FITNESS & HEALTH

Flu Musiman pada Anak, Ini yang Harus Kamu Tahu Saat Pergantian Musim

Mia Vale
Minggu 05 November 2023 / 10:00
Jakarta: Ketika musim kemarau usai, musim penghujan akan datang. Otomatis udara akan menjadi dingin. Guyuran air hujan pun bisa menjadi teman setia kala kamu dan keluarga berkegiatan di luar rumah. 

Utamanya si kecil yang harus pergi ke sekolah. Hal ini tentunya akan menjadi PR penting bagi orang tua, bila si kecil terkena flu musiman.

Flu musiman sudah menjadi penyakit umum namun sangat melelahkan yang terjadi pada awal musim dingin. Penurunan suhu bahkan beberapa derajat di malam hari. Belum lagi, kala kamu mendapati anak demam tinggi di pagi hari, disertai batuk parah dan pilek.

Perbedaan flu musiman dengan flu biasa keduanya sama-sama mengalami hidung tersumbat dan batuk, namun flu musiman dan pilek sebenarnya sangat berbeda. 

Dr Neeraj Gupta, Ahli Alergi, Intensivis Anak, dan Spesialis Tidur menjelaskan penyebab keduanya berbeda-beda. “Flu musiman disebabkan oleh virus Influenza sedangkan flu biasa mungkin disebabkan oleh infeksi virus lain seperti virus RSV, Rhino, Entero atau Adeno-virus.”

Selain itu, pilek mungkin tidak terlalu parah dan anak-anak mungkin hanya menunjukkan gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, bersin, atau hidung tersumbat. 

Sebaliknya, flu musiman lebih sering terjadi pada perubahan cuaca dengan demam tinggi, nyeri badan parah, sakit kepala, dan kelelahan. 

Demam bisa datang bersamaan dengan menggigil. Mungkin ada batuk dan kesulitan bernapas. Gejala hidung mungkin muncul dan intensitasnya ringan.

Waktu pemulihan juga bervariasi. Gejala flu dapat berlangsung selama lebih dari dua minggu tetapi flu biasa akan hilang dalam waktu maksimal lima hingga tujuh hari. Flu musiman mungkin memerlukan perawatan medis, tetapi flu biasa dapat sembuh dengan sendirinya.
 

Kala flu musiman berbahaya bagi anak



(Ajarkan anak untuk mencuci tangan secara rutin untuk mencegah flu musiman. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)

Ada beberapa tanda yang perlu kamu waspadai! “Hal ini dapat berupa demam tinggi, batuk terus-menerus, pernapasan cepat atau dangkal, retraksi dada, perubahan warna kebiruan pada bibir atau lengan, ekstremitas dingin, sakit kepala parah, penurunan nafsu makan, lesu atau tidak aktif atau peningkatan iritabilitas, anak tidak merasa atau terlihat sehat,” papar Dr Gupta kepada Health Shots. 

Hal lain yang perlu diingat adalah jika anak mempunyai penyakit kronis lainnya seperti asma, imunodefisiensi, masalah ginjal, hati atau jantung, atau sedang menjalani pengobatan jangka panjang yang dapat menekan kekebalan maka flu musiman dapat menimbulkan lebih banyak masalah. Jadi, segera ke dokter!
 

Apakah lebih menular?


Flu bersifat menular dan dapat menyebar dengan mudah. Jalur penyebaran yang paling umum adalah penularan melalui tetesan. Virus dapat menular dari orang yang terinfeksi ke anak yang sehat melalui batuk atau bersin saat berada di dekatnya. 

Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di tempat-tempat ramai seperti sekolah, tempat bermain dalam ruangan, kafetaria, dan lain-lain. Virus ini juga bisa menyebar melalui sentuhan tangan yang terkontaminasi.
 

Tips menghindarinya


Ingat, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Dan ada banyak cara sederhana namun praktis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan secara keseluruhan dan benar-benar menghindari flu musiman. Berikut beberapa cara praktis untuk mencegah flu musiman.
  • - Usahakan anak berusia antara 6 bulan hingga 5 tahun menerima vaksin Influenza setiap tahun
  • - Penerapan gaya hidup sehat untuk membantu kesehatan anak
  • - Mencuci tangan secara teratur
  • - Menutup hidung dan mulut saat anak batuk atau bersin
  • - Tisu bekas harus dibuang dengan hati-hati
  • - Hindari menyentuh mata, mulut dan hidung
  • - Hindari kontak dekat dengan orang sakit dan dijauhkan dari anggota keluarga yang menderita flu

Yang harus diperhatikan kala si kecil terkena flu musiman, berikan hidrasi yang cukup. Itu adalah kuncinya! Jangan lupa sedia obat demam dan obat batuk yang telah diresepkan oleh dokter. Satu lagi, biarkan anak istirahat dengan cukup. Hal ini akan membantu memperkuat sistem kekebalan tubuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH