FITNESS & HEALTH
Ada 23 Rekomendasi Imunisasi Dewasa Mulai dari Mana, Ya?
Aulia Putriningtias
Selasa 30 April 2024 / 19:52
Jakarta: Imunisasi dewasa juga berhak diberikan demi penunjang kesehatan jangka panjang. Ada sejumlah rangkaian imunisasi dewasa. Sebaiknya, mulai dari mana, ya?
Menurut dr. Alfi Auliya Rahman selaku Dokter Umum, ambil vaksin yang dibutuhkan oleh tubuhmu. Meskipun ada banyak rangkaian, itu hanya rekomendasi, jadi tak masalah jika tak diambil semua.
"Kalau dilakukan ya lebih baik tapi kalau enggak ya harus aware jaga diri," ungkap dr. Alfi dalam temu media Halodoc di Jakarta, Selasa, 30 April 2024.
.jpg)
(Dr. Alfi Auliya Rahman. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Ketika dewasa, ada rangkaian vaksinasi yang bisa kamu lakukan, yaitu:
Jika kamu masih bingung menentukan mengambil vaksinasi apa, sebaiknya untuk melakukan yang lebih umum. Vaksinasi tersebut contohnya seperti influenza, di mana membantu kekebalan tubuh dari penyakit tersebut.
"Start vaksinasi dari yang common, seperti influenza, HPV, tifoid, pneumonia ada juga vaksinasi untuk DBD," jelasnya.
Harga imunisasi dewasa pun juga tak bisa dikatakan murah. Namun, menurut dr. Alfi, ini merupakan tindakan preventif, dibandingkan ketika mengobati penyakit yang harusnya bisa dicegah risikonya dengan vaksinasi.
Jadi, dr. Alfi menyarankan untuk tetap melakukan vaksinasi. Kemudian, pastikan dapat melihat pada rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tentang vaksinasi dewasa.
Selain itu, dr. Alfi juga mengimbau untuk tidak takut terhadap Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI. Hal ini normal dirasakan ketika setelah melaksanakan vaskinasi.
KIPI bisa berupa demam, nyeri di bekas suntikan atau sedikit bengkak. Jika memang ada KIPI, kamu bisa berkonsultasi dengan fasilitas layanan kesehatan terdekat atau melalui telemedicine yang tersedia di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Menurut dr. Alfi Auliya Rahman selaku Dokter Umum, ambil vaksin yang dibutuhkan oleh tubuhmu. Meskipun ada banyak rangkaian, itu hanya rekomendasi, jadi tak masalah jika tak diambil semua.
"Kalau dilakukan ya lebih baik tapi kalau enggak ya harus aware jaga diri," ungkap dr. Alfi dalam temu media Halodoc di Jakarta, Selasa, 30 April 2024.
.jpg)
(Dr. Alfi Auliya Rahman. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
Ketika dewasa, ada rangkaian vaksinasi yang bisa kamu lakukan, yaitu:
- 1. Influenza
- 2. Tetanus, Difteri, Pertusis (Td/Tdap)
- 3. Human Papillomavirus (HPV) untuk wanita
- 4. Human Papillomavirus (HPV) untuk pria
- 5. Measles/Campak, Mumps/Gondongan, Rubella/Campak Jerman (MMR)
- 6. Zoster
- 7. Pneumokokal Konjugat 15-valent (PVC15)
- 8. Pneumokokal Konjugat 13-valent (PVC13)
- 9. Pneumokokal Polisakarida (PPSV23)
- 10. Meningitis Meningokokal Polisakarida
- 11. Meningitis Meningokokal Konjugat
- 12. Hepatitis A
- 13. Hepatitis B
- 14. Hepatitis A dan Hepatitis B (Kombinasi)
- 15. Hepatitis A dan Typhoid (Kombinasi)
- 16. Typhoid Fever (Demam Tifoid)
- 17. Yellow Fever (Demam Kuning)
- 18. Japanese encephalitis (JE)
- 19. Rabies
- 20. Covid-19
- 21. Polio IPV
- 22. Dengue
- 23. Varicella (cacar air)
Jika kamu masih bingung menentukan mengambil vaksinasi apa, sebaiknya untuk melakukan yang lebih umum. Vaksinasi tersebut contohnya seperti influenza, di mana membantu kekebalan tubuh dari penyakit tersebut.
"Start vaksinasi dari yang common, seperti influenza, HPV, tifoid, pneumonia ada juga vaksinasi untuk DBD," jelasnya.
Harga imunisasi dewasa pun juga tak bisa dikatakan murah. Namun, menurut dr. Alfi, ini merupakan tindakan preventif, dibandingkan ketika mengobati penyakit yang harusnya bisa dicegah risikonya dengan vaksinasi.
Jadi, dr. Alfi menyarankan untuk tetap melakukan vaksinasi. Kemudian, pastikan dapat melihat pada rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) tentang vaksinasi dewasa.
Selain itu, dr. Alfi juga mengimbau untuk tidak takut terhadap Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI. Hal ini normal dirasakan ketika setelah melaksanakan vaskinasi.
KIPI bisa berupa demam, nyeri di bekas suntikan atau sedikit bengkak. Jika memang ada KIPI, kamu bisa berkonsultasi dengan fasilitas layanan kesehatan terdekat atau melalui telemedicine yang tersedia di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)