FITNESS & HEALTH
Pengaruh Hoaks Vaksin Haram, Wabah Campak di Sumenep Renggut Nyawa 17 Anak
Aulia Putriningtias
Senin 25 Agustus 2025 / 15:55
Jakarta: Kabar menyedihkan datang dari Sumenep, Jawa Timur, yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) wabah campak. Sebanyak 17 anak tewas dan menginfeksi hampir 2.000 anak selama 8 bulan terakhir.
Campak merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak (morbillivirus). Penyakit ini sangat menular dan biasanya menyerang anak-anak; walaupun orang dewasa yang tidak pernah divaksin atau belum pernah mengalami campak juga dapat berisiko.
Baca juga: 7 Pantangan Saat Anak Terkena Campak
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kabupaten Sumenep mencatat 1.944 kasus campak pada balita dan anak-anak sejak Januari hingga pekan ke-3 Agustus. Angka ini melonjak dari tahun lalu, sebanyak 319 kasus.
Menurut Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI Aji Mulawarman, kasus kematian ini diakibatkan karena mayoritas anak-anak tak memiliki riwayat imunisasi. Alasan dari tak terpenuhinya imunisasi dikarenakan para orang tua takut dan termakan hoaks 'vaksin haram'.
Salah satu pengakuan pun datang dari Tenaga kesehatan Puskesmas Guluk-Guluk Sumenep, dr Fita Rabianti, mengakui kesadaran masyarakat memberi imunisasi kepada anaknya masih rendah. Banyak warga yang takut, bahkan menolak vaksin karena termakan hoaks "vaksin haram".
"Sangat-sangat banyak sekali kendalanya, di antaranya menolak, dari orang tua menolak. Ada ketakutan juga untuk divaksin, ada berita hoaks, imunisasi atau vaksinnya juga haram dan lain-lain," jelasnya, dilansir dalam BBC Indonesia, Senin, 25 Agustus 2025.
.jpg)
(Campak yang dibiarkan tanpa pengobatan bisa sebabkan komplikasi umum meliputi infeksi telinga, diare parah, pneumonia (radang paru-paru), hingga kebutaan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Demi menghindari campak, masyarakat perlu mengetahui bagaimana mengenal gejalanya. Setidaknya, ada tanda-tanda ini yang terlihat sekitar 10-14 hari setelah terinfeksi. Adapun beberapa gejalanya, antara lain:
- Demam, yaitu suhu tubuh bisa mencapai 40 derajat Celsius
- Batuk Kering
- Konjungtivitis (mata merah), di mana mata bisa menjadi sensitif terhadap cahaya
- Pilek
- Ruam, di mana mulai dari wajah dan telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh
- Bintik Koplik, yakni intik-bintik putih kecil di dalam mulut, khususnya di bagian dalam pipi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun memberikan imbauan terkait KLB campak di Sumenep ini. Adapun beberapa imbauannya, antara lain:
1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan rajin cuci tangan dengan sabun, gunakan masker untuk mencegah penularan, dan pastikan ventilasi rumah baik.
2. Mencukupi kebutuhan gizi dan cairan anak, berikan makanan bergizi seimbang dan cukup minum agar untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Melengkapi imunisasi bagi yang belum lengkap status imunisasinya atau tidak pernah imunisasi sama sekali.
4. Tidak mudah percaya hoaks tentang imunisasi dan obat alternatif, selalu rujuk ke informasi resmi dari Kemenkes, Dinkes, atau tenaga kesehatan/medis.
Baca juga: Jangan Lupa Vaksinasi! Pahami Gejala Penyakit Campak pada Anak
5. Segera ke fasyankes dokter, puskesmas, klinik, maupun rumah sakit jika terdapat ruam untuk meminimalkan komplikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Campak merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus campak (morbillivirus). Penyakit ini sangat menular dan biasanya menyerang anak-anak; walaupun orang dewasa yang tidak pernah divaksin atau belum pernah mengalami campak juga dapat berisiko.
Baca juga: 7 Pantangan Saat Anak Terkena Campak
Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Kabupaten Sumenep mencatat 1.