FITNESS & HEALTH
Jaga Berat Badan Ideal untuk Cegah Timbulnya Diabetes
Yuni Yuli Yanti
Jumat 18 November 2022 / 07:00
Jakarta: Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Bahkan jumlah angka kesakitannya pun terus meningkat. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi diabetes yakni sebesar 8,5 persen, meningkat dibandingkan Riskesdas 2013 yaitu sebesar 6,9 persen.
Ketua Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD mengatakan salah satu penyebab timbulnya penyakit diabetes adalah obesitas yang tidak segera ditangani. Pada pasien prediabetes, ditandai dengan gula darah yang naik, Gula Darah Puasa berkisar 100-125 sementara Gula Darah Setelah Makan yakni 140<200.
"Kalau kondisi ini didiamkan, maka cepat atau lambat dia akan jatuh ke diabetes," kata dr. Ketut dikutip dari laman P2PTM Kemenkes.
Pihaknya menekankan bahwa upaya pencegahan primer harus dilakukan secepatnya sejak prediabetes bahkan diabetes agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya seperti komplikasi jantung. Menurutnya, cara ini jauh lebih efisien dan efektif untuk menangani pasien daripada saat mereka sudah jatuh sakit.
Salah satu upaya pencegahan primer adalah dengan mencapai berat badan ideal. Dalam salah satu studi menyebutkan dengan penurunan BB sekitar 6,5 persen setelah 4 minggu diet rendah kalori hasilnya tekanan darah, gula darah dan kolesterol turun.
"Diabetes merupakan masalah besar di Indonesia. Yang paling penting adalah mengelola pola hidup, jangan lupa rutin melakukan aktivitas fisik, jaga pola makan dan melakukan pemeriksaan dini," jelas Dr. Ketut.

(Menjaga berat badan ideal dan kurangi konsumsi gula menjadi salah satu cara untuk mencegah diabetes. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Perlu diketahui, ancaman diabetes tidak hanya dihadapi oleh kelompok usia dewasa, tapi penyakit ini juga dapat mengancam anak-anak.
Mewakili Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Muhammad Faizi, Sp.A(K) menyebutkan prevalensi Diabetes Melitus pada anak di Indonesia jumlahnya terus meningkat, didominasi remaja berusia 10-12 tahun serta anak berusia 5-6 tahun.
"Populasi anak-anak diabetes itu banyak di Indonesia Bagian Barat," tuturnya.
Agar kadar gula darah terkontrol, dr. Faizi menyarankan agar manajemen pada anak dengan diabetes merujuk pada 5 pilar di antaranya suntikan insulin, monitoring kadar gula darah, pemberian nutrisi, aktivitas fisik serta edukasi seumur hidup.
Namun demikian, yang menjadi tangan besar yang dihadapi dalam pengendalian Diabetes di Indonesia adalah pasien sering kali terlambat mengetahui penyakit DM. Sehingga, sering ditemukan pada tahap lanjut atau sudah disertai dengan komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat yang dapat mengakibatkan kecacatan sampai kematian dini.
"Masalahnya adalah kesadaran kita tentang Diabetes Militus tipe 1 masih tergolong rendah, sehingga banyak pasien-pasien yang datang terlambat," tutup dr. Faizi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Ketua Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD mengatakan salah satu penyebab timbulnya penyakit diabetes adalah obesitas yang tidak segera ditangani. Pada pasien prediabetes, ditandai dengan gula darah yang naik, Gula Darah Puasa berkisar 100-125 sementara Gula Darah Setelah Makan yakni 140<200.
"Kalau kondisi ini didiamkan, maka cepat atau lambat dia akan jatuh ke diabetes," kata dr. Ketut dikutip dari laman P2PTM Kemenkes.
Pihaknya menekankan bahwa upaya pencegahan primer harus dilakukan secepatnya sejak prediabetes bahkan diabetes agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lainnya seperti komplikasi jantung. Menurutnya, cara ini jauh lebih efisien dan efektif untuk menangani pasien daripada saat mereka sudah jatuh sakit.
Salah satu upaya pencegahan primer adalah dengan mencapai berat badan ideal. Dalam salah satu studi menyebutkan dengan penurunan BB sekitar 6,5 persen setelah 4 minggu diet rendah kalori hasilnya tekanan darah, gula darah dan kolesterol turun.
"Diabetes merupakan masalah besar di Indonesia. Yang paling penting adalah mengelola pola hidup, jangan lupa rutin melakukan aktivitas fisik, jaga pola makan dan melakukan pemeriksaan dini," jelas Dr. Ketut.

(Menjaga berat badan ideal dan kurangi konsumsi gula menjadi salah satu cara untuk mencegah diabetes. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
Perlu diketahui, ancaman diabetes tidak hanya dihadapi oleh kelompok usia dewasa, tapi penyakit ini juga dapat mengancam anak-anak.
Mewakili Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr. Muhammad Faizi, Sp.A(K) menyebutkan prevalensi Diabetes Melitus pada anak di Indonesia jumlahnya terus meningkat, didominasi remaja berusia 10-12 tahun serta anak berusia 5-6 tahun.
"Populasi anak-anak diabetes itu banyak di Indonesia Bagian Barat," tuturnya.
Agar kadar gula darah terkontrol, dr. Faizi menyarankan agar manajemen pada anak dengan diabetes merujuk pada 5 pilar di antaranya suntikan insulin, monitoring kadar gula darah, pemberian nutrisi, aktivitas fisik serta edukasi seumur hidup.
Namun demikian, yang menjadi tangan besar yang dihadapi dalam pengendalian Diabetes di Indonesia adalah pasien sering kali terlambat mengetahui penyakit DM. Sehingga, sering ditemukan pada tahap lanjut atau sudah disertai dengan komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke, infeksi kaki yang berat yang dapat mengakibatkan kecacatan sampai kematian dini.
"Masalahnya adalah kesadaran kita tentang Diabetes Militus tipe 1 masih tergolong rendah, sehingga banyak pasien-pasien yang datang terlambat," tutup dr. Faizi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)