FITNESS & HEALTH
4 Langkah Mencegah Terjadinya Kelainan Kromosom pada Janin
A. Firdaus
Rabu 22 November 2023 / 12:15
Jakarta: Down Syndrom atau sindrom Down adalah kondisi seseorang memiliki kromosom ekstra. Kromosom ibaratnya 'paket' kecil gen dalam tubuh.
Nantinya, kromosom menentukan bagaimana tubuh bayi yang kamu lahirkan terbentuk dan berfungsi saat tumbuh selama kehamilan dan setelah lahir.
Bayi yang baru lahir, biasanya punya 46 kromosom. Namun, bayi dengan sindrom Down memiliki salinan ekstra dari salah satu kromosom ini, yaitu kromosom 21.
Istilah medis untuk memiliki salinan ekstra kromosom adalah trisomi. Sehingga, sindrom Down juga sering disebut sebagai Trisomi 21. Salinan ekstra ini mengubah cara kerja bayi serta perkembangan tubuh dan otak, yang dapat menyebabkan tantangan mental dan fisik bagi bayi.
Nah, untuk mencegah terjadinya hal di atas, dr. Ivander Ramon Utama, F.MAS, Sp.OG, MSc, menyarankan para ibu hamil untuk rutin memeriksanya secara aktif dan melakukan langkah-langkah berikut ini seperti keterangan pers dari Teman Bumil:
Risiko kelainan kromosom akan meningkat pada seorang wanita obesitas. Gangguan kecerdasan, tumbuh kembang, autisme, serta hiperaktif, akan sangat meningkat pada individu yang memulai kehamilannya dalam kondisi obesitas.
Maka dari itu, penting bagi Bumil untuk menormalkan indeks massa tubuh terlebih dahulu pada saat mempersiapkan kehamilan, bukan pada saat sudah hamil, ya!
Hal kedua yang bisa meningkatkan risiko kelainan kromosom adalah kondisi metabolik seorang perempuan. Dr. Ivander menyarankan agar jangan sampai ibu hamil dalam kondisi kekurangan vitamin D, serta diabetes atau pradiabetes tak terkontrol.
Jika dari pihak suami atau istri memiliki anggota keluarga dengan kelainan genetik, termasuk sindrom Down, maka ketahui seberapa dekat hubungannya. Jika kelainan ditemukan sangat dekat, pasangan suami istri bisa meminimalkan faktor risiko ini dengan melakukan program bayi yang tabung, yang memungkinkan untuk menanamkan embrio berkualitas bagus ke dalam rahim.
Wanita paling subur dan memiliki peluang terbaik untuk hamil di usia 20-an. Jumlah sel telur berkualitas terbaik tersedia dan risiko kehamilan paling rendah.
Sementara pada pria, memiliki peluang yang lebih baik untuk memiliki anak di usia kurang dari 40 tahun. Kualitas sperma yang dihasilkan pria cenderung menurun. Dengan begitu, semakin tua usia calon ibu maupun ayah, risiko terjadinya kelainan kromosom akan semakin tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Nantinya, kromosom menentukan bagaimana tubuh bayi yang kamu lahirkan terbentuk dan berfungsi saat tumbuh selama kehamilan dan setelah lahir.
Bayi yang baru lahir, biasanya punya 46 kromosom. Namun, bayi dengan sindrom Down memiliki salinan ekstra dari salah satu kromosom ini, yaitu kromosom 21.
Istilah medis untuk memiliki salinan ekstra kromosom adalah trisomi. Sehingga, sindrom Down juga sering disebut sebagai Trisomi 21. Salinan ekstra ini mengubah cara kerja bayi serta perkembangan tubuh dan otak, yang dapat menyebabkan tantangan mental dan fisik bagi bayi.
Nah, untuk mencegah terjadinya hal di atas, dr. Ivander Ramon Utama, F.MAS, Sp.OG, MSc, menyarankan para ibu hamil untuk rutin memeriksanya secara aktif dan melakukan langkah-langkah berikut ini seperti keterangan pers dari Teman Bumil:
1. Menanggulangi kondisi obesitas
Risiko kelainan kromosom akan meningkat pada seorang wanita obesitas. Gangguan kecerdasan, tumbuh kembang, autisme, serta hiperaktif, akan sangat meningkat pada individu yang memulai kehamilannya dalam kondisi obesitas.
Maka dari itu, penting bagi Bumil untuk menormalkan indeks massa tubuh terlebih dahulu pada saat mempersiapkan kehamilan, bukan pada saat sudah hamil, ya!
2. Memperbaiki kondisi metabolik calon ibu
Hal kedua yang bisa meningkatkan risiko kelainan kromosom adalah kondisi metabolik seorang perempuan. Dr. Ivander menyarankan agar jangan sampai ibu hamil dalam kondisi kekurangan vitamin D, serta diabetes atau pradiabetes tak terkontrol.
3. Kenali faktor histori keluarga
Jika dari pihak suami atau istri memiliki anggota keluarga dengan kelainan genetik, termasuk sindrom Down, maka ketahui seberapa dekat hubungannya. Jika kelainan ditemukan sangat dekat, pasangan suami istri bisa meminimalkan faktor risiko ini dengan melakukan program bayi yang tabung, yang memungkinkan untuk menanamkan embrio berkualitas bagus ke dalam rahim.
4. Merencanakan kehamilan di usia ideal
Wanita paling subur dan memiliki peluang terbaik untuk hamil di usia 20-an. Jumlah sel telur berkualitas terbaik tersedia dan risiko kehamilan paling rendah.
Sementara pada pria, memiliki peluang yang lebih baik untuk memiliki anak di usia kurang dari 40 tahun. Kualitas sperma yang dihasilkan pria cenderung menurun. Dengan begitu, semakin tua usia calon ibu maupun ayah, risiko terjadinya kelainan kromosom akan semakin tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)