FITNESS & HEALTH
Konsumsi Angkak Mampu Tingkatkan Trombosit pada Penderita DBD, Benarkah?
Mia Vale
Minggu 07 April 2024 / 08:05
Jakarta: Seperti kita tahu, angka peningkatan penyakit DBD di Indonesia kembali marak. Bahkan menurut laman resmi Kemenkes RI, kasus demam berdarah dengue di Indonesia dilaporkan mencapai 53.131 orang, di mana kasus kematian akibat dengue mencapai 404 orang.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, walaupun meningkat, namun ini belum sampai titik maksimal. Artinya potensi kenaikan masih mungkin terjadi. Dan Rondonuwu memperkirakan ini terjadi sampai musim pancaroba yang akan datang.
Yang lebih membahayakan, demam berdarah pada sebagian orang, tidak menunjukkan gejala apapun. Hanya saja, dalam kurun waktu 4-10 hari setelah digigit, akan muncul demam hingga 40 derajat Celsius disertai dengan sakit kepala parah, nyeri otot, sendi dan area belakang mata.
Satu lagi, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, kerap terjadi di lingkungan yang memiliki sanitasi/kebersihan lingkungan yang rendah.
.jpg)
(Dalam Hellosehat, dr. Andreas Wilson Setiawan mengatakan angkak tidak dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak-anak. Konsultasikan dengan dokter bila kamu sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Foto: Dok. Unsplash.com)
Hal yang paling sering ditemui pada penderita DBD adalah trombositopenia, yaitu keadaan di mana hitung trombosit darah tepi ditemukan sebesar ≤ 100.000/mm3. Mengutip laman Hopkins Medicine, orang dengan trombosit rendah atau trombositopenia memiliki berbagai gejala, termasuk perdarahan berlebihan, mudah memar.
Timbul ruam berupa bintik-bintik merah kecil, mimisan, darah pada urin atau tinja hingga nyeri sendi. Bahkan, trombositopenia dapat mengancam jiwa atau mengalami komplikasi jika dibiarkan.
Sejak zaman dahulu, angkak digunakan masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional untuk demam berdarag dengue (DBD). Ya, dengan mengonsumsi angkak, sejenis beras merah dari China yang difermentasi dengan ragi Monascus purpureus, dipercaya dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
Seperti yang kita ketahui, pasien DBD umumnya mempunyai kadar trombosit rendah sehingga membuat penyakitnya semakin parah. Mengutip kaman Hello Sehat, pemberian angkak untuk DBD dapat membantu mempercepat proses pemulihan dengan cara meningkatkan kadar trombosit dalam darah.
Dalam studi yang dirilis Institut Pertanian Bogor (IPB), dikatakan, pemberian kapsul ekstrak angkak meningkatkan trombosit pada tikus putih yang mengalami kadar trombosit dalam darah rendah. Artinya, kemampuan tersebut tentu akan sangat bermanfaat untuk mengatasi penyakit infeksi seperti DBD.
Hal ini juga karena angkak mempunyai efek antiperadangan dari metabolit, monakolin K, ankaflavin, dan monascin.
Itulah mengapa secara empiris, banyak yang sudah membuktikan bahwa pasien DBD yang mengonsumsi angkak mengalami peningkatan trombosit secara cepat dibandingkan dengan pasien yang tidak mengonsumsi angkak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, walaupun meningkat, namun ini belum sampai titik maksimal. Artinya potensi kenaikan masih mungkin terjadi. Dan Rondonuwu memperkirakan ini terjadi sampai musim pancaroba yang akan datang.
Yang lebih membahayakan, demam berdarah pada sebagian orang, tidak menunjukkan gejala apapun. Hanya saja, dalam kurun waktu 4-10 hari setelah digigit, akan muncul demam hingga 40 derajat Celsius disertai dengan sakit kepala parah, nyeri otot, sendi dan area belakang mata.
Satu lagi, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus, kerap terjadi di lingkungan yang memiliki sanitasi/kebersihan lingkungan yang rendah.
.jpg)
(Dalam Hellosehat, dr. Andreas Wilson Setiawan mengatakan angkak tidak dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil dan anak-anak. Konsultasikan dengan dokter bila kamu sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Foto: Dok. Unsplash.com)
Penurunan trombosit
Hal yang paling sering ditemui pada penderita DBD adalah trombositopenia, yaitu keadaan di mana hitung trombosit darah tepi ditemukan sebesar ≤ 100.000/mm3. Mengutip laman Hopkins Medicine, orang dengan trombosit rendah atau trombositopenia memiliki berbagai gejala, termasuk perdarahan berlebihan, mudah memar.
Timbul ruam berupa bintik-bintik merah kecil, mimisan, darah pada urin atau tinja hingga nyeri sendi. Bahkan, trombositopenia dapat mengancam jiwa atau mengalami komplikasi jika dibiarkan.
Angkak ampuh untuk DBD?
Sejak zaman dahulu, angkak digunakan masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional untuk demam berdarag dengue (DBD). Ya, dengan mengonsumsi angkak, sejenis beras merah dari China yang difermentasi dengan ragi Monascus purpureus, dipercaya dapat membantu mempercepat proses penyembuhan.
Seperti yang kita ketahui, pasien DBD umumnya mempunyai kadar trombosit rendah sehingga membuat penyakitnya semakin parah. Mengutip kaman Hello Sehat, pemberian angkak untuk DBD dapat membantu mempercepat proses pemulihan dengan cara meningkatkan kadar trombosit dalam darah.
Dalam studi yang dirilis Institut Pertanian Bogor (IPB), dikatakan, pemberian kapsul ekstrak angkak meningkatkan trombosit pada tikus putih yang mengalami kadar trombosit dalam darah rendah. Artinya, kemampuan tersebut tentu akan sangat bermanfaat untuk mengatasi penyakit infeksi seperti DBD.
Hal ini juga karena angkak mempunyai efek antiperadangan dari metabolit, monakolin K, ankaflavin, dan monascin.
Itulah mengapa secara empiris, banyak yang sudah membuktikan bahwa pasien DBD yang mengonsumsi angkak mengalami peningkatan trombosit secara cepat dibandingkan dengan pasien yang tidak mengonsumsi angkak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)