FITNESS & HEALTH
Cerita Melanie Putria 'Jatuh Cinta' pada Olahraga Lari karena Baby Blues
Yuni Yuli Yanti
Kamis 11 Juli 2024 / 07:27
Jakarta: Melanie Putria dikenal sebagai selebriti yang menekankan gaya hidup sehat karena kecintaanya pada olahraga lari. Bahkan, saking senangnya dengan olahraga ini, pemenang Putri Indonesia tahun 2002 itu sudah sering mengikuti kompetisi maraton.
Ia telah menaklukan enam world major marathon di antaranya adalah di Tokyo, Boston, London, Berlin, Chicago, dan New York.
Namun, dibalik hobinya ini, ternyata ada cerita menarik yang membuat Melanie akhirnya jatuh cinta pada olahraga tersebut.
Melanir Putria Dewitasari mengaku awal mula menekuni olahraga lari karena ia sempat mengalami sindrom baby blues setelah melahirkan putranya Sheemar Rahman Puradiredja, pada 2011 silam.
"Saya mengalami Baby Blues Syndrome yang lumayan hebat 13 tahun lalu. Nah, jatuh cinta pertama kali adalah ketika saya merasa saya merasa tidak berdaya, jelek, gemuk,dan bau. Ketika bercermin saya merasa tidak menarik sama sekali. Karena khawatir mengalami depresi karena kondisi fisik ini, jadi saya kembali ke gym. Lalu, saat di gym seorang trainer mengatakan ngapain sih kulkas dua pintu balik ke sini. Bagi orang normal akan baik-baik saja, tapi karena sata sedang baby blues rasanya perkataan itu sangat menyakitkan karena bukannya memotivasi malah sebaliknya," ungkap Melanie saat ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta.
Karena tidak mau berlarut dalam kesedihan, wanita berusia 42 tahun ini pun melihat postingan komunitas lari di media sosial yang menarik perhatiannya.
"Mereka posting foto dengan baju yang luar biasa kece dengan wajah yang cantik. Tiba-tiba hati saya tergerak, jangan-jangan ini jawaban dari masalah saya yang sedang butuh semacam kebahagiaan karena merasa tidak percaya diri dengan penampilan saat itu. Akhirnya, saya memutuskan untuk ikut lari pertama kali dengan rute FX-HI-FX sepanjang 8 kilometer, padahal saat itu saya baru 4 bulan melahirkan. Dan, saat berhasil melewatinya seketika saya jatuh cinta sama lari, karena bisa menyelesaikan rute itu dengan sangat bahagia. Saat itulah saya tahu, ini dia jawaban dari yang saya butuhkan dalam hidup saya," ucap Melanie penuh haru.

(Melanie Putria bersama para pegiat olahraga dalam acara Road to Plaza Indonesia Wellness Festival x Dash Sports Forum, Rabu (10/7/2024), di Plaza Indonesia, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa)
Namun, siapa sangka dibalik kesuksesannya sebagai pegiat lari, ia pernah diragukan karena dirinya perempuan dan merupakan seorang pemula di bidang olahraga lari.
"Waktu itu di Singapore Marathon, teman-teman dari komunitas bilang lu gila, gak mungkin bisa, lu gak pernah lari, lu baru melahirkan yang gak ada apa-apa. Jadi hal-hal seperti itu berapa kali, kita nih para wanita menemukan gitu ya. Namun, karena digituin saya jadi merasa makin termotivasi untuk membuktikan bahwa saya bisa melakukannya. Saya buktikan dengan ikut Singapur maraton," tutur Melanie.
Orang ikut maraton, lanjut Melanie, biasanya ditas itu bawa sepatu dan baju ganti. Melanie justru berbeda, ia membawa pompa ASI karena harus melewati 5 jam finish, sementara ia masih menyusui.
"Kebayang ya itu seperti apa perjuangannya. Tapi teman-teman, begitu saya berhasil melewati finish line, keberdayaan itu kembali muncul. Kita para wanita yang punya kendali atas diri kita. Jadi, jangan pernah mau merasa diragukan, justru kita harus buktikan bahwa kita berdaya," tutup Melanie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)
Ia telah menaklukan enam world major marathon di antaranya adalah di Tokyo, Boston, London, Berlin, Chicago, dan New York.
Namun, dibalik hobinya ini, ternyata ada cerita menarik yang membuat Melanie akhirnya jatuh cinta pada olahraga tersebut.
Melanir Putria Dewitasari mengaku awal mula menekuni olahraga lari karena ia sempat mengalami sindrom baby blues setelah melahirkan putranya Sheemar Rahman Puradiredja, pada 2011 silam.
"Saya mengalami Baby Blues Syndrome yang lumayan hebat 13 tahun lalu. Nah, jatuh cinta pertama kali adalah ketika saya merasa saya merasa tidak berdaya, jelek, gemuk,dan bau. Ketika bercermin saya merasa tidak menarik sama sekali. Karena khawatir mengalami depresi karena kondisi fisik ini, jadi saya kembali ke gym. Lalu, saat di gym seorang trainer mengatakan ngapain sih kulkas dua pintu balik ke sini. Bagi orang normal akan baik-baik saja, tapi karena sata sedang baby blues rasanya perkataan itu sangat menyakitkan karena bukannya memotivasi malah sebaliknya," ungkap Melanie saat ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta.
Karena tidak mau berlarut dalam kesedihan, wanita berusia 42 tahun ini pun melihat postingan komunitas lari di media sosial yang menarik perhatiannya.
"Mereka posting foto dengan baju yang luar biasa kece dengan wajah yang cantik. Tiba-tiba hati saya tergerak, jangan-jangan ini jawaban dari masalah saya yang sedang butuh semacam kebahagiaan karena merasa tidak percaya diri dengan penampilan saat itu. Akhirnya, saya memutuskan untuk ikut lari pertama kali dengan rute FX-HI-FX sepanjang 8 kilometer, padahal saat itu saya baru 4 bulan melahirkan. Dan, saat berhasil melewatinya seketika saya jatuh cinta sama lari, karena bisa menyelesaikan rute itu dengan sangat bahagia. Saat itulah saya tahu, ini dia jawaban dari yang saya butuhkan dalam hidup saya," ucap Melanie penuh haru.

(Melanie Putria bersama para pegiat olahraga dalam acara Road to Plaza Indonesia Wellness Festival x Dash Sports Forum, Rabu (10/7/2024), di Plaza Indonesia, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa)
Makin termotivasi karena diragukan
Melanie Putria diketahui telah menaklukan berbagai kompetisi lari sejak tahun 2011 hingga saat ini. Ia pun telah berhasil menaklukan enam world major marathon dari tahun 2016 hingga tahun 2022.Namun, siapa sangka dibalik kesuksesannya sebagai pegiat lari, ia pernah diragukan karena dirinya perempuan dan merupakan seorang pemula di bidang olahraga lari.
"Waktu itu di Singapore Marathon, teman-teman dari komunitas bilang lu gila, gak mungkin bisa, lu gak pernah lari, lu baru melahirkan yang gak ada apa-apa. Jadi hal-hal seperti itu berapa kali, kita nih para wanita menemukan gitu ya. Namun, karena digituin saya jadi merasa makin termotivasi untuk membuktikan bahwa saya bisa melakukannya. Saya buktikan dengan ikut Singapur maraton," tutur Melanie.
Orang ikut maraton, lanjut Melanie, biasanya ditas itu bawa sepatu dan baju ganti. Melanie justru berbeda, ia membawa pompa ASI karena harus melewati 5 jam finish, sementara ia masih menyusui.
"Kebayang ya itu seperti apa perjuangannya. Tapi teman-teman, begitu saya berhasil melewati finish line, keberdayaan itu kembali muncul. Kita para wanita yang punya kendali atas diri kita. Jadi, jangan pernah mau merasa diragukan, justru kita harus buktikan bahwa kita berdaya," tutup Melanie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(yyy)