FITNESS & HEALTH
Traveloka Gaet AKAR Dorong Generasi Muda Jaga Kesehatan Mental
A. Firdaus
Kamis 01 Desember 2022 / 17:11
Jakarta: Kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya aspek kesehatan mental masih minim di tengah tingginya jumlah populasi yang mengalami gangguan kesehatan mental. Menurut data yang dilansir Kemenkes pada 2021, tercatat 20% dari total penduduk Indonesia mengalami potensi masalah kesehatan mental.
Menurut WHO, separuh dari gangguan mental bermula pada umur 14, namun banyak kasus yang terjadi tidak terdeteksi dan tanpa tindakan. Berbagai faktor ditengarai sebagai pemicu masalah keseimbangan kesehatan mental ini; di antaranya tekanan dalam pekerjaan, masalah keluarga, pendidikan, dan kehidupan sosial.
Di Indonesia, hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia pada 2021 menemukan bahwa, mayoritas remaja dan dewasa muda berusia 16 -24 tahun memasuki periode kritis kesehatan mental. Lebih lanjut penelitian tersebut menemukan bahwa hampir 96% remaja dan dewasa muda mengalami gejala kecemasan (anxiety) dan 88% di antaranya mengalami gejala depresi.
Rendahnya generasi muda terhadap kesehatan mental mendorong Traveloka turut berkontribusi aktif untuk memberikan solusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Untuk mendukung tercapainya kesehatan mental yang lebih baik di kalangan generasi muda, Traveloka menggandeng AKAR atau Asosiasi Kesehatan Remaja Indonesia, yaitu organisasi yang memiliki fokus perhatian pada kesehatan remaja usia 10-24 tahun.
Shirley Lesmana, Chief Marketing Officer Traveloka, mengatakan, di tengah masyarakat saat ini, ada kesadaran yang meningkat akan pentingnya membantu generasi muda membangun ketahanan mental dan mengatasi tantangan dunia. Diperlukan upaya dari kita sebagai individu sekaligus bagian dari suatu komunitas sosial untuk memperdalam nilai dan komitmen terhadap kesehatan mental.
"Kami yakin, peran kolaboratif Traveloka bersama AKAR akan memperkuat edukasi mengenai pentingnya kesadaran untuk menjaga kesehatan mental, serta memberikan dukungan berbasis komunitas melalui jaringan layanan dan teknologi yang dapat diakses, terjangkau, dan berkualitas," ujar Shirley.
Mempromosikan dan menjaga kesehatan mental remaja dan dewasa muda membawa manfaat tidak hanya untuk kesehatan mereka, juga untuk ekonomi dan masyarakat. Shirley lanjut mengatakan keberadaan dewasa muda yang sehat akan membawa kontribusi yang besar terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia, keluarga, komunitas dan masyarakat secara umum.
Ketua dan Founder AKAR, dr. Fransisca Handy, ikut menjelaskan ketika seseorang merasakan emosi yang sangat kuat dapat diikuti dengan keluhan fisik. Kesehatan jiwa dipengaruhi faktor-faktor di antaranya:
1. Tingginya tingkat stres di pekerjaan atau perkuliahan.
2. Masalah percintaan atau hubungan dengan keluarga dan teman.
3. Persaingan lewat sosial media, dan sebagainya.
4. Kemampuan untuk mengelola situasi dan emosi yang dirasakan.
Informasi terkait regulasi emosi dan cara pengelolaan stres yang sehat belum banyak diketahui masyarakat, khususnya anak muda. Banyak anak muda berkeluh kesah di sosial media atau bercerita pada orang yang salah atau melakukan hal-hal yang terkesan membantu sesaat seperti merokok dan perilaku adiktif lainnya sebagai cara mengelola stress.
"Salah satu kekhawatiran yang saya sampaikan ini adalah jika hal ini dibiarkan berlarut-larut akan mempengaruhi kualitas hidup mereka ke depannya," ujar dr. Fransisca.
Di sinilah, kata dr. Fransisca, AKAR aktif mengkampanyekan pentingnya menjaga memiliki kemampuan regulasi emosi yang sehat, mengelola stres, mengenal dan menghargai diri sendiri sebagai upaya untuk menjaga kesehatan jiwa anak muda dan kepada masyarakat pada umum. Kita semua bertanggung jawab untuk membentuk ekosistem yang kondusif bagi kesejahteraan anak muda.
"Kami bersemangat menyambut kolaborasi dengan Traveloka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa khususnya dikalangan Gen-Z dan Millenials, ” tambah dr. Fransisca.
Shirley menambahkan, bersamaan dengan kolaborasi bersama AKAR dan diiringi dengan semangat merayakan hidup ‘Life, Your Way’, Traveloka mengajak masyarakat, terutama generasi milenial dan generasi Z, untuk tidak lupa menyempatkan diri berhenti sejenak dan beristirahat di tengah-tengah padatnya aktivitas hidup mereka.
"Tekanan dalam pekerjaan serta tuntutan untuk selalu menunjukkan performa terbaik pada akhirnya menimbulkan burn out atau kondisi di mana seseorang merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional," ucap Shirley.
Traveloka akan berkolaborasi dengan AKAR Indonesia dalam bentuk donasi untuk mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan empowerment kepada remaja Indonesia melalui program Youth Akar Indonesia.
"Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah yang sangat kompleks dan dilematis dikarenakan stigma yang terlanjur melekat akibat kurangnya pemahaman akan isu ini. Oleh karena itu, pentingnya berhenti sejenak memberikan waktu bagi diri untuk mengenal dan mencintai diri sendiri sangat penting dilakukan," saran dr. Fransisca.
