FITNESS & HEALTH
Sebanyak 14 Pasien TBC Resisten Obat Sembuh di RS Paru Salatiga
Yatin Suleha
Selasa 16 September 2025 / 07:05
Jakarta: Sebanyak 14 pasien Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO) dinyatakan sembuh dan menerima sertifikat kesembuhan dari RS Paru dr. Ario Wirawan (RSPAW) Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu, 13 September 2025.
Momen ini disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wali Kota Salatiga Robby Hernawan, sekaligus menjadi tonggak penting dalam penanganan salah satu penyakit menular paling mematikan di Indonesia.
Menkes Budi menegaskan TBC masih menjadi ancaman serius.
“Setiap tahun ada 1.080.000 kasus TBC baru di Indonesia, dan 134.000 orang meninggal. Artinya, setiap 5 menit, dua orang meninggal karena TBC,” ungkapnya.
Baca juga: Apakah TB Bisa Menular di Transportasi Umum? Ini Jawaban Dokter
Ia menjelaskan, pemerintah telah menerapkan pengobatan baru dengan skema terapi singkat sesuai rekomendasi WHO, yakni regimen Bipal atau Bipal-M.

(TBC resisten obat (TB-RO) adalah infeksi TBC yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang kebal terhadap obat-obatan TBC. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
“Setelah dua sampai tiga minggu minum obat, pasien sudah tidak menularkan lagi. Namun kuncinya, jangan berhenti minum obat agar tidak menjadi resisten,” tegasnya.
Direktur RSPAW, dr. Tarsisius Glory, menyampaikan bahwa layanan terapi TBC RO terus berkembang sejak 2023.
“Kami mengundang 14 orang yang telah dinyatakan sembuh dari TB RO. Mereka berusia 21 sampai 70 tahun, menjalani terapi pendek Bipal maupun Bipal-M sesuai panduan WHO,” jelasnya.
Kehadiran para pasien sembuh disambut meriah sebagai simbol harapan bahwa TBC dapat dikendalikan.
Selain menangani TBC, RSPAW juga melayani ribuan pasien kanker. Sepanjang Januari–Agustus 2025 tercatat 2.781 kunjungan kemoterapi, meningkat signifikan dari 797 kunjungan pada 2023 dan 2.089 kunjungan pada 2024.
Namun, fasilitas radioterapi masih terbatas sehingga sebagian pasien harus dirujuk keluar daerah.
RSPAW juga berperan sebagai rumah sakit pengampu regional respirasi dan paru, membina 14 rumah sakit di Jawa Tengah serta 9 rumah sakit di Kalimantan Timur.
Baca juga: Kemenkes Luncurkan Buku Panduan dan Lembar Balik Tuberkulosis
“Kami melakukan visitasi, diskusi kasus sulit, pelatihan, hingga mentoring harian melalui platform daring,” tambah Tarsisius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Momen ini disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wali Kota Salatiga Robby Hernawan, sekaligus menjadi tonggak penting dalam penanganan salah satu penyakit menular paling mematikan di Indonesia.
Menkes Budi menegaskan TBC masih menjadi ancaman serius.
“Setiap tahun ada 1.080.000 kasus TBC baru di Indonesia, dan 134.000 orang meninggal. Artinya, setiap 5 menit, dua orang meninggal karena TBC,” ungkapnya.
Baca juga: Apakah TB Bisa Menular di Transportasi Umum? Ini Jawaban Dokter
Ia menjelaskan, pemerintah telah menerapkan pengobatan baru dengan skema terapi singkat sesuai rekomendasi WHO, yakni regimen Bipal atau Bipal-M.

(TBC resisten obat (TB-RO) adalah infeksi TBC yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang kebal terhadap obat-obatan TBC. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
“Setelah dua sampai tiga minggu minum obat, pasien sudah tidak menularkan lagi. Namun kuncinya, jangan berhenti minum obat agar tidak menjadi resisten,” tegasnya.
Direktur RSPAW, dr. Tarsisius Glory, menyampaikan bahwa layanan terapi TBC RO terus berkembang sejak 2023.
“Kami mengundang 14 orang yang telah dinyatakan sembuh dari TB RO. Mereka berusia 21 sampai 70 tahun, menjalani terapi pendek Bipal maupun Bipal-M sesuai panduan WHO,” jelasnya.
Kehadiran para pasien sembuh disambut meriah sebagai simbol harapan bahwa TBC dapat dikendalikan.
Selain menangani TBC, RSPAW juga melayani ribuan pasien kanker. Sepanjang Januari–Agustus 2025 tercatat 2.781 kunjungan kemoterapi, meningkat signifikan dari 797 kunjungan pada 2023 dan 2.089 kunjungan pada 2024.
Namun, fasilitas radioterapi masih terbatas sehingga sebagian pasien harus dirujuk keluar daerah.
RSPAW juga berperan sebagai rumah sakit pengampu regional respirasi dan paru, membina 14 rumah sakit di Jawa Tengah serta 9 rumah sakit di Kalimantan Timur.
Baca juga: Kemenkes Luncurkan Buku Panduan dan Lembar Balik Tuberkulosis
“Kami melakukan visitasi, diskusi kasus sulit, pelatihan, hingga mentoring harian melalui platform daring,” tambah Tarsisius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)