Minuman Beralkohol dan Aritmia Jantung
Jakarta: Minum alkohol memberikan beberapa efek, mulai dari memabukkan, hingga denyut jantung terasa berdebar lebih cepat dibandingkan biasanya. Lalu, apakah penderita jantung boleh mengonsumsi alkohol?
"Efek minum alkohol kan denyut jantung meningkat, karena sebetulnya ada dosis tertentu yang kita butuhkan untuk di dalam darah untuk mencapai efek tersebut," ujar dr. Muliadi Limanjaya, selaku Dokter Umum RS Pondok Indah - Bintaro Jaya kepada Medcom.id.
Ia memaparkan bahwa dirinya sempat membaca jurnal yang mencantumkan adanya efek protektif terhadap jantung, bisa didapatkan ketika mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang kecil.
Namun, jika ingin mendapatkan efek mabuk dari mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar, ada bahayanya. Risikonya, kata dr. Muliadi, bisa aritmia jantung (gangguan detak jantung atau irama jantung) atau vertical fibrilasi.
(Dr. Muliadi menjelaskan kecepatan penyerapan sangat tergantung dari keadaan fisik seseorang dan juga jenis sediaan alkohol. Foto: Pexels.com)
Atrial fibrilasi adalah kondisi jantung di mana denyut jantung tidak beraturan dan sering kali cepat. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi terkait penyakit jantung
"Efek terburuknya bisa aritmia jantung. Kalau vertical fibrilasi penanganannya cepat bisa balik. Tapi very risky. Di poin tertentu sangat berbahaya, bisa meninggal dunia," paparnya.
Sementara itu, ada proses yang terjadi saat seseorang meminum alkohol. Senyawa kimia yang bisa dikonsumsi manusia itu berasal dari glukosa atau gula yang terfermentasi.
Biasanya, manusia mengonsumsi alkohol berjenis etanol, berbeda dengan alkohol yang digunakan sebagai desinfektan berjenis metanol.
Dr. Muliadi menjelaskan, bahwa alkohol yang biasanya untuk cairan pembersih itu berbahaya untuk dikonsumsi karena dapat menyebabkan berbagai gejala serius.
Alkohol berjenis etanol yang diminum akan diserap masuk ke dalam darah. Berbagai senyawa aktif dalam alkohol tersebut pun akan menyebabkan gejala dalam tubuh secara cepat.
"Kecepatan penyerapan sangat tergantung dari keadaan fisik seseorang dan juga jenis sediaan alkohol. Alkohol lebih cepat diserap dalam kondisi perut kosong, dan konsentrasi tinggi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)