FITNESS & HEALTH
Mengapa Ovulasi Membuat Beberapa Wanita Menjadi Lebih Mudah Mengantuk?
Raka Lestari
Selasa 19 Januari 2021 / 10:06
Jakarta: Banyak wanita yang merasakan adanya perubahan ketika memasuki masa-masa ovulasi. Mulai dari perubahan berat badan, masalah pada kulit, fluktuasi mood, atau bahkan menjadi lebih bersemangat. Beberapa wanita juga merasa bahwa mereka cenderung lebih mudah mengantuk pada saat memasuki masa ovulasi.
"Pada dasarnya, ovulasi tidak membuat kamu merasa ngantuk. Pada masa ovulasi, kadar progesteron akan meningkat dan kadar melatonin dan kortisol akan turun. Perubahan dalam regulasi hormon inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa wanita mengalami gangguan pada tidurnya," ujar Dr Lakeisha Richardson, dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Melatonin dan kortisol keduanya memainkan peran besar dalam siklus tidur-bangun. Melatonin berguna untuk memicu seseorang untuk tertidur, sedangkan kortisol sebagian besar bertanggung jawab untuk membuat seseorang tetap terjaga.
Menurut Dr Julie Lamb, ahli endokrinologi reproduksi dan infertilitas bersertifikat, ada alasan mengapa beberapa wanita merasa lebih mudah mengantuk saat memasuki masa ovulasi.
"Setiap wanita tentunya berbeda-beda mengenai apa yang mereka rasakan ketika memasuki masa ovulasi. Selain mengantuk, wanita juga mungkin bisa mengalami keputihan ringan, mengalami sakit kepala, kurang bersemangat, atau bahkan mual. Yang tidak biasa adalah jika mereka tidak mengalami gangguan sama sekali," ujar Dr Lamb.
Dr Adam Wolfberg, seorang dokter spesialis kandungan juga menyebutkan bahwa, gejala-gejala yang dirasakan pada saat masa-masa ovulasi dapat membantu wanita untuk mengetahui secara tepat kapan tubuh akan melepaskan telur. Biasanya mengetahui masa ovulasi dilakukan pada pasangan yang ingin melakukan program kehamilan.
"Gejala klasik seperti kram atau nyeri yang menusuk pada masa-masa ovulasi disebut dengan Mittelschmerz pain, yang diduga berasal dari ovarium yang melepaskan sel telur," kata Dr Wolfberg.
"Ini adalah gejala yang paling umum, karena gejala siklus klasik lainnya seperti perubahan suasana hati, nyeri payudara, kram terus-menerus cenderung terjadi pada saat PMS atau gangguan disforik pramenstruasi (PMDD)," lanjutnya.
Jika kamu terus-menerus merasa ngantuk atau merasa kelelahan yang berlebihhan, pastikan untuk membicarakannya dengan dokter, agar mengetahui masalah kesehatan atau kebugaran tambahan yang mungkin memengaruhi hormon atau siklus bulanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
"Pada dasarnya, ovulasi tidak membuat kamu merasa ngantuk. Pada masa ovulasi, kadar progesteron akan meningkat dan kadar melatonin dan kortisol akan turun. Perubahan dalam regulasi hormon inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa wanita mengalami gangguan pada tidurnya," ujar Dr Lakeisha Richardson, dokter spesialis obstetri dan ginekologi.
Melatonin dan kortisol keduanya memainkan peran besar dalam siklus tidur-bangun. Melatonin berguna untuk memicu seseorang untuk tertidur, sedangkan kortisol sebagian besar bertanggung jawab untuk membuat seseorang tetap terjaga.
Menurut Dr Julie Lamb, ahli endokrinologi reproduksi dan infertilitas bersertifikat, ada alasan mengapa beberapa wanita merasa lebih mudah mengantuk saat memasuki masa ovulasi.
"Setiap wanita tentunya berbeda-beda mengenai apa yang mereka rasakan ketika memasuki masa ovulasi. Selain mengantuk, wanita juga mungkin bisa mengalami keputihan ringan, mengalami sakit kepala, kurang bersemangat, atau bahkan mual. Yang tidak biasa adalah jika mereka tidak mengalami gangguan sama sekali," ujar Dr Lamb.
Dr Adam Wolfberg, seorang dokter spesialis kandungan juga menyebutkan bahwa, gejala-gejala yang dirasakan pada saat masa-masa ovulasi dapat membantu wanita untuk mengetahui secara tepat kapan tubuh akan melepaskan telur. Biasanya mengetahui masa ovulasi dilakukan pada pasangan yang ingin melakukan program kehamilan.
"Gejala klasik seperti kram atau nyeri yang menusuk pada masa-masa ovulasi disebut dengan Mittelschmerz pain, yang diduga berasal dari ovarium yang melepaskan sel telur," kata Dr Wolfberg.
"Ini adalah gejala yang paling umum, karena gejala siklus klasik lainnya seperti perubahan suasana hati, nyeri payudara, kram terus-menerus cenderung terjadi pada saat PMS atau gangguan disforik pramenstruasi (PMDD)," lanjutnya.
Jika kamu terus-menerus merasa ngantuk atau merasa kelelahan yang berlebihhan, pastikan untuk membicarakannya dengan dokter, agar mengetahui masalah kesehatan atau kebugaran tambahan yang mungkin memengaruhi hormon atau siklus bulanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)