FITNESS & HEALTH

4 Prinsip Pengobatan TBC pada Anak

Raka Lestari
Kamis 11 Maret 2021 / 08:12
Jakarta: TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tubercolosis. Ditemukan pertama kaliny pada 1882 atau sekitar 130 tahun lalu oleh Robert Koch.

Namun sampai saat ini TBC masih menjadi masalah kesehatan dunia termasuk di Indonesia. TBC juga bisa terjadi pada siapa saja, termasuk juga pada anak-anak.

Menurut data dari Forum Stop TBC Partnership Indonesia, pada 2016, terdapat 274 kasus kematian per hari yang disebabkan oleh TBC. Berdasarkan laporan Global Tubercolosis Report WHO kasus TB mencapai 1.020.000 penderita pada 2016, yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus TB terbesar kedua di dunia.

Dokter Cynthia Centauri, Sp.A, dokter spesialis anak dari RSUI menyampaikan bahwa, mendeteksi TB pada anak lebih sulit dibandingkan dengan orang dewasa.

"Tidak seperti pada TB dewasa yang permasalahannya kebanyakan ada pada saluran pernafasan, pada anak yang menderita TB jarang sekali yang mengalami batuk. Gejala yang sering terjadi yaitu pada berat badan anak yang tak kunjung naik dan demam terus menerus," ujar dr. Cynthia.

Terdapat empat prinsip pengobatan TB pada anak yaitu:
 
1. Minum obat TB (OAT) secara teratur sampai dengan tuntas atau sembuh serta rutin untuk berobat dan kontrol ke dokter. Penetapan penghentian pengobatan ini harus diputuskan oleh dokter dan tidak boleh hanya dikira-kira oleh keluarga pasien.

2. Cegah penularan lebih lanjut.

3. Penuhi gizi yang adekuat sesuai kebutuhan pasien dan menjalani pola hidup bersih dan sehat.

4. Cari dan tatalaksana penyakit penyerta.

Selain mengobati penderita penyakit TBC, salah satu hal yang penting lainnya juga adalah dari segi pencegahan menularnya TBC tersebut.

Proses penyebaran TBC terjadi melalui udara, saat pasien batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain bisa menularkan penyakit TBC. Proses penularan terhadap orang lain sangat ditentukan dari banyaknya kuman yang keluar dari pasien.

Oleh karena itu, sangat penting mengetahui etika batuk. Sehingga dapat mencegah penularan kepada orang lain, seperti menggunakan masker atau menutup mulut dengan lengan saat batuk dan bersin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH