FITNESS & HEALTH
Bahayakan Jantung Sampai Liver, BPOM Temukan Sibutramin pada 4 Obat Pelangsing
Mia Vale
Selasa 26 Desember 2023 / 10:05
Jakarta: Untuk menurunkan berat badan, umumnya dilakukan dengan melakukan diet. Namun terkadang, cara itu tidak membuahkan hasil. Akhirnya, banyak orang yang memilih meminum obat pelangsing.
Tapi, apakah cara ini aman? Obat pelangsing sendiri merupakan jenis obat yang mengandung bahan tertentu untuk membantu mengatur pola makan dan penyerapan nutrisi makanan. Tujuannya, tentu untuk menurunkan berat badan, dengan mencegah pertambahan lapisan lemak tubuh.
Namun begitu, biasanya dokter menganjurkan penggunaan obat penurun berat badan pada seseorang yang terlalu gemuk atau dengan indeks massa tubuh (IMT) berkisar 30kg/m2 atau lebih.
Mengutip dari laman Hello Sehat, dr. Andreas Wilson Setiawan memaparkan penggunaan pil pelangsing juga diperuntukan bagi seseorang dengan IMT 27kg/m2 ke atas, dan memiliki riwayat sleep apnea, penyakit jantung, hipertensi, stroke, atau diabetes yang membuatnya sulit berdiet atau berolahraga dengan intensitas tinggi.
Seperti diterangkan di atas, untuk mengonsumsi obat pelangsing ada kriterianya. Dan lagi, penggunaan obat pelangsing perlu berada di bawah pengawasan dokter karena harus mengikuti durasi penggunaan dan adanya perubahan dosis obat.
Selain kriteria si pemakainya, bahan yang terkandung di dalam obat tersebut juga harus sesuai dengan aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).
Seperti yang terjadi baru-baru ini, BPOM menemukan sedikitnya 50 item obat tradisional mengandung bahan kimia obat (BKO), dengan beragam jenis klaim termasuk sebagai obat pelangsing.
Perlu diketahui, kandungan BKO dalam obat tradisional bisa berdampak buruk hingga berujung fatal. Menurut BPOM, ada empat produk obat tradisional dengan iming-iming bisa melangsingkan yang beredar tanpa izin BPOM, bahkan menggunakan nomor izin edar palsu.
.jpg)
(Menurut BPOM, ada empat produk obat tradisional dengan iming-iming bisa melangsingkan yang beredar tanpa izin BPOM. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Adapun obat 'pelangsing' tradisional yang beredar di Indonesia, adalah:
Tidak mengherankan jika konsumsi obat diet maupun jamu pelangsing mengandung bahan kimia obat, umumnya menyebabkan tinja berlemak yang justru dipromosikan jor-joran sebagai indikasi "keberhasilan" proses melangsingkan tubuh dengan luruhnya lemak membandel.
Mereka tidak tahu, bila dibiarkan, hal itu justru akan membuat tubuh kekurangan energi dan protein dan menimbulkan efek samping pada jantung, ginjal, dan liver.
Cara kerja sibutranin mengatur zat kimia dalam pusat pengendali nafsu makan dalam otak. Tidak heran, mereka yang mengonsumsi obat pelangsing dengan kandungan tersebut mengalami efek penurunan kelaparan atau keinginan makan sementara.
Namun, BPOM RI melakukan pembatalan izin edar dan menarik seluruh produk yang mengandung sibutramin, pada tahun 2010. Pasalnya, hasil studi Sibutramine on Cardiovascular Outcomes menunjukkan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular pada penggunanya.
Ingat, efek parasetamol yang terdapat pada obat pelangsing tidak main-main. Meski tidak banyak dilaporkan, dampaknya bisa menimbulkam ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut, bahkan kerusakan hati setelah overdosis.
Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi pil pelangsing, pikirkan baik buruk dan kandungan di dalamnya. Karena, beberapa jenis pil diet dapat menimbulkan efek yang buruk pada seorang perempuan yang sedang hamil atau sedang merencanakan kehamilan.
Bila ingin mencapai berat badan yang ideal, ubahlah kebiasaan sehari-hari menjadi lebih sehat. Mulai dari perbanyak aktivitas fisik sampai mengonsumsi makanan dalam porsi yang cukup denham jumlah gizi seimbang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Tapi, apakah cara ini aman? Obat pelangsing sendiri merupakan jenis obat yang mengandung bahan tertentu untuk membantu mengatur pola makan dan penyerapan nutrisi makanan. Tujuannya, tentu untuk menurunkan berat badan, dengan mencegah pertambahan lapisan lemak tubuh.
Namun begitu, biasanya dokter menganjurkan penggunaan obat penurun berat badan pada seseorang yang terlalu gemuk atau dengan indeks massa tubuh (IMT) berkisar 30kg/m2 atau lebih.
Mengutip dari laman Hello Sehat, dr. Andreas Wilson Setiawan memaparkan penggunaan pil pelangsing juga diperuntukan bagi seseorang dengan IMT 27kg/m2 ke atas, dan memiliki riwayat sleep apnea, penyakit jantung, hipertensi, stroke, atau diabetes yang membuatnya sulit berdiet atau berolahraga dengan intensitas tinggi.
Bahan kimia obat
Seperti diterangkan di atas, untuk mengonsumsi obat pelangsing ada kriterianya. Dan lagi, penggunaan obat pelangsing perlu berada di bawah pengawasan dokter karena harus mengikuti durasi penggunaan dan adanya perubahan dosis obat.
Selain kriteria si pemakainya, bahan yang terkandung di dalam obat tersebut juga harus sesuai dengan aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).
Seperti yang terjadi baru-baru ini, BPOM menemukan sedikitnya 50 item obat tradisional mengandung bahan kimia obat (BKO), dengan beragam jenis klaim termasuk sebagai obat pelangsing.
Perlu diketahui, kandungan BKO dalam obat tradisional bisa berdampak buruk hingga berujung fatal. Menurut BPOM, ada empat produk obat tradisional dengan iming-iming bisa melangsingkan yang beredar tanpa izin BPOM, bahkan menggunakan nomor izin edar palsu.
.jpg)
(Menurut BPOM, ada empat produk obat tradisional dengan iming-iming bisa melangsingkan yang beredar tanpa izin BPOM. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Adapun obat 'pelangsing' tradisional yang beredar di Indonesia, adalah:
- - Slim Strong mengandung parasetamol dan sibutramin, tidak terdaftar di BPOM RI
- - Beauslim, mengandung sibutramin HCI, tidak terdaftar di BPOM RI
- - Moya Slimming mengandung sibutramin HCI, tidak terdaftar di BPOM RI, nomor izin edar fiktif
- - U-One Slimming Herbal mengandung sibutramin HCI, tidak terdaftar di BPOM RI
Tidak mengherankan jika konsumsi obat diet maupun jamu pelangsing mengandung bahan kimia obat, umumnya menyebabkan tinja berlemak yang justru dipromosikan jor-joran sebagai indikasi "keberhasilan" proses melangsingkan tubuh dengan luruhnya lemak membandel.
Mereka tidak tahu, bila dibiarkan, hal itu justru akan membuat tubuh kekurangan energi dan protein dan menimbulkan efek samping pada jantung, ginjal, dan liver.
Efek samping sibutramin
Cara kerja sibutranin mengatur zat kimia dalam pusat pengendali nafsu makan dalam otak. Tidak heran, mereka yang mengonsumsi obat pelangsing dengan kandungan tersebut mengalami efek penurunan kelaparan atau keinginan makan sementara.
Namun, BPOM RI melakukan pembatalan izin edar dan menarik seluruh produk yang mengandung sibutramin, pada tahun 2010. Pasalnya, hasil studi Sibutramine on Cardiovascular Outcomes menunjukkan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular pada penggunanya.
Dampak parasetamol
Ingat, efek parasetamol yang terdapat pada obat pelangsing tidak main-main. Meski tidak banyak dilaporkan, dampaknya bisa menimbulkam ruam kulit, kelainan darah, pankreatitis akut, bahkan kerusakan hati setelah overdosis.
Sebelum memutuskan untuk mengonsumsi pil pelangsing, pikirkan baik buruk dan kandungan di dalamnya. Karena, beberapa jenis pil diet dapat menimbulkan efek yang buruk pada seorang perempuan yang sedang hamil atau sedang merencanakan kehamilan.
Bila ingin mencapai berat badan yang ideal, ubahlah kebiasaan sehari-hari menjadi lebih sehat. Mulai dari perbanyak aktivitas fisik sampai mengonsumsi makanan dalam porsi yang cukup denham jumlah gizi seimbang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)