah teknik penanganan yang sudah dilakukan turun temurun di budaya Indonesia.
Meski tidak ada yang salah dari proses urut, namun metode ini tidak bisa dilakukan untuk menangani cedera lutut, karena mengurut hanya dapat memperburuk kondisi cedera seperti area bengkak yang bisa semakin membesar hingga jaringan-jaringan ikat yang ada di dalam akan meradang.
.jpg)
(Apabila kondisi cedera semakin bertambah parah setelah tiga hari, segera hubungi bantuan medis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Penanganan pertama cedera lutut bisa diatasi dengan metode RICE, atau Rest, Ice, Compression dan Elevation. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut, khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain).
Metode terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera sampai dengan kurang lebih 48 jam setelah cedera terjadi. Metode RICE dapat membantu penyembuhan jaringan setelah mengalami cedera dan mencegah cidera lebih lanjut.
Setelah cedera terjadi, biasanya area periode penyembuhan biasanya memakan waktu tiga sampai enam minggu apabila cedera yang dialami bersifat ringan.
Jadi, kapan harus ke dokter? Apabila kondisi cedera semakin bertambah parah setelah tiga hari, segera hubungi bantuan medis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Ada beberapa metode penanganan cedera lutut yang dapat ditawarkan oleh dokter untuk menangani cedera berdasarkan jenis dan penyebabnya.
Salah satu metode yang dapat ditawarkan yaitu operasi artroskopi, yaitu prosedur pembedahan yang digunakan dokter untuk melihat, mendiagnosis, dan menangani masalah di dalam sendi. Metode ini merupakan operasi kecil dan dilakukan secara rawat jalan yang berarti pasien bisa melaksanakan operasi dan pulang pada hari yang sama.
Metode ini biasanya direkomendasikan untuk pasien yang mengalami peradangan pada sendi, cedera sendi, dan kerusakan sendi seiring waktu. Pasien dapat menjalani artroskopi pada sendi manapun, namun metode ini sering dilakukan pada penanganan sendi lutut.
Saat masa pasca operasi, pasien akan diminta beristirahat tiga sampai enam minggu dan menghindari melakukan aktivitas-aktivitas fisik, namun masih bisa melakukan aktivitas kecil di rumah.
Setelah masa pemulihan pasien selesai, dokter mungkin mereka akan diminta untuk untuk menghindari aktivitas berat seperti berolahraga terlebih dahulu dan akan direkomendasikan mengikuti terapi lebih lanjut seperti rehabilitasi medik untuk mendapatkan kembali fungsi lututnya secara perlahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Menurut dr. Ricky Edwin P. Hutapea, Sp.OT (K) Hip & Knee yang merupakan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, Konsultan Lutut dan Panggul di Eka Hospital BSD menerangkan, beberapa jenis cedera lutut yang sering menyerang atlet atau penggemar olahraga, di antaranya yaitu keseleo, patah tulang lutut, cedera meniskus, dislokasi lutut, dan cedera ACL.
Bolehkah jika cedera lutut diurut?
Beberapa masukan pastinya sampai ke telinga kita. Mulai dari obat borehan, dipijat, sampai dibawa ke dokter. Lalu apakah cedera lutut boleh diurut? Dr. Ricky memaparkan bahwa budaya urut merupakan sebuah teknik penanganan yang sudah dilakukan turun temurun di budaya Indonesia.
Meski tidak ada yang salah dari proses urut, namun metode ini tidak bisa dilakukan untuk menangani cedera lutut, karena mengurut hanya dapat memperburuk kondisi cedera seperti area bengkak yang bisa semakin membesar hingga jaringan-jaringan ikat yang ada di dalam akan meradang.
Penanganan pertama cedera lutut
.jpg)
(Apabila kondisi cedera semakin bertambah parah setelah tiga hari, segera hubungi bantuan medis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Penanganan pertama cedera lutut bisa diatasi dengan metode RICE, atau Rest, Ice, Compression dan Elevation. Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut, khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain).
Metode terapi RICE ini dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera sampai dengan kurang lebih 48 jam setelah cedera terjadi. Metode RICE dapat membantu penyembuhan jaringan setelah mengalami cedera dan mencegah cidera lebih lanjut.
Setelah cedera terjadi, biasanya area periode penyembuhan biasanya memakan waktu tiga sampai enam minggu apabila cedera yang dialami bersifat ringan.
Jadi, kapan harus ke dokter? Apabila kondisi cedera semakin bertambah parah setelah tiga hari, segera hubungi bantuan medis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Ada beberapa metode penanganan cedera lutut yang dapat ditawarkan oleh dokter untuk menangani cedera berdasarkan jenis dan penyebabnya.
Artroskopi
Salah satu metode yang dapat ditawarkan yaitu operasi artroskopi, yaitu prosedur pembedahan yang digunakan dokter untuk melihat, mendiagnosis, dan menangani masalah di dalam sendi. Metode ini merupakan operasi kecil dan dilakukan secara rawat jalan yang berarti pasien bisa melaksanakan operasi dan pulang pada hari yang sama.
Metode ini biasanya direkomendasikan untuk pasien yang mengalami peradangan pada sendi, cedera sendi, dan kerusakan sendi seiring waktu. Pasien dapat menjalani artroskopi pada sendi manapun, namun metode ini sering dilakukan pada penanganan sendi lutut.
Saat masa pasca operasi, pasien akan diminta beristirahat tiga sampai enam minggu dan menghindari melakukan aktivitas-aktivitas fisik, namun masih bisa melakukan aktivitas kecil di rumah.
Setelah masa pemulihan pasien selesai, dokter mungkin mereka akan diminta untuk untuk menghindari aktivitas berat seperti berolahraga terlebih dahulu dan akan direkomendasikan mengikuti terapi lebih lanjut seperti rehabilitasi medik untuk mendapatkan kembali fungsi lututnya secara perlahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)