FITNESS & HEALTH
Penyebab dan Faktor Risiko Terjadinya Kanker Lambung
Raka Lestari
Kamis 11 Februari 2021 / 11:45
Jakarta: Makanan sangat berperan terhadap keadaan seseorang. Dan, menurut penelitian dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan adanya hubungan antara sejumlah jenis makanan dan nutrisi terhadap risiko terhadap kesehatan, termasuk kanker lambung.
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kejadian kanker lambung di dunia pada 2020 mencapai lebih dari 1 juta kasus. Yaitu sebanyak 369.580 kasus pada wanita dan 719.523 kasus pada laki-laki.
“Pada awalnya, kanker lambung sering disangka sebagai sakit mag biasa, sehingga sebagian besar pasien datang terlambat dan sudah pada stadium lanjut," ujar Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP, dalam Webinar Media bertajuk “Gaya Hidup Masa Kini: Waspada Kanker Lambung Mengintai Anda!.
"Oleh sebab itu, masyarakat perlu lebih waspada, bahwa terhadap gejala kanker lambung yang jika tidak ditangani sejak dini, berpotensi terjadi mutasi. Sehingga dapat membentuk tumor di dalam lambung dan dapat bermetastatis atau menyebar ke bagian lain di tubuh seperti hati, peritoneum, hati dan tulang," sambungnya.
Kanker lambung disebabkan oleh adanya sel-sel kanker yang tumbuh di dalam lambung menjadi tumor. Biasanya tumbuh perlahan selama bertahun-tahun dan kebanyakan diderita oleh pasien berusia 60-80 tahun.
Beberapa hal dapat meningkatkan risiko kanker lambung, di antaranya bakteri Helicobactor pylori, metaplasia usus, atrophic gastritis kronis, anemia pernisiosa, ataupun polip lambung, dan juga kebiasaan merokok, obesitas, makanan yang diproses atau diasinkan, dan genetika.
“Secara genetik, penyebab meningkatnya risiko kanker lambung adalah jika ibu, ayah, kakak atau adik memiliki kanker gaster, golongan darah A, Li-fraumeni syndrome, familial adenomatous polypsis (FAP) dan hereditary nonpolyposis colon cancer,” jelas Prof. Aru Sudoyo.
Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa faktor-faktor risiko terkena kanker hanya 5-10 persen yang diakibatkan oleh faktor genetika. Sedangkan 90-95 persen lebih disebabkan oleh faktor lingkungan yang meliputi diet, kebiasaan merokok, infeksi, obesitas, kebiasaan minum alkohol dan lain-lain.
“Dengan demikian, kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan melakukan deteksi dini kanker,” tutup Prof. Aru Sudoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kejadian kanker lambung di dunia pada 2020 mencapai lebih dari 1 juta kasus. Yaitu sebanyak 369.580 kasus pada wanita dan 719.523 kasus pada laki-laki.
“Pada awalnya, kanker lambung sering disangka sebagai sakit mag biasa, sehingga sebagian besar pasien datang terlambat dan sudah pada stadium lanjut," ujar Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP, dalam Webinar Media bertajuk “Gaya Hidup Masa Kini: Waspada Kanker Lambung Mengintai Anda!.
"Oleh sebab itu, masyarakat perlu lebih waspada, bahwa terhadap gejala kanker lambung yang jika tidak ditangani sejak dini, berpotensi terjadi mutasi. Sehingga dapat membentuk tumor di dalam lambung dan dapat bermetastatis atau menyebar ke bagian lain di tubuh seperti hati, peritoneum, hati dan tulang," sambungnya.
Kanker lambung disebabkan oleh adanya sel-sel kanker yang tumbuh di dalam lambung menjadi tumor. Biasanya tumbuh perlahan selama bertahun-tahun dan kebanyakan diderita oleh pasien berusia 60-80 tahun.
Beberapa hal dapat meningkatkan risiko kanker lambung, di antaranya bakteri Helicobactor pylori, metaplasia usus, atrophic gastritis kronis, anemia pernisiosa, ataupun polip lambung, dan juga kebiasaan merokok, obesitas, makanan yang diproses atau diasinkan, dan genetika.
“Secara genetik, penyebab meningkatnya risiko kanker lambung adalah jika ibu, ayah, kakak atau adik memiliki kanker gaster, golongan darah A, Li-fraumeni syndrome, familial adenomatous polypsis (FAP) dan hereditary nonpolyposis colon cancer,” jelas Prof. Aru Sudoyo.
Prof. Aru Sudoyo menjelaskan bahwa faktor-faktor risiko terkena kanker hanya 5-10 persen yang diakibatkan oleh faktor genetika. Sedangkan 90-95 persen lebih disebabkan oleh faktor lingkungan yang meliputi diet, kebiasaan merokok, infeksi, obesitas, kebiasaan minum alkohol dan lain-lain.
“Dengan demikian, kanker dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan melakukan deteksi dini kanker,” tutup Prof. Aru Sudoyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)