FITNESS & HEALTH

Aksi Berbikini Dinar Candy Dilihat dari Sisi Psikologis

Raka Lestari
Jumat 06 Agustus 2021 / 11:29
Jakarta: Nama Dinar Candy cukup menjadi perbincangan beberapa hari belakangan. Hal ini lantaran unggahannya yang menggunakan bikini di pinggir jalan menjadi viral.

Unggahan tersebut dilakukan Dinar Candy untuk memprotes keputusan pemerintah yang memperpanjag Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.

Dalam unggahannya tersebut, Dinar Candy memakai bikini sambil memegang papan bertuliskan 'Saya stres karena PPKM diperpanjang'. Meskipun sudah dihapus, unggahan tersebut sudah terlanjur menjadi sorotan banyak orang.

Pandemi covid-19 ini memang harus membuat masyarakat beradaptasi terhadap berbagai hal-hal baru. Namun memang, tidak semua masyarakat mungkin bisa beradaptasi dengan mudah.

Secara psikologis, menurut Psikolog keluarga Anna Surti Ariani, adaptasi terhadap kebiasaan baru ini adalah tanda menuju ke tahapan rekonstruksi emosi. Ia menjelaskan, ada fase-fase emosional dalam kebencanaan.

“Di awal pandemi, emosi akan mudah terstimulasi sehingga muncul rasa cemas dan panik. Bersamaan dengan emosi yang tersulut, muncul rasa heroik, di mana banyak relawan yang saling memberikan bantuan,” ujar Psikolog yang akrab disapa Nina ini.

Ketika semua sudah dilakukan dan pandemi tak juga berakhir, emosi kembali jatuh ke titik terdalam. Sebagian orang mengalaminya ketika korban covid-19 semakin banyak.

“Banyak orang yang berharap setahun setelah pandemi, kondisi akan membaik. Jika kondisi tidak seperti yang diharapkan atau pandemi masih terus berlangsung, sangat mungkin emosi masyarakat kembali jatuh,” kata Nina.

Untuk mengatasi hal tersebut, Psikolog Inez Kristanti, memberikan saran agar bisa melakukan me time. Sejak Work from Home, batasan ranah dan waktu untuk pekerjaan dan beristirahat beberapa orang menjadi lebih kabur.

“Seolah –olah, kita bisa 'santai' namun senantiasa siaga juga untuk pekerjaan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuat partisi dan batasan waktu yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi," tambah Inez.  

Lebih lanjut, Inez menjelaskan bahwa dengan mengambil waktu istirahat kita bisa mendedikasikan waktu secara spesifik untuk me-recharge diri kita dengan apa yang bisa membuat kita senang dan rileks. Menurutnya, salah satu yang penting dalam waktu istirahat atau break time adalah kualitasnya. Dan bukan selalu terkait dengan intensitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH