FITNESS & HEALTH
Sering Berbohong? Kenali Gejala dan Pengobatan Mitomania
Fatha Annisa
Senin 20 Januari 2025 / 10:43
Jakarta: Berbohong kerap dilakukan individu untuk berbagai alasan. Namun jika berbohong terus-menerus dilakukan tanpa alasan yang jelas, bisa jadi Sobat Medcom mengalami mitomania.
Mitomania merupakan suatu kondisi psikologis yang ditandai dengan kebohongan kompulsif yang berlebihan. Berbeda dengan kebohongan biasa, individu dengan mitomania tidak dapat mengendalikan perilaku berbohong mereka.
Penderita mitomania sering kali mengalami kesulitan membedakan antara kenyataan dan fiksi. Kondisi ini juga berdampak signifikan pada kehidupan individu, hubungan pribadi, dan profesional mereka. Oleh karenanya, yuk ketahui lebih jauh tentang mitomania.
Trauma masa kanak-kanak, seperti pelecehan atau pengabaian, juga dapat memperbesar risiko mitomania. Selain itu, faktor genetik dan neurologis pun diyakini berperan.
Selain CBT, psikoterapi dinamis dapat membantu individu dengan mitomania mengeksplorasi motivasi bawah sadar mereka untuk berbohong dan mengatasi trauma masa lalu yang mungkin berkontribusi terhadap kondisi tersebut. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, mendorong kejujuran, dan membangun hubungan yang lebih sehat.
Dalam beberapa kasus, pengobatan mungkin diperlukan untuk mengelola gejala yang terkait dengan mitomania, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Obat antidepresan dan antiansietas dapat membantu meringankan gejala ini dan meningkatkan fungsi individu secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(SUR)
Mitomania merupakan suatu kondisi psikologis yang ditandai dengan kebohongan kompulsif yang berlebihan. Berbeda dengan kebohongan biasa, individu dengan mitomania tidak dapat mengendalikan perilaku berbohong mereka.
Penderita mitomania sering kali mengalami kesulitan membedakan antara kenyataan dan fiksi. Kondisi ini juga berdampak signifikan pada kehidupan individu, hubungan pribadi, dan profesional mereka. Oleh karenanya, yuk ketahui lebih jauh tentang mitomania.
Penyebab Mitomania
Penyebab pasti mitomania masih belum sepenuhnya dipahami, namun penelitian menunjukkan beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap perkembangannya. Gangguan kepribadian, seperti gangguan kepribadian narsistik atau histrionik, dapat meningkatkan kecenderungan individu untuk berbohong secara patologis.Trauma masa kanak-kanak, seperti pelecehan atau pengabaian, juga dapat memperbesar risiko mitomania. Selain itu, faktor genetik dan neurologis pun diyakini berperan.
Gejala Mitomania
Ciri-ciri khas mitomania meliputi:- Kebohongan yang terus-menerus dan berlebihan
- Ketidakmampuan mengendalikan dorongan untuk berbohong
- Kebohongan yang sering kali rumit dan berbelit-belit
- Kecenderungan melebih-lebihkan atau mengarang cerita
- Kurangnya penyesalan atau rasa bersalah setelah berbohong
Pengobatan Mitomania
Pengobatan mitomania biasanya melibatkan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan. Terapi perilaku kognitif (CBT) adalah pendekatan yang efektif untuk mengatasi pola pikir dan perilaku yang berkontribusi pada kebohongan. CBT berfokus pada mengidentifikasi dan menantang pikiran negatif dan disfungsional yang mengarah pada berbohong.Selain CBT, psikoterapi dinamis dapat membantu individu dengan mitomania mengeksplorasi motivasi bawah sadar mereka untuk berbohong dan mengatasi trauma masa lalu yang mungkin berkontribusi terhadap kondisi tersebut. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, mendorong kejujuran, dan membangun hubungan yang lebih sehat.
Dalam beberapa kasus, pengobatan mungkin diperlukan untuk mengelola gejala yang terkait dengan mitomania, seperti kecemasan, depresi, atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Obat antidepresan dan antiansietas dapat membantu meringankan gejala ini dan meningkatkan fungsi individu secara keseluruhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)