FITNESS & HEALTH

Senyum Acindino Alaman, Sang Survivor Stroke di Barcelona

Yatin Suleha
Rabu 12 Februari 2025 / 22:57
Jakarta: Akhir Januari lalu, tim Medcom.id mendapatkan undangan spesial dari Philips. Kami bertandang dalam undangan bertajuk "Philips Stroke Innovation Media Visit 2025" di Belanda dan Spanyol serta melihat langsung alat canggih besutan Philips yang telah dan terus membantu analisa beragam penyakit, salah satunya stroke.

Pagi di Barcelona yang cerah itu, suhu udara sekitar 8 sampai 10 derajat Celsius. Dalam balutan kesejukan itu, kami tim jurnalis yang bertandang bertemu dengan seseorang yang istimewa. 

Sejak saya pulang, saya terus teringat wajah ramahnya. Semangat dan keyakinannya dalam 6 menit sesi pertemuan di Rumah Sakit The Vall d'Hebron Barcelona Hospital Campus itu begitu membayang-bayangi, hingga sampai saya menulis ini.
 

Mari ketahui hubungan Philips dengan rumah sakit 



(Philips' new image guided therapy system, dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan membantu tim perawatan mengambil keputusan yang tepat dengan lebih cepat. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)

Kalau kamu bingung, biar saya perjelas sedikit bagaimana hubungan antara Philips dengan RS The Vall d'Hebron Barcelona Hospital Campus. Rumah sakit ini memelajari serta melakukan uji coba klinis multisenter secara acak yang memelajari alur kerja baru yang lebih cepat dapat meningkatkan hasil pasien stroke. 

Uji coba WE-TRUST/Workflow optimization to rEduce Time to endovascular Reperfusion for Ultra-fast Stroke Treatment atau (Optimasi alur kerja untuk mengurangi Waktu untuk Reperfusi Endovaskular untuk Perawatan Stroke Ultra-cepat), yang dimungkinkan oleh pemindaian khusus di Angio Suite yang dikembangkan oleh Philips.

Bagi pasien stroke, setiap detik begitu berarti-sampai-sampai sering sekali Philips mengatakannya dengan julukan "Time is Brain" karena setiap detiknya upaya perawatan bagi pasien stroke mampu mengurangi kecacatan serta membantu siapa pun untuk selamat.


(Acindino Alaman didampingi oleh sang perawat yang juga menerjemahkan ke dalam bahasa Inggris di RS The Vall d'Hebron Barcelona Hospital Campus. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)

Pendekatan ‘Langsung ke Angio Suite’ berpotensi mengurangi waktu pengobatan bagi pasien stroke yang menganggap setiap detik sangat berarti. 

Angio Suite sendiri adalah lingkungan steril yang berfungsi penuh, dilengkapi dengan sistem panduan gambar yang digunakan dokter untuk melakukan diagnostik dan prosedur terapi secara langsung. Atau kalau kamu bingung, bayangkan saja ini adalah seperti ruang operasi secara gambaran umumnya.

Studi multi-sentris internasional WE-TRUST akan menilai dampak pendekatan "Langsung ke Angiografi" berkat teknologi tomografi komputer yang dikembangkan dan ditingkatkan oleh Philips.

Alat yang Philips ciptakan yaitu Philips new image-guided therapy system-dirancang untuk meningkatkan produktivitas dan membantu tim perawatan membuat keputusan yang tepat dengan lebih cepat, merawat lebih banyak pasien, dan mencapai hasil yang lebih baik, sistem intervensi baru ini menghadirkan peningkatan pencitraan 2D dan 3D serta fleksibilitas posisi detektor sinar-X.

Baca juga: Philips' Innovation Supports the Most Challenging of Neurovascular Patients

 

Kenalkan, ia adalah Acindino Alaman 



(Acindino Alaman berpesan penting dalam isu stroke, yaitu olahraga. Karena stroke merupakan penyakit yang bisa dicegah dan salah satunya dengan melakukan olahraga secara rutin. Foto: Dok. Medcom.id/Yatin Suleha)

Saat kami berjalan-jalan di rumah sakit ini, ada satu orang yang begitu istimewa. Ia adalah Acindino Alaman. Seorang lelaki berusia 93 tahun.

Senyumnya menyapa saat beberapa jurnalis bertemu dengannya. Ia begitu bersemangat walau setiap katanya mesti ditranslate oleh seorang perawat manis yang duduk di sebelahnya.

Kami membuka sesi wawancara yang super singkat itu dengan kata "Olaa" atau Hallo dalam bahasa Spanyol. Bertanya kabar serta beberapa detik diawali dulu dengan menebak usianya.

Ternyata kami semua yang ada di ruangan pemeriksaan saat itu terkecoh, ia sudah berusia 93 tahun. Namun, semangat dan jiwanya yang riang terus melepas senyum membiaskan usia yang sebenarnya.

Sang perawat langsung menjelaskan bahwa Alaman pernah terkena stroke tahun lalu, tepatnya bulan Mei 2024. Alaman menerima semua paket perawatan yang telah dijelaskan di atas tadi. Secara protokol ia telah melalui berbagai prosedur medis yang diperlukan bagi pasien stroke. 
 

"Stroke jadi penyebab kecacatan nomor 1 di dunia, nomor 2 penyebab kematian." "Saya percaya pemerintah semakin memahami bahwa ini (stroke) adalah masalah yang sangat besar," Dr. Atul Gupta, Chief Medical Officer Diagnosis & Treatment Philips


"Dan setelah tiga bulan dari charge (prosedur medis)-dan perawatan lengkap lainnya, dan juga menggunakan Antikoagulan treatment, dan setelah itu dia sehat kembali," terang sang perawat berkacamata itu.

"Saya merasa sangat senang," tambah Alaman singkat. 

Alaman adalah seseorang yang ceria, tambah perawat cantik di sebelahnya. Sambil tersenyum Alaman mengenang saat ia terkena stroke dan sang perawat menjelaskannya pada tim jurnalis. 

"Saat ia terkena stroke ia berada di jalan dekat dengan lukisan. Ia menjatuhkan alat lukis ke dekat tempat sampah. Dan tidak tahu apa yang ia lihat, ia tidak bisa bicara, dan ia berusaha untuk ke rumahnya lagi. Dan keluarganya melihat tanda bahwa Alaman mengalami kesulitan bicara dan langsung menelepon rumah sakit ini," papar sang perawat.

Sang anak yang berusia 18 tahun bergegas menelepon rumah sakit dan meminta ambulans.

"Ambulans sampai ke rumahnya dan 10 menit sampai ke rumah sakit The Vall d'Hebron Barcelona Hospital Campus. Jadi, ya sangat cepat," ujar sang suster menerjemahkan dalam bahasa Inggris.

Kini sudah sekitar sembilan bulan pasca Alaman mendapatkan pengobatan komprehesif dari The Vall d'Hebron Barcelona Hospital Campus, ia ingin bercerita dan membagikan pengalaman serta pesan bagi siapa pun di luar sana.

Ia kini secara full telah sembuh. Pertanyaan akhir dalam momok penyakit stroke saya lemparkan. "Pesan apa yang kamu ingin sampaikan kepada semua orang di luar sana?" Alaman menjawab dengan luar biasa positif, "Jangan takut. Ikuti instruksi dokter (medis-yang diperlukan), dan jangan lupa olahraga." 

Mengapa? Sang perawat langsung menegaskan, Alaman sebelumnya rajin berolahraga, jadi stroke nyatanya bisa menyerang siapa pun, bahkan bagi yang dulunya cuma mitos. 

Misalnya, dahulu stroke dipercaya hanya terjadi pada mereka yang usianya sudah tua/lanjut, nyatanya saat ini stroke bisa juga terjadi pada usia produktif 25-45 tahun. 

Dan mitos stroke tidak bisa disembuhkan, nyatanya bisa. Asalkan pasien ditangani dalam rentang waktu golden period, yaitu dalam rentang waktu kurang dari 4,5 jam setelah stroke terjadi.

Golden period stroke adalah periode waktu 3–4,5 jam setelah gejala stroke muncul, di mana penanganan yang cepat dan tepat sangat penting. Pada periode ini, pasien memiliki peluang yang tinggi untuk bertahan hidup dan meminimalkan kerusakan otak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH