Jakarta: Digigit nyamuk merupakan salah satu hal yang paling menyebalkan. Bukan saja karena gigitan nyamuk bisa menimbulkan bentol kemerahan, tetapi gigitan nyamuk juga menyebabkan rasa gatal.
Dan terkadang rasa gatal tersebut tidak hilang dalam waktu sebentar, sehingga kamu menjadi sering menggaruk kulit.
“Nyamuk yang menggigit adalah nyamuk betina, dan ada sejumlah air liur nyamuk yang masuk ke dalam kulit ketika nyamuk mengisap darah kita,” ujar Amy Kassouf, MD, dokter kulit di Cleveland Clinic seperti dilansir dalam Health. “Ini merupakan protein yang menyebabkan reaksi alergi dan gatal-gatal.”
Pada dasarnya, sistem kekebalan tubuh menganggap air liur nyamuk tersebut sebagai musuh sehingga menimbulkan reaksi gatal.
“Protein yang terdapat dalam air liru nyamuk merupakan benda asing bagi tubuh sehingga menyebabkan sistem kekebalan tubuh meresponsnya,” kata Dawn Davis, MD, dokter kulit di Mayo Clinic. “Ini menyebabkan iritasi dan reaksi lokal yang sama ketika kita digigit serangga.”
Tubuh kita sangat sensitif terhadap gigitan nyamuk. “Gigitan serangga lain mungkin tidak memiliki dampak yang sama pada sistem kekebalan kamu,” jelas Dr Kassouf.
(Sebaiknya kamu langsung berikan minyak atau krim antigatal, dibandingkan menggaruknya. Karena menggaruk kulit yang gatal bisa membuka kuliy dan menyebabkan iritasi dan infeksi. Foto: Pexels.com)
Namun tentu saja, sengatan serangga lain seperti tawon atau lebah cenderung menyebabkan rasa sakit daripada gatal.
Menggaruk bekas gigitan nyamuk juga sebaiknya tidak dilakukan karena meskipun terasa melegakan, namun menggaruk bekas gigitan nyamuk dapat membuat rasa gatal tersebut bertambah parah.
“Ketika kamu menggaruk, kamu dapat melepaskan lebih banyak histamin lokal (bahan kimia di kulit yang menyebabkan pembengkakan dan gatal-gatal) dan kamu mungkin juga menyebarkan alergen di bawah kulit,” kata Dr Kassouf.
Jika kamu menggaruknya sampai berdarah, kamu berisiko terkena infeksi kulit. “Menggaruk bekas gigitan nyamuk dapat membuka kulit, membuatnya lebih menyakitkan atau gatal dan berpotensi menyebabkan infeksi bakteri (pioderma atau impetigo, bahkan selulitis),” jelas Joaquin C. Brieva, MD, dokter kulit di Northwestern Medicine.
Dan nyamuk biasanya cenderung lebih banyak menggigit pada malam hari. “Kebanyakan orang digigit nyamuk pada malam hari karena kadar kortisol (hormon antiinflamasi tubuh) lebih tinggi di pagi hari. Selain itu, pada malam hari kita cenderung terfokus pada tidur kita,” tutup Dr Kassouf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)