FITNESS & HEALTH
Begini Pemberian ASI pada Ibu Terinfeksi Covid-19 dengan Gejala Berat
Raka Lestari
Jumat 06 Agustus 2021 / 17:10
Jakarta: Proses menyusui bagi ibu yang sedang terinfeksi covid-19 mungkin tidaklah mudah. Tentu juga akan mengalami beberapa kendala, terutama bagi ibu menyusui yang memiliki gejala berat dari infeksi covid-19. Meskipun demikian, ibu yang mengalami gejala berat pun sebenarnya masih bisa menyusui bayinya.
“Kalau ibunya karena kondisi yang berat, tidak dapat menyusui maupun tidak kuat untuk memompa ASI. Sebetulnya masih ada upaya yang bisa kita bantu, yakni di tempat perawatannya disediakan tenaga kesehatan yang dapat membantu memerahkan ASI,” ujar dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, Satgas ASI PP IDAI.
Jadi pada kondisi yang sangat berat, kalau ibu masih ingin memberikan ASI dibantu oleh bidan atau perawat maternitas itu, masih bisa diupayakan supaya ASI nya bisa diberikan kepada bayi.
“Karena kalu ibu menyusui lalu kita hambat dia tidak boleh mengosongkan payudara, bagi yang sudah mengalami pasti tahu rasanya. Juga akan menderita, akan sakit. Jadi lebih baik ada solusi untuk pengosongan ASI,” saran dr. Wiyarni.
Menurut dr. Wiyarni, jika penggunaan obat-obatan covd-19 menjadi hal yang ditakutkan dalam memberikan ASI, maka ibu menyusui tidak perlu khawatir. Ia menjelaskan bahwa hampir sebagian besar obat-obatan covid-19 kompatibel dengan ASI pada ibu menyusui.
“Kalaupun ada yang tidak bisa diberikan, ada banyak alternatif obat lainnya. Kalau terpaksa sekali, maka kita akan mencari second base dari ASI yakni ASI tetapi dari ibu donor. Untuk donor ini, tentu harus berhati-hati. Pertama kita harus melihat aspek ibunya,” tutur dr. Wiyarni.
Untui itu disarankan agar melakukan skrining. Baik skrining secara menggali riwayat kesehatan ibu, keluarga, maupun melakukan pemeriksaan serologis supaya tidak ada transmisi penyakit-penyakit HIV, Hepatitis B, C, Sifilis, dan sebagainya.
“Juga harus tahu bagaimana memperlakukan ASI donor yang diperoleh. Ada tahapan pasteurisasi di sana. Dengan demikian kita bisa memberikan donor ASI ini secara aman,” tutup dr. Wiyarni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Kalau ibunya karena kondisi yang berat, tidak dapat menyusui maupun tidak kuat untuk memompa ASI. Sebetulnya masih ada upaya yang bisa kita bantu, yakni di tempat perawatannya disediakan tenaga kesehatan yang dapat membantu memerahkan ASI,” ujar dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC, Satgas ASI PP IDAI.
Jadi pada kondisi yang sangat berat, kalau ibu masih ingin memberikan ASI dibantu oleh bidan atau perawat maternitas itu, masih bisa diupayakan supaya ASI nya bisa diberikan kepada bayi.
“Karena kalu ibu menyusui lalu kita hambat dia tidak boleh mengosongkan payudara, bagi yang sudah mengalami pasti tahu rasanya. Juga akan menderita, akan sakit. Jadi lebih baik ada solusi untuk pengosongan ASI,” saran dr. Wiyarni.
Menurut dr. Wiyarni, jika penggunaan obat-obatan covd-19 menjadi hal yang ditakutkan dalam memberikan ASI, maka ibu menyusui tidak perlu khawatir. Ia menjelaskan bahwa hampir sebagian besar obat-obatan covid-19 kompatibel dengan ASI pada ibu menyusui.
“Kalaupun ada yang tidak bisa diberikan, ada banyak alternatif obat lainnya. Kalau terpaksa sekali, maka kita akan mencari second base dari ASI yakni ASI tetapi dari ibu donor. Untuk donor ini, tentu harus berhati-hati. Pertama kita harus melihat aspek ibunya,” tutur dr. Wiyarni.
Untui itu disarankan agar melakukan skrining. Baik skrining secara menggali riwayat kesehatan ibu, keluarga, maupun melakukan pemeriksaan serologis supaya tidak ada transmisi penyakit-penyakit HIV, Hepatitis B, C, Sifilis, dan sebagainya.
“Juga harus tahu bagaimana memperlakukan ASI donor yang diperoleh. Ada tahapan pasteurisasi di sana. Dengan demikian kita bisa memberikan donor ASI ini secara aman,” tutup dr. Wiyarni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)