FITNESS & HEALTH
Peringati Hari Ibu, Bagaimana Kondisi Kesehatan Mental para Ibu?
A. Firdaus
Kamis 22 Desember 2022 / 14:06
Jakarta: Ibu menjadi jantung rumah tangga. Peran ibu tak terhingga, mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur, dia harus siap menjalani tugasnya.
Tak pelak, kesehatan mental ibu kerap disorot. Dalam survei yang dilakukan tentang pentingnya self-love bagi ibu, Orami menyimpulkan 40% perempuan di Indonesia merasa lelah, takut, dan marah setelah menjadi seorang Ibu, di mana kondisi ini berkaitan dengan kurangnya waktu bagi mereka untuk diri sendiri (me-time).
Melalui survei ini, Orami ingin memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan mental Ibu serta kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mental yang dialami Ibu. Survei ini dilaksanakan selama November dan melibatkan lebih dari 1200 Ibu pengguna aplikasi Orami yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Isu kesehatan mental ibu merupakan isu yang begitu penting. Berdasarkan data WHO pada 2019, di seluruh dunia sekitar 10% ibu hamil dan 13% ibu melahirkan mengalami gangguan mental, di mana mayoritas dari mereka mengalami depresi awal.
Bahkan di negara berkembang, angka tersebut lebih tinggi yaitu sekitar 15,6% selama hamil dan 19,8% setelah melahirkan. Adapun gangguan mental tersebut disebabkan salah satunya adalah faktor lingkungan sekitar yang belum menjadi support system atau sistem pendukung yang kondusif bagi kesehatan mental ibu.
Survei Orami juga mencatat bahwa 40% perempuan di Indonesia merasa lelah, takut, dan marah setelah menjadi seorang Ibu. Adanya kondisi tersebut berkaitan dengan kurangnya waktu bagi mereka untuk diri sendiri atau me-time.
Ibu yang tidak memiliki waktu untuk diri sendiri dipengaruhi oleh faktor seperti kurangnya dukungan dari sekitar termasuk lingkungan, pasangan dan keluarga.
Survei Orami pun menemukan bahwa 7 dari 10 Ibu belum pernah mengakses layanan psikolog. Alasan yang diberikan oleh responden cukup beragam, seperti merasa belum membutuhkan, tidak memiliki waktu dan biaya, serta memiliki support system (suami, anak dan keluarga) yang cukup baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Tak pelak, kesehatan mental ibu kerap disorot. Dalam survei yang dilakukan tentang pentingnya self-love bagi ibu, Orami menyimpulkan 40% perempuan di Indonesia merasa lelah, takut, dan marah setelah menjadi seorang Ibu, di mana kondisi ini berkaitan dengan kurangnya waktu bagi mereka untuk diri sendiri (me-time).
Melalui survei ini, Orami ingin memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan mental Ibu serta kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan mental yang dialami Ibu. Survei ini dilaksanakan selama November dan melibatkan lebih dari 1200 Ibu pengguna aplikasi Orami yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Isu Kesehatan Mental Ibu
Isu kesehatan mental ibu merupakan isu yang begitu penting. Berdasarkan data WHO pada 2019, di seluruh dunia sekitar 10% ibu hamil dan 13% ibu melahirkan mengalami gangguan mental, di mana mayoritas dari mereka mengalami depresi awal.
Bahkan di negara berkembang, angka tersebut lebih tinggi yaitu sekitar 15,6% selama hamil dan 19,8% setelah melahirkan. Adapun gangguan mental tersebut disebabkan salah satunya adalah faktor lingkungan sekitar yang belum menjadi support system atau sistem pendukung yang kondusif bagi kesehatan mental ibu.
Survei Orami juga mencatat bahwa 40% perempuan di Indonesia merasa lelah, takut, dan marah setelah menjadi seorang Ibu. Adanya kondisi tersebut berkaitan dengan kurangnya waktu bagi mereka untuk diri sendiri atau me-time.
Ibu yang tidak memiliki waktu untuk diri sendiri dipengaruhi oleh faktor seperti kurangnya dukungan dari sekitar termasuk lingkungan, pasangan dan keluarga.
Survei Orami pun menemukan bahwa 7 dari 10 Ibu belum pernah mengakses layanan psikolog. Alasan yang diberikan oleh responden cukup beragam, seperti merasa belum membutuhkan, tidak memiliki waktu dan biaya, serta memiliki support system (suami, anak dan keluarga) yang cukup baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)