FITNESS & HEALTH

Waspada Konsumsi Santan Berlebihan

Kumara Anggita
Kamis 06 Mei 2021 / 22:03
Jakarta: Ramadan dan Lebaran adalah waktu yang identik dengan aneka makanan olahan dengan santan. Di waktu ini, berbagai jenis olahan santan seperti kolak, opor, atau kue unti kelapa jadi lebih banyak dikonsumsi di Indonesia. Baik untuk camilan atau menu berbuka puasa atau Lebaran.

Namun, kamu perlu memerhatikan jumlah konsumsi makananmu termasuk opor yang disediakan di rumah ya. Jika memang kamu mempunyai tekanan darah tinggi,  mungkin masih bisa mengonsumsi makanan yang mengandung santan. Namun, perhatikan jumlahnya. Jangan terlalu banyak ya!

Dr. Dinda Diafiri, Sp.S mengungkapkan bahwa stroke di Indonesia masih menjadi pembunuh dan penyebab kecacatan nomor satu untuk penyakit tidak menular sejak tahun 2014 hingga saat ini. Karena itu, kita perlu lebih meningkatkan kesadaran lagi terkait penyakit yang satu ini.

Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan stroke dan hipertensi. Karena itu, kamu perlu memerhatikan aktivitas serta makanan dan minuman yang kamu konsumsi.

Salah satu permasalahannya adalah kerap kali kamu enggan untuk menolak makan yang disediakan. Perlu diketahui, konsumsi makanan dan minuman tinggi kalori dan gula berlebihan seperti opor, rendang, es cendol dan es boba, berkurangnya aktivitas fisik saat Lebaran, serta lupa minum obat dapat memicu terjadinya hipertensi dan stroke

Karena itu, agar tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan, tetap melakukan aktivitas fisik, serta minum obat secara teratur sesuai dengan petunjuk dokter. 


hipertensi
(Segera bawa ke rumah sakit jika melihat tanda di bawah ini agar penanganan stroke bisa menyelamatkan bagian otak yang belum mengalami kematian. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)


Slogan SeGeRa Ke RS dari Kementerian Kesehatan RI terkait tanda stroke, yaitu:

1) SEnyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba

2) GErak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba

3) BicaRA pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/ tidak mengerti kata-kata/ bicara tidak nyambung

4) KEbas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh

5) Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba

5) Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar/sempoyongan)

“Jika mengalami gejala-gejala tersebut, pasien harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan, karena setiap detiknya sangatlah berharga. Stroke memiliki periode emas yaitu 4,5 jam, jika dalam periode emas itu dapat segera ditangani, risiko kematian dan kecacatan stroke dapat diturunkan," katanya.

"Jangan menunda ke rumah sakit dengan harapan gejala akan mengalami perbaikan dengan sendirinya,” tegasnya membawakan materi dengan tema 'Stroke Saat Lebaran, Risiko dan Penanganannya'.  

“Bila segera dibawa ke RS, penanganan stroke bisa menyelamatkan bagian otak yang belum mengalami kematian. Sehingga bisa dikatakan dapat mencegah kematian jaringan yang terlalu luas,” pesannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH