FITNESS & HEALTH
WHO Tetap Selidiki 650 Kemungkinan Kasus Hepatitis Misterius pada Anak-anak
Mia Vale
Minggu 05 Juni 2022 / 16:00
Jakarta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, setidaknya ada 650 kasus hepatitis mendadak dan tidak dapat dijelaskan pada anak-anak yang sedang diselidiki di 33 negara, di mana meningkat berkisar 36 kasus selama pembaruan internasional terakhir.
Sementara itu, ada 99 kasus yang sedang menunggu klasifikasi. Pekan lalu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa melaporkan total 614 kasus sedang diselidiki di 30 negara. Berkisar sepertiga dari kasus, 222, berada di Inggris, dan 216 lainnya telah dilaporkan di AS.
Seperti yang diberitakan dalam laman ABC7, hepatitis datang dengan cepat dan tampak lebih parah secara klinis, dengan proporsi yang lebih tinggi pada anak-anak yang mengalami gagal hati.
Dari subset dari 156 kasus dengan data masuk rumah sakit, berkisar 14 persen memerlukan perawatan intensif, dan 12 persen membutuhkan transplantasi hati.

(Banyak dari anak-anak yang terkena melaporkan gejala-gejala tersebut sebelum menjadi kuning, termasuk di bagian mata. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
WHO mengatakan tidak jelas apakah ini adalah jumlah kasus hepatitis mendadak yang lebih banyak daripada yang biasanya diharapkan dokter selama periode waktu yang sama. Sebagian besar anak-anak yang terkena dampak berkisar 75 persen masih muda, di bawah usia 5 tahun.
Virus umum yang diketahui menyebabkan hepatitis, seperti hepatitis A, B, C, D dan E, telah disingkirkan pada anak-anak ini. Hubungan terkuat antara kasus-kasus tersebut tampaknya adalah virus yang disebut adenovirus 41, yang diketahui menyebabkan sakit perut seperti diare dan muntah.
Banyak dari anak-anak yang terkena melaporkan gejala-gejala tersebut sebelum menjadi kuning, ketika bagian putih mata mereka dan mungkin kulit mereka mengembangkan semburat kekuningan yang merupakan tanda masalah hati.
Tetapi adenovirus 41 bukanlah penyebab yang jelas, kata para ahli. Karena tidak pernah diketahui menyebabkan hepatitis pada anak-anak yang tidak memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Ilmuwan Inggris mengatakan mereka telah menemukan peningkatan aktivitas adenovirus, yang bersirkulasi bersama dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan covid-19. Para peneliti juga mencari kemungkinan penyebab lain, termasuk paparan lingkungan, racun dan mungkin koinfeksi dengan virus lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Sementara itu, ada 99 kasus yang sedang menunggu klasifikasi. Pekan lalu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa melaporkan total 614 kasus sedang diselidiki di 30 negara. Berkisar sepertiga dari kasus, 222, berada di Inggris, dan 216 lainnya telah dilaporkan di AS.
Seperti yang diberitakan dalam laman ABC7, hepatitis datang dengan cepat dan tampak lebih parah secara klinis, dengan proporsi yang lebih tinggi pada anak-anak yang mengalami gagal hati.
Dari subset dari 156 kasus dengan data masuk rumah sakit, berkisar 14 persen memerlukan perawatan intensif, dan 12 persen membutuhkan transplantasi hati.

(Banyak dari anak-anak yang terkena melaporkan gejala-gejala tersebut sebelum menjadi kuning, termasuk di bagian mata. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
WHO mengatakan tidak jelas apakah ini adalah jumlah kasus hepatitis mendadak yang lebih banyak daripada yang biasanya diharapkan dokter selama periode waktu yang sama. Sebagian besar anak-anak yang terkena dampak berkisar 75 persen masih muda, di bawah usia 5 tahun.
Virus umum yang diketahui menyebabkan hepatitis, seperti hepatitis A, B, C, D dan E, telah disingkirkan pada anak-anak ini. Hubungan terkuat antara kasus-kasus tersebut tampaknya adalah virus yang disebut adenovirus 41, yang diketahui menyebabkan sakit perut seperti diare dan muntah.
Banyak dari anak-anak yang terkena melaporkan gejala-gejala tersebut sebelum menjadi kuning, ketika bagian putih mata mereka dan mungkin kulit mereka mengembangkan semburat kekuningan yang merupakan tanda masalah hati.
Tetapi adenovirus 41 bukanlah penyebab yang jelas, kata para ahli. Karena tidak pernah diketahui menyebabkan hepatitis pada anak-anak yang tidak memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Ilmuwan Inggris mengatakan mereka telah menemukan peningkatan aktivitas adenovirus, yang bersirkulasi bersama dengan SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan covid-19. Para peneliti juga mencari kemungkinan penyebab lain, termasuk paparan lingkungan, racun dan mungkin koinfeksi dengan virus lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)