FITNESS & HEALTH

Ilmuwan Wuhan Peringatkan Varian NeoCov Lebih Mematikan, Apa Kata WHO?

Mia Vale
Senin 31 Januari 2022 / 16:40
Jakarta: Masalah covid-19 Omicron masih semakin meningkat, para ilmuwan dari Wuhan di Tiongkok sudah kembali mengklaim ada varian baru dari virus korona. 

NeoCov, yang diklaim varian Covid baru pun terdengar mengkhawatirkan. Bahkan disebut lebih mematikan. Menurut para ilmuwan Wuhan, tingkat penularan NeoCov jauh lebih tinggi dibandingkan dengan galur (turunan) sebelumnya dan berpotensi menjadi yang paling mematikan dari semuanya. 

NeoCov adalah singkatan dari Neoromicia, spesies kelelawar yang telah terinfeksi virus. Ini bukan SARs-CoV-2 atau variannya. Ini terkait dengan MERS Coronavirus. 

Jadi boleh dibilang, jenis covid-19 terbaru ini bukanlah varian baru tetapi terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-coronavirus) yang melanda negara-negara timur tengah tahun 2012 dan 2015. 

Meski bukan varian baru, virus MERS-CoV mirip dengan SARS-CoV-2 dalam hal gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. 

Berdasarkan temuan yang dilansir Hindustan Times, penelitian tersebut mengatakan MERS-CoV termasuk dalam garis keturunan C Beta-CoV (Merbecoviruses), yang merupakan ancaman besar mengingat tingkat fatalitas kasusnya yang tinggi berkisar 35 persen. 

Mereka mengklaim bahwa virus ini memiliki tingkat kematian dan penularan yang tinggi. Ini bukan SARS-CoV-2 tetapi terkait dengan MERS Coronavirus yang dapat membunuh 1 dari 3 orang yang terinfeksi.


MERS Coronavirus adalah
(NeoCov adalah singkatan dari Neoromicia, spesies kelelawar yang telah terinfeksi virus. Ini bukan SARs-CoV-2 atau variannya. Ini terkait dengan MERS Coronavirus. Foto: Ilustrasi/Unsplash.com)
 

Diperlukan penelitian lebih lanjut


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, apakah virus korona NeoCov, yang dilaporkan ditemukan di antara kelelawar di Afrika Selatan, menimbulkan ancaman bagi manusia, mereka menyatakan masih memerlukan penelitian lebih lanjut. 

"Apakah virus yang terdeteksi dalam penelitian ini akan menimbulkan risiko bagi manusia? Itu akan memerlukan penelitian lebih lanjut," ujar WHO kepada kantor berita Rusia Tass. 

“Hewan, khususnya satwa liar merupakan sumber lebih dari 75 persen dari semua penyakit menular yang muncul pada manusia, banyak di antaranya disebabkan oleh virus baru. Virus korona sering ditemukan pada hewan, termasuk pada kelelawar yang telah diidentifikasi sebagai reservoir alami virus," ucap WHO. 
 

Apa itu MERS-Coronavirus? 


MERS Coronavirus adalah Coronavirus Sindrom Pernapasan Timur Tengah. Ini adalah virus zoonosis yang berarti ditularkan antara hewan dan manusia. Ini pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012. Menurut data WHO, sekitar 35 persen dari pasien yang dilaporkan dengan MERS-CoV telah meninggal. 

Gejala khas MERS termasuk demam, batuk dan sesak napas. Pneumonia, gejala gastrointestinal, termasuk diare, juga dilaporkan sebagai gejala, tetapi tidak terlalu umum. Sebagian besar kasus infeksi MERS-CoV pada manusia menyebar melalui infeksi dari manusia ke manusia. 

Florona, Deltacron, Omicron BA.2, NeoCov Dijelaskan dalam beberapa hari terakhir, kata-kata seperti Florona, Deltacron telah menjadi bagian dari terminologi covid, karena para ilmuwan terlibat dalam melacak varian baru SARS-CoV-2. Namun, Florona dan Deltacron bukanlah varian sebenarnya. 

Sementara Florona adalah kombinasi dari flu dan coronavirus. Deltacron, kombinasi dari Delta dan Omicron, tidak pernah ada dan mungkin merupakan hasil dari kontaminasi. 

Omicron BA.2 adalah sub-strain Omicron, varian yang mendorong gelombang pandemi saat ini. Alpha, Beta, Gamma, Delta dan Omicron adalah varian yang menjadi perhatian seperti yang diklasifikasikan oleh WHO. NeoCov bukan SARS-CoV-2, itu adalah virus yang terpisah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH