FITNESS & HEALTH
Kenali Virus Nipah, yang Bikin Warga India Ketar-ketir
Aulia Putriningtias
Senin 18 September 2023 / 16:05
Jakarta: Sebanyak 800 warga India dilaporkan tengah berada di dalam pengawasan akibat dugaan virus Nipah per 15 September 2023. Sebenarnya, apa itu virus Nipah?
Virus Nipah sendiri adalah salah satu jenis virus yang berbahaya. Penularan virus nipah dapat terjadi melalui perantara hewan liar ke manusia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sendiri memastikan bahwa sampai saat ini, virus ini masih tak terdeteksi di Indonesia.
Virus ini ternyata pernah mewabah di negara-negara yang berdekatan di Indonesia, seperti Malaysia dan Singapura. Masyarakat diharuskan waspada, meski Kemenkes sendiri menyatakan tak ada tanda-tanda yang masuk ke Indonesia.
Dilansir dari laman resmi Kemenkes RI, virus ini pernah mewabah di Malaysia pada tahun 1998-1999. Wabah ini berdampak hingga Singapura. Dari wabah tersebut, dilaporkan sebanyak 276 kasus terkonfirmasi, dengan 106 kematian (CFR: 38,41 persen).
Wabah terkini telah dilaporkan pada 4 Januari hingga 13 Februari 2023 di Bangladesh. Jumlahnya pun tercatat sebanyak 11 kasus (10 kasus konfirmasi dan 1 probable) dan 8 kematian (CFR: 73 persen).
Sebanyak 11 kasus yang ditemukan, 10 kasus memiliki riwayat konsumsi date palm sap (getah kurma). Selain itu, juga ada satu lainnya yang merupakan seseorang yang melakukan kontak erat dengan dokter, di mana merawat salah satu kasus tersebut.
Menurut dr. Kevin Adrian dalam Alodokter, virus Nipah sendiri memiliki masa inkubasi sekitar 4 hingga 14 hari. Arti dari hal tersebut adalah seseorang bisa mengalami gejala infeksi virus Nipah, setelah virus tersebut masuk ke tubuhnya dalam kurun waktu tersebut.
.jpg)
(Salah satu cara mencegah virus Nipah yaitu selain rajin mencuci tangan juga cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi. Hindari konsumsi buah atau sayuran yang kotor dan tampak sudah tergigit oleh binatang. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Sementara itu, gejala tersebut juga bisa diikuti dengan tanda lainnya ketika virus Nipah benar berada di dalam tubuh, seperti:
Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul. Sayangnya, dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam dan bisa menimbulkan hingga kematian. Rata-rata angka kematian (case fatality rate) diperkirakan berkisar 40 hingga 75 persen.
Virus Nipah sendiri memiliki beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang bisa tertular. Seseorang dapat tertular virus Nipah melalui:
- Kontak langsung dengan hewan (termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urine, air liur, darah, atau sekresi pernapasan) yang terinfeksi virus Nipah
- Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi (seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi)
- Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya (seperti droplet, urin, atau darah). Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang merawat pasien terinfeksi
Sebelum terlambat, sebaiknya memang mencegah! Tentunya ada beberapa cara yang dapat mencegah terjadinya penularan virus Nipah, antara lain:
- Hindari kontak dengan kelelawar atau hewan ternak yang berisiko tertular virus Nipah
- Cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi. Hindari konsumsi buah atau sayuran yang kotor dan tampak sudah tergigit oleh binatang
- Gunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung wajah, saat membersihkan kotoran atau urine hewan
- Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan atau orang yang sedang sakit, terutama yang memiliki gejala infeksi virus Nipah
- Hindari konsumsi daging kelelawar atau daging hewan ternak yang dimasak kurang matang
Itulah penjelasan terkait virus Nipah. Meskipun hingga saat ini Indonesia tak terkonfirmasi hadirnya virus ini, tetapi kita perlu waspada dan menjalankan pencegahan. Hal ini demi tidak menimbulkan wabah baru di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Virus Nipah sendiri adalah salah satu jenis virus yang berbahaya. Penularan virus nipah dapat terjadi melalui perantara hewan liar ke manusia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sendiri memastikan bahwa sampai saat ini, virus ini masih tak terdeteksi di Indonesia.
Virus ini ternyata pernah mewabah di negara-negara yang berdekatan di Indonesia, seperti Malaysia dan Singapura. Masyarakat diharuskan waspada, meski Kemenkes sendiri menyatakan tak ada tanda-tanda yang masuk ke Indonesia.
Bagaimana virus Nipah bisa terjadi?
Dilansir dari laman resmi Kemenkes RI, virus ini pernah mewabah di Malaysia pada tahun 1998-1999. Wabah ini berdampak hingga Singapura. Dari wabah tersebut, dilaporkan sebanyak 276 kasus terkonfirmasi, dengan 106 kematian (CFR: 38,41 persen).
Wabah terkini telah dilaporkan pada 4 Januari hingga 13 Februari 2023 di Bangladesh. Jumlahnya pun tercatat sebanyak 11 kasus (10 kasus konfirmasi dan 1 probable) dan 8 kematian (CFR: 73 persen).
Sebanyak 11 kasus yang ditemukan, 10 kasus memiliki riwayat konsumsi date palm sap (getah kurma). Selain itu, juga ada satu lainnya yang merupakan seseorang yang melakukan kontak erat dengan dokter, di mana merawat salah satu kasus tersebut.
Bagaimana gejala virus Nipah?
Menurut dr. Kevin Adrian dalam Alodokter, virus Nipah sendiri memiliki masa inkubasi sekitar 4 hingga 14 hari. Arti dari hal tersebut adalah seseorang bisa mengalami gejala infeksi virus Nipah, setelah virus tersebut masuk ke tubuhnya dalam kurun waktu tersebut.
.jpg)
(Salah satu cara mencegah virus Nipah yaitu selain rajin mencuci tangan juga cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi. Hindari konsumsi buah atau sayuran yang kotor dan tampak sudah tergigit oleh binatang. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Jika seseorang terinfeksi virus Nipah, awal gejalanya akan mengalami:
- - Demam
- - Sakit kepala
- - Mialgia (nyeri otot)
- - Muntah
- - Nyeri tenggorokan
- - Pusing
Sementara itu, gejala tersebut juga bisa diikuti dengan tanda lainnya ketika virus Nipah benar berada di dalam tubuh, seperti:
- - Mudah mengantuk
- - Penurunan kesadaran
- - Disorientasi atau tidak bisa mengenal waktu, tempat, dan orang lain
- - Tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut (peradangan pada otak)
Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul. Sayangnya, dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam dan bisa menimbulkan hingga kematian. Rata-rata angka kematian (case fatality rate) diperkirakan berkisar 40 hingga 75 persen.
Bagaimana seseorang akan tertular virus Nipah?
Virus Nipah sendiri memiliki beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang bisa tertular. Seseorang dapat tertular virus Nipah melalui:
- Kontak langsung dengan hewan (termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urine, air liur, darah, atau sekresi pernapasan) yang terinfeksi virus Nipah
- Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi (seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi)
- Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya (seperti droplet, urin, atau darah). Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang merawat pasien terinfeksi
Bagaimana mencegah virus Nipah?
Sebelum terlambat, sebaiknya memang mencegah! Tentunya ada beberapa cara yang dapat mencegah terjadinya penularan virus Nipah, antara lain:
- Hindari kontak dengan kelelawar atau hewan ternak yang berisiko tertular virus Nipah
- Cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi. Hindari konsumsi buah atau sayuran yang kotor dan tampak sudah tergigit oleh binatang
- Gunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung wajah, saat membersihkan kotoran atau urine hewan
- Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan atau orang yang sedang sakit, terutama yang memiliki gejala infeksi virus Nipah
- Hindari konsumsi daging kelelawar atau daging hewan ternak yang dimasak kurang matang
Itulah penjelasan terkait virus Nipah. Meskipun hingga saat ini Indonesia tak terkonfirmasi hadirnya virus ini, tetapi kita perlu waspada dan menjalankan pencegahan. Hal ini demi tidak menimbulkan wabah baru di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)