"Kegiatan-kegiatan seperti mencari pengalaman baru melalui traveling maupun eksplorasi hal-hal baru melalui aktivitas liburan dan berwisata dapat menjadi salah satu upaya mengenal dan mencintai diri yang baik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut WHO, separuh dari gangguan mental bermula pada umur 14, namun banyak kasus yang terjadi tidak terdeteksi dan tanpa tindakan. Berbagai faktor ditengarai sebagai pemicu masalah keseimbangan kesehatan mental ini; di antaranya tekanan dalam pekerjaan, masalah keluarga, pendidikan, dan kehidupan sosial.
Di Indonesia, hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia pada 2021 menemukan bahwa, mayoritas remaja dan dewasa muda berusia 16 -24 tahun memasuki periode kritis kesehatan mental. Lebih lanjut penelitian tersebut menemukan bahwa hampir 96% remaja dan dewasa muda mengalami gejala kecemasan (anxiety) dan 88% di antaranya mengalami gejala depresi.
Rendahnya generasi muda terhadap kesehatan mental mendorong Traveloka turut berkontribusi aktif untuk memberikan solusi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Untuk mendukung tercapainya kesehatan mental yang lebih baik di kalangan generasi muda, Traveloka menggandeng AKAR atau Asosiasi Kesehatan Remaja Indonesia, yaitu organisasi yang memiliki fokus perhatian pada kesehatan remaja usia 10-24 tahun.
Shirley Lesmana, Chief Marketing Officer Traveloka, mengatakan, di tengah masyarakat saat ini, ada kesadaran yang meningkat akan pentingnya membantu generasi muda membangun ketahanan mental dan mengatasi tantangan dunia. Diperlukan upaya dari kita sebagai individu sekaligus bagian dari suatu komunitas sosial untuk memperdalam nilai dan komitmen terhadap kesehatan mental.
"Kami yakin, peran kolaboratif Traveloka bersama AKAR akan memperkuat edukasi mengenai pentingnya kesadaran untuk menjaga kesehatan mental, serta memberikan dukungan berbasis komunitas melalui jaringan layanan dan teknologi yang dapat diakses, terjangkau, dan berkualitas," ujar Shirley.
Mempromosikan dan menjaga kesehatan mental remaja dan dewasa muda membawa manfaat tidak hanya untuk kesehatan mereka, juga untuk ekonomi dan masyarakat. Shirley lanjut mengatakan keberadaan dewasa muda yang sehat akan membawa kontribusi yang besar terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia, keluarga, komunitas dan masyarakat secara umum.
Ketua dan Founder AKAR, dr. Fransisca Handy, ikut menjelaskan ketika seseorang merasakan emosi yang sangat kuat dapat diikuti dengan keluhan fisik. Kesehatan jiwa dipengaruhi faktor-faktor di antaranya:
1. Tingginya tingkat stres di pekerjaan atau perkuliahan.
2. Masalah percintaan atau hubungan dengan keluarga dan teman.
3. Persaingan lewat sosial media, dan sebagainya.
4. Kemampuan untuk mengelola situasi dan emosi yang dirasakan.
Informasi terkait regulasi emosi dan cara pengelolaan stres yang sehat belum banyak diketahui masyarakat, khususnya anak muda. Banyak anak muda berkeluh kesah di sosial media atau bercerita pada orang yang salah atau melakukan hal-hal yang terkesan membantu sesaat seperti merokok dan perilaku adiktif lainnya sebagai cara mengelola stress.
"Salah satu kekhawatiran yang saya sampaikan ini adalah jika hal ini dibiarkan berlarut-larut akan mempengaruhi kualitas hidup mereka ke depannya," ujar dr. Fransisca.
Di sinilah, kata dr. Fransisca, AKAR aktif mengkampanyekan pentingnya menjaga memiliki kemampuan regulasi emosi yang sehat, mengelola stres, mengenal dan menghargai diri sendiri sebagai upaya untuk menjaga kesehatan jiwa anak muda dan kepada masyarakat pada umum. Kita semua bertanggung jawab untuk membentuk ekosistem yang kondusif bagi kesejahteraan anak muda.
"Kami bersemangat menyambut kolaborasi dengan Traveloka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa khususnya dikalangan Gen-Z dan Millenials, ” tambah dr. Fransisca.
Shirley menambahkan, bersamaan dengan kolaborasi bersama AKAR dan diiringi dengan semangat merayakan hidup ‘Life, Your Way’, Traveloka mengajak masyarakat, terutama generasi milenial dan generasi Z, untuk tidak lupa menyempatkan diri berhenti sejenak dan beristirahat di tengah-tengah padatnya aktivitas hidup mereka.
"Tekanan dalam pekerjaan serta tuntutan untuk selalu menunjukkan performa terbaik pada akhirnya menimbulkan burn out atau kondisi di mana seseorang merasa lelah secara fisik, mental, dan emosional," ucap Shirley.
Traveloka akan berkolaborasi dengan AKAR Indonesia dalam bentuk donasi untuk mendukung terlaksananya kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan empowerment kepada remaja Indonesia melalui program Youth Akar Indonesia.
"Masalah kesehatan jiwa merupakan masalah yang sangat kompleks dan dilematis dikarenakan stigma yang terlanjur melekat akibat kurangnya pemahaman akan isu ini. Oleh karena itu, pentingnya berhenti sejenak memberikan waktu bagi diri untuk mengenal dan mencintai diri sendiri sangat penting dilakukan," saran dr. Fransisca.
"Kegiatan-kegiatan seperti mencari pengalaman baru melalui traveling maupun eksplorasi hal-hal baru melalui aktivitas liburan dan berwisata dapat menjadi salah satu upaya mengenal dan mencintai diri yang baik," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)