FITNESS & HEALTH
Cara Penularan Virus Nipah, yang Dianggap Bisa Lebih Berbahaya dari Covid-19
Raka Lestari
Jumat 29 Januari 2021 / 14:31
Jakarta: Beberapa hari belakangan ini banyak pemberitaan mengenai virus nipah. Di tengah pandemi covid-19 yang masih belum tahu kapan akan berakhir, virus nipah menjadi salah satu ancaman selanjutnya, yang mungkin saja bisa berbahaya dari covid-19.
Jayasree K Iyer, direktur eksekutif Access to Medicine Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang didanai oleh pemerintah Inggris dan Belanda, menyoroti wabah virus Nipah di Tiongkok. Tingkat kematiannya hingga 75 persen yang berpotensi menjadi risiko pandemi besar berikutnya.
“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. Nipah bisa meledak kapan saja. Dan pandemi berikutnya ini bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat," terang Iyer.
Virus Nipah dapat menyebabkan masalah pernapasan yang parah dan ensefalitis, pembengkakan otak, dan memiliki angka kematian 40 - 75 persen tergantung di mana wabah itu terjadi. Kelelawar buah adalah inang alaminya. Wabah di Bangladesh dan India yang sebelumnya pernah terjadi, mungkin terkait dengan konsumsi jus kurma.
Virus ini adalah salah satu dari 10 penyakit menular dari 16 penyakit yang diidentifikasi oleh WHO sebagai risiko kesehatan masyarakat terbesar.
Dikutip dari laman resmi WHO, infeksi virus Nipah merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia dari hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.
Pada orang yang terinfeksi, dapat menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak.
Meskipun virus Nipah hanya menyebabkan beberapa wabah yang diketahui di Asia, virus ini menginfeksi berbagai macam hewan, sehingga menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia.
Pada kejadian awal di Malaysia, yang juga memengaruhi Singapura, kebanyakan infeksi pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringannya yang terkontaminasi. Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan sekresi babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa pengaman dengan jaringan hewan yang sakit.
Sedangkan pada kejadian berikutnya di Bangladesh dan India, konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah), yang terkontaminasi dengan urine atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi adalah sumber infeksi yang paling mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Jayasree K Iyer, direktur eksekutif Access to Medicine Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang didanai oleh pemerintah Inggris dan Belanda, menyoroti wabah virus Nipah di Tiongkok. Tingkat kematiannya hingga 75 persen yang berpotensi menjadi risiko pandemi besar berikutnya.
“Virus Nipah adalah penyakit menular lain yang muncul dan menimbulkan kekhawatiran besar. Nipah bisa meledak kapan saja. Dan pandemi berikutnya ini bisa jadi infeksi yang resistan terhadap obat," terang Iyer.
Virus Nipah dapat menyebabkan masalah pernapasan yang parah dan ensefalitis, pembengkakan otak, dan memiliki angka kematian 40 - 75 persen tergantung di mana wabah itu terjadi. Kelelawar buah adalah inang alaminya. Wabah di Bangladesh dan India yang sebelumnya pernah terjadi, mungkin terkait dengan konsumsi jus kurma.
Virus ini adalah salah satu dari 10 penyakit menular dari 16 penyakit yang diidentifikasi oleh WHO sebagai risiko kesehatan masyarakat terbesar.
Dikutip dari laman resmi WHO, infeksi virus Nipah merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia dari hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.
Pada orang yang terinfeksi, dapat menyebabkan berbagai penyakit dari infeksi asimtomatik (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal. Virus ini juga dapat menyebabkan penyakit parah pada hewan seperti babi, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi peternak.
Meskipun virus Nipah hanya menyebabkan beberapa wabah yang diketahui di Asia, virus ini menginfeksi berbagai macam hewan, sehingga menyebabkan penyakit parah dan kematian pada manusia.
Pada kejadian awal di Malaysia, yang juga memengaruhi Singapura, kebanyakan infeksi pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringannya yang terkontaminasi. Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan sekresi babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa pengaman dengan jaringan hewan yang sakit.
Sedangkan pada kejadian berikutnya di Bangladesh dan India, konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah), yang terkontaminasi dengan urine atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi adalah sumber infeksi yang paling mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)