FITNESS & HEALTH
Selama 2020, Kunjungan Telemedicine di Indonesia Meningkat
Raka Lestari
Kamis 16 September 2021 / 15:03
Jakarta: Pandemi Covid-19 ini memberikan dampak yang cukup besar pada berbagai sektor kehidupan. Salah satunya adalah mengenai layanan telemedicine yang semakin meningkat di era pandemi. Mengingat, masyarakat memang disarankan untuk tetap berada di rumah saja untuk mencegah penyebaran covid-19.
"Pandemi ini meluluhkan para penyangkal disrupsi digital," demikian paparan Prof. Rhenald Kasali dalam perss conference acara Wealth Wisdom 2021 Bank Permata.
Dokter kini lebih terbiasa melayani konsultasi Telehealth. Diketahui sebelum pandemi para ahli farmasi dan regulator kesehatan terkesan menolak pemeriksaan kesehatan jarak jauh dan pemberian resep obat tanpa kehadiran fisik pasien.
Prof. Rhenald melihat proses perubahan kedepan mulai terlihat wujudnya, kendati masih dinamis. Sebagian mulai dipermanenkan pengusaha (normal is gone). Tentunya dengan keberhasilan Indonesia menjalankan vaksinasi massal sebanyak 73,8 Juta orang (vaksin.kemenkes.go.id, 14 September 2021).
Selama 2020, Kunjungan Aplikasi Telemedicine di Indonesia Meningkat 600 Persen. Terlepas dari maraknya politisasi vaksin, Indonesia menjadi negara dengan realisasi vaksin Covid-19 terbanyak ke-4 di Asia setelah Tiongkok, India, dan Jepang
Prof. Rhenald juga melihat, Indonesia akan semakin menyatu dengan dunia global, memasuki era World 4.0 yang akan berlangsung 10-14 tahun ke depan. Era transisi ini disebut sebagai a massive artificial living.
Dipicu kecerdasan buatan, Indonesia akan memasuki era ledakan kecerdasan, yang kalau tidak ditindaklanjuti 10 tahun kedepan bakal banyak generasi muda yang terdampak sindrom useless generation, sulit bekerja dan berkali-kali menganggur. Selain itu, produk-produk sintetis dan artificial akan semakin banyak beredar.
Namun demikian, ia juga mengatakan pentingnya transformasi pendidikan, mewaspadai datangnya gelombang-gelombang pandemi berikutnya yang tidak hanya menyerang manusia (melainkan juga tanaman pangan, hewan peliharaandan ternak), krisis hutang dan kredit perbankan, pemberantasan korupsi, dan meningkatnya ketimpangan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
"Pandemi ini meluluhkan para penyangkal disrupsi digital," demikian paparan Prof. Rhenald Kasali dalam perss conference acara Wealth Wisdom 2021 Bank Permata.
Dokter kini lebih terbiasa melayani konsultasi Telehealth. Diketahui sebelum pandemi para ahli farmasi dan regulator kesehatan terkesan menolak pemeriksaan kesehatan jarak jauh dan pemberian resep obat tanpa kehadiran fisik pasien.
Prof. Rhenald melihat proses perubahan kedepan mulai terlihat wujudnya, kendati masih dinamis. Sebagian mulai dipermanenkan pengusaha (normal is gone). Tentunya dengan keberhasilan Indonesia menjalankan vaksinasi massal sebanyak 73,8 Juta orang (vaksin.kemenkes.go.id, 14 September 2021).
Selama 2020, Kunjungan Aplikasi Telemedicine di Indonesia Meningkat 600 Persen. Terlepas dari maraknya politisasi vaksin, Indonesia menjadi negara dengan realisasi vaksin Covid-19 terbanyak ke-4 di Asia setelah Tiongkok, India, dan Jepang
Prof. Rhenald juga melihat, Indonesia akan semakin menyatu dengan dunia global, memasuki era World 4.0 yang akan berlangsung 10-14 tahun ke depan. Era transisi ini disebut sebagai a massive artificial living.
Dipicu kecerdasan buatan, Indonesia akan memasuki era ledakan kecerdasan, yang kalau tidak ditindaklanjuti 10 tahun kedepan bakal banyak generasi muda yang terdampak sindrom useless generation, sulit bekerja dan berkali-kali menganggur. Selain itu, produk-produk sintetis dan artificial akan semakin banyak beredar.
Namun demikian, ia juga mengatakan pentingnya transformasi pendidikan, mewaspadai datangnya gelombang-gelombang pandemi berikutnya yang tidak hanya menyerang manusia (melainkan juga tanaman pangan, hewan peliharaandan ternak), krisis hutang dan kredit perbankan, pemberantasan korupsi, dan meningkatnya ketimpangan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)