Jakarta: Vaksinasi booster dianggap sebagai salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19, terutama dengan adanya varian baru yaitu varian Omicron. Kelompok lansia dan dewasa merupakan kelompok yang sudah mendapatkan vaksin booster. Lalu, bagaimana pada anak-anak?
Menurut Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M.Trop.Paed, Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis di RS Pondok Indah, mengenai pemberian vaksin booster pada anak sampai saat ini belum ditentukan. Sebab vaksin booster pada dewasa saja belum selesai.
“Vaksin yang dibutuhkan tentunya luar biasa jumlahnya, sedangkan produsen vaksin kan terbatas. Dan untuk pemberian booster, harus ada penelitian dari produsennya dan laporan dari organisasi kesehatan lainnya. Saat ini booster pada anak sedang diteliti di produsen dan negara-negara tempat produsennya,” ungkap Prof Hinky, panggilan akrabnya dalam Media Discussion.
Menurut dr. Hinky, sampai saat ini masih diteliti berapa lama kekebalan vaksin menurun, setelah vaksinasi dasar pada anak-anak. Kalau ada temuan 6 bulan sudah menurun, baru dilaporkan untuk diajukan ke BPOM di negaranya masing-masing. Namun sampai saat ini belum ada permintaan dari produsen mengenai penurunan kekebalan itu.
“Vaksin booster pada anak bukannya tidak diperlukan, tapi belum cukup bukti pada anak-anak. Mungkin nanti akan ada perkembangan lagi beberapa bulan ke depan. Atau mungkin kekebalan vaksin akan lebih lama pada anak-anak karena sistem imun tubuh mereka juga masih berkembang, kita belum tahu,” jelas Prof. Hinky.
Akan tetapi, sampai saat ini Prof. Hinky menegaskan bahwa penelitian terhadap vaksinasi booster pada anak-anak masih dilakukan penelitian dan penelitiannya belum selesai. Sampai saat ini belum ada rekomendasinya.
“Jadi yang harus diberesin terlebih dulu adalah booster pada lainasi, booster pada dewasa muda, barulah booster pada anak-anak. harus sistematis pelaksanaannya. Vaksin dosis kedua saja ada 20 juta orang dewasa yang belum divaksin. Itu dulu yang harus diselesaikan,” tutup Prof. Hinky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M.Trop.Paed, Dokter Spesialis Anak Konsultan Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis di RS Pondok Indah, mengenai pemberian vaksin booster pada anak sampai saat ini belum ditentukan. Sebab vaksin booster pada dewasa saja belum selesai.
“Vaksin yang dibutuhkan tentunya luar biasa jumlahnya, sedangkan produsen vaksin kan terbatas. Dan untuk pemberian booster, harus ada penelitian dari produsennya dan laporan dari organisasi kesehatan lainnya. Saat ini booster pada anak sedang diteliti di produsen dan negara-negara tempat produsennya,” ungkap Prof Hinky, panggilan akrabnya dalam Media Discussion.
Menurut dr. Hinky, sampai saat ini masih diteliti berapa lama kekebalan vaksin menurun, setelah vaksinasi dasar pada anak-anak. Kalau ada temuan 6 bulan sudah menurun, baru dilaporkan untuk diajukan ke BPOM di negaranya masing-masing. Namun sampai saat ini belum ada permintaan dari produsen mengenai penurunan kekebalan itu.
“Vaksin booster pada anak bukannya tidak diperlukan, tapi belum cukup bukti pada anak-anak. Mungkin nanti akan ada perkembangan lagi beberapa bulan ke depan. Atau mungkin kekebalan vaksin akan lebih lama pada anak-anak karena sistem imun tubuh mereka juga masih berkembang, kita belum tahu,” jelas Prof. Hinky.
Akan tetapi, sampai saat ini Prof. Hinky menegaskan bahwa penelitian terhadap vaksinasi booster pada anak-anak masih dilakukan penelitian dan penelitiannya belum selesai. Sampai saat ini belum ada rekomendasinya.
“Jadi yang harus diberesin terlebih dulu adalah booster pada lainasi, booster pada dewasa muda, barulah booster pada anak-anak. harus sistematis pelaksanaannya. Vaksin dosis kedua saja ada 20 juta orang dewasa yang belum divaksin. Itu dulu yang harus diselesaikan,” tutup Prof. Hinky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)