FITNESS & HEALTH

Peneliti Sebut Kandungan TAR Memicu Kanker

Medcom
Minggu 18 Februari 2024 / 13:00
Jakarta: Peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB), Mohammad Khotib, menyebut selama ini nikotin dianggap sebagai salah satu zat berbahaya dalam rokok yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan.

Akademisi Kesehatan Masyarakat di Universitas Auckland, Selandia Baru, Marewa Glover, menyebut bahwa informasi itu menjadi penghalang utama bagi perokok dewasa untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang memiliki risiko lebih rendah daripada rokok.

"Pemahaman keliru tentang nikotin telah membuat sebagian perokok dewasa enggan menggunakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin," kata Marewa dalam diskusi virtual bertajuk "Framework Convention on Tobacco Control, Challenges and Prospects for WHO".

"Perokok dewasa perlu diberikan edukasi dalam penerapan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko untuk beralih dari kebiasaannya. Dengan demikian, hal ini dapat mempercepat penurunan penyakit yang berhubungan dengan merokok," lanjut Marewa.

Hal senada disampaikan peneliti Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) Mohammad Khotib. Dia mengatakan jika produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan berhenti dari kebiasaan merokok.

"Sehingga salah satu cara yang bisa digunakan adalah memanfaatkan produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko. Hal ini bisa digunakan untuk mengurangi risiko kesehatan yang ditimbulkan," kata Khotib.

Dia menambahkan, organisasi penelitian kanker independen dari Inggris, Cancer Research UK, menyebutkan bahwa nikotin bukan pemicu utama atas penyakit yang berkaitan dengan merokok, serta bukan penyebab utama kanker. Hal itu diperkuat oleh data National Cancer Institute Amerika Serikat yang mengungkapkan bahwa TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik pemicu kanker.

"Dari sekitar 7 ribuan bahan kimia yang ada di dalam asap rokok, 2 ribu di antaranya terdapat pada TAR. Maka, zat kimia berbahaya yang menyebabkan penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok adalah TAR akibat pembakaran, bukan nikotin," jelasnya.

Sementara itu, Koordinator platform layanan pengurangan risiko tembakau yang bernama Maria Alejandra Medina menyebut jika produk tembakau alternatif berpotensi menjadi solusi untuk menekan penyakit yang berkaitan dengan merokok.

"Pendekatan pengendalian tembakau yang menerapkan pengurangan risiko tembakau seperti produk tembakau alternatif dapat dioptimalkan pemerintah dalam mengurangi prevalensi merokok," ujar Maria yang juga menjadi panelis dalam diskusi itu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(ELG)

MOST SEARCH