FITNESS & HEALTH
Kenali 3 Risiko Kemungkinan pada Kehamilan Senja
Yatin Suleha
Kamis 14 September 2023 / 16:05
Jakarta: Kehamilan merupakan salah satu sumber kebahagiaan pada setiap pasangan yang sudah menikah. Kehadiran calon bayi yang tumbuh secara sehat dan optimal menjadi doa yang selalu diucapkan oleh para ibu.
Tak jarang, calon ibu merasa khawatir akan kesehatan dirinya juga perkembangan janin yang sedang berkembang, terlebih ketika hamil di usia 40 tahun atau lebih.
Menurut dr. Gahrani Chen, Sp.OG dari Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RSIA Grand Family ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu hamil agar masa kehamilan dapat dilalui tanpa rasa was-was.
Lalu, apa sajakah yang perlu diperhatikan pada kehamilan usia senja? Yuk, simak penjelasanya agar ibu dapat menjalankan masa kehamilannya.
Usia kehamilan yang ideal bagi seorang wanita yaitu usia 25 hingga 35 tahun, karena pada periode tersebut organ-organ reproduksi bekerja secara optimal, tidak hanya itu, kesiapan mental sang ibu pun sudah matang. Pada usia 25 hingga 35 tahun sel-sel telur yang berada dalam rahim ada pada kondisi terbaik.
Perlu diketahui bahwa kualitas sel telur dapat mengalami penurunan seiring berjalannya waktu, baik karena paparan polusi maupun karena asupan gizi dan gaya hidup yang kurang sehat.
Kontaminasi tersebut dapat mengakibatkan berbagai risiko dan masalah dalam kehamilan, karena berhubungan dengan kualitas janin, seperti risiko terjadi Down Syndrome pada janin.
Keadaan tersebut berpengaruh juga pada kesehatan ibu karena menurunnya stamina dan fisik, seperti adanya penyakit bawaan hipertensi dan diabetes.
Namun dengan kemajuan teknologi saat ini, kelainan-kelainan yang mungkin terjadi dapat terdeteksi sejak awal, dengan melakukan screening di awal kehamilan dan pemantauan khusus dari dokter spesialis di masa kehamilan.
.jpg)
(Walaupun wanita berusia 40 tahun ke atas tidak disarankan untuk hamil, namun bagi mereka yang terlambat menikah atau masih ingin memiliki momongan, tentunya tidak ada larangan. Pesan dr. Gahrani Chen, yang paling penting adalah sang ibu harus siap untuk menghadapi berbagai keluhan dan risiko yang mungkin timbul. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Beberapa risiko kemungkinan akan terjadi pada kehamilan seseorang di atas usia 40 tahun, antara lain:
Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada diabetes gestasional (kehamilan diabetes) yaitu macrosomia, atau kelahiran bayi dengan berat di atas normal (di atas 4 kg).
Kombinasi kadar glukosa darah ibu yang tinggi dan kadar insulin yang tinggi pada janin mengakibatkan timbunan lemak yang besar yang menyebabkan janin tumbuh terlalu besar.
Kondisi ini akan sangat berbahaya untuk ibu dan juga bayi karena ukuran bayi yang besar dapat meningkatkan risiko untuk mengalami kelahiran prematur.
Beberapa studi yang berkaitan dengan hipertensi dan kehamilan mengungkapkan bahwa hipertensi sering dijumpai pada kehamilan dan mengakibatkan komplikasi pada satu dari sepuluh kasus kehamilan.
Di dunia diperkirakan persentase hipertensi pada kehamilan adalah sebesar 12-18 persen, sedangkan di Indonesia sebesar 2,1 persen, yang telah mengakibatkan kematian bayi sebesar 15-20 persen.
Plasenta previa adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir dan dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan.
Plasenta previa menjadi risiko pada wanita dengan kehamilan usia di atas 40 tahun. Kondisi seperti ini ibu hamil akan disarankan untuk operasi caesar.
Tidak hanya pada sang ibu, dampak kehamilan diatas 40 tahun juga ternyata bisa berisiko pada sang janin, salah satunya akan melahirkan bayi down syndrome. Sel telur ibu yang berusia lebih tua akan menyebabkan terjadinya kelainan kromosom tersebut.
Menurut National Down Syndrome Society, ibu hamil usia 40 tahun ke atas memiliki peluang 1 dari 100 melahirkan bayi dengan down syndrome. Angkanya melonjak jadi 1 dari 10 pada usia 49 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Tak jarang, calon ibu merasa khawatir akan kesehatan dirinya juga perkembangan janin yang sedang berkembang, terlebih ketika hamil di usia 40 tahun atau lebih.
Menurut dr. Gahrani Chen, Sp.OG dari Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RSIA Grand Family ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu hamil agar masa kehamilan dapat dilalui tanpa rasa was-was.
Lalu, apa sajakah yang perlu diperhatikan pada kehamilan usia senja? Yuk, simak penjelasanya agar ibu dapat menjalankan masa kehamilannya.
Kehamilan di atas usia 40 tahun
Usia kehamilan yang ideal bagi seorang wanita yaitu usia 25 hingga 35 tahun, karena pada periode tersebut organ-organ reproduksi bekerja secara optimal, tidak hanya itu, kesiapan mental sang ibu pun sudah matang. Pada usia 25 hingga 35 tahun sel-sel telur yang berada dalam rahim ada pada kondisi terbaik.
Perlu diketahui bahwa kualitas sel telur dapat mengalami penurunan seiring berjalannya waktu, baik karena paparan polusi maupun karena asupan gizi dan gaya hidup yang kurang sehat.
Kontaminasi tersebut dapat mengakibatkan berbagai risiko dan masalah dalam kehamilan, karena berhubungan dengan kualitas janin, seperti risiko terjadi Down Syndrome pada janin.
Keadaan tersebut berpengaruh juga pada kesehatan ibu karena menurunnya stamina dan fisik, seperti adanya penyakit bawaan hipertensi dan diabetes.
Namun dengan kemajuan teknologi saat ini, kelainan-kelainan yang mungkin terjadi dapat terdeteksi sejak awal, dengan melakukan screening di awal kehamilan dan pemantauan khusus dari dokter spesialis di masa kehamilan.
Risiko yang dapat terjadi ketika kehamilan di atas 40 tahun
.jpg)
(Walaupun wanita berusia 40 tahun ke atas tidak disarankan untuk hamil, namun bagi mereka yang terlambat menikah atau masih ingin memiliki momongan, tentunya tidak ada larangan. Pesan dr. Gahrani Chen, yang paling penting adalah sang ibu harus siap untuk menghadapi berbagai keluhan dan risiko yang mungkin timbul. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Beberapa risiko kemungkinan akan terjadi pada kehamilan seseorang di atas usia 40 tahun, antara lain:
1. Diabetes gestasional
Salah satu komplikasi yang bisa terjadi pada diabetes gestasional (kehamilan diabetes) yaitu macrosomia, atau kelahiran bayi dengan berat di atas normal (di atas 4 kg).
Kombinasi kadar glukosa darah ibu yang tinggi dan kadar insulin yang tinggi pada janin mengakibatkan timbunan lemak yang besar yang menyebabkan janin tumbuh terlalu besar.
Kondisi ini akan sangat berbahaya untuk ibu dan juga bayi karena ukuran bayi yang besar dapat meningkatkan risiko untuk mengalami kelahiran prematur.
2. Preeklamsia
Beberapa studi yang berkaitan dengan hipertensi dan kehamilan mengungkapkan bahwa hipertensi sering dijumpai pada kehamilan dan mengakibatkan komplikasi pada satu dari sepuluh kasus kehamilan.
Di dunia diperkirakan persentase hipertensi pada kehamilan adalah sebesar 12-18 persen, sedangkan di Indonesia sebesar 2,1 persen, yang telah mengakibatkan kematian bayi sebesar 15-20 persen.
3. Plasenta previa
Plasenta previa adalah kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir dan dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik sebelum maupun saat persalinan.
Plasenta previa menjadi risiko pada wanita dengan kehamilan usia di atas 40 tahun. Kondisi seperti ini ibu hamil akan disarankan untuk operasi caesar.
Tidak hanya pada sang ibu, dampak kehamilan diatas 40 tahun juga ternyata bisa berisiko pada sang janin, salah satunya akan melahirkan bayi down syndrome. Sel telur ibu yang berusia lebih tua akan menyebabkan terjadinya kelainan kromosom tersebut.
Menurut National Down Syndrome Society, ibu hamil usia 40 tahun ke atas memiliki peluang 1 dari 100 melahirkan bayi dengan down syndrome. Angkanya melonjak jadi 1 dari 10 pada usia 49 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)