FITNESS & HEALTH

Pekan Glaukoma Sedunia, Ini yang Perlu Kamu Ketahui

Aulia Putriningtias
Kamis 28 Maret 2024 / 10:05
Jakarta: Pekan glaukoma sedunia mengingatkan kita untuk pentingnya mengetahui penyakit ini. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Ditjen P2P melakukan webinar melalui zoom dengan tema global “Uniting for Glaucoma-Free World”, Selasa, 26 Maret 2024.

Direktur P2PTM Dr. Eva Susanti menyampaikan pentingnya edukasi ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara mencegah. Hal ini juga sekaligus mengendalikan glaukoma agar dunia terbebas dari glaukoma.

Dr. Eva juga menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan mata secara teratur agar glaukoma dapat dideteksi sedini mungkin. Bila ditemukan tanda atau gejala maka dapat ditindaklanjuti dengan pengobatan yang tepat.

"Secara ideal sumber daya yang berkualitas harus bebas gangguan panca Indra termasuk bebas dari gangguan penglihatan dan kebutaan. Oleh karena itu penanggulangan gangguan penglihatan perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dari seluruh jajaran pemerintah bersama masyarakat," kata dr. Eva.

Glaukoma adalah kondisi medis berupa gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan saraf mata. Jika terjadi cukup parah, glaukoma adalah kondisi yang bahkan bisa mengakibatkan kebutaan. Penyakit glaukoma sering dialami oleh orang tua lanjut usia, terutama yang berumur di atas 60 tahun. 
 

Adapun hal-hal yang kamu perlu ketahui tentang glaukoma, yaitu:



(Mata dengan kondisi glaukoma. Foto: Dok. Carolina Eye Care)
 

1. Telah terjadi hingga 57,5 juta orang di seluruh dunia


Menurut Dr. Eva, WHO memperkirakan 57,5 juta orang di seluruh dunia terkena glaukoma. Setidaknya 50 persen orang (penderita glaukoma) di negara maju tidak menyadari menderita glaukoma.

Namun, jumlah di atas dapat meningkat menjadi 90 persen di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Angka kejadian glaukoma diperkirakan meningkat seiring dengan peningkatan harapan hidup masyarakat Indonesia.
 

2. Menyebabkan kebutaan kedua setelah katarak


Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak baik di seluruh dunia maupun di Indonesia dan bersifat permanen. Glaukoma menyumbang 12,3 persen dari total kasus kebutaan. 

Data glaukoma yang tercatat, berdasarkan persebaran di dunia, dari 39 juta kasus kebutaan, sebanyak 3,2 juta disebabkan glaukoma. Di Indonesia, 4 sampai 5 orang dari 1.000 orang menderita glaukoma. 
 

3. Gejala glaukoma


Glaukoma kronis tidak menimbulkan gejala, sehingga berbeda dengan glaukoma akut yang menimbulkan gejala. Gejalanya pun seperti mata merah, nyeri pada mata, pandangan kabur, mual dan muntah, melihat pelangi atau lingkaran cahaya, dan penyempitan lapang pandangan.

Penderita glaukoma cenderung baru menyadari kondisinya ketika sudah mengalami masalah penglihatan, seperti jarak pandang menyempit, penglihatan kabur, dan lain sebagainya. Maka dari itu, gejala glaukoma penting untuk diketahui agar bisa mendeteksi penyakit ini sedini mungkin.
 

4. Faktor risiko


Kasus glaukoma pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dan kasus glaukoma pada ras kulit hitam lebih banyak dibandingkan ras kulit putih. Glaukoma juga merupakan penyakit degeneratif sehingga risikonya meningkat seiring bertambahnya usia. 

Faktor lain yang berperan adalah riwayat glaukoma dalam keluarga, status refraksi seperti miopia dan hipermetropia. Penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan hipotensi juga bisa menjadi faktor risiko.

Itulah empat hal yang perlu kamu ketahui tentang glaukoma. World Glaucoma Week 2024 menganjurkan skrining menggunakan patokan usia, yaitu usia di bawah 40 tahun sebanyak 2-4 tahun sekali, usia 40-60 tahun sebanyak 2-3 tahun sekali, usia lebih dari 60 tahun sebanyak 1-2 tahun sekali.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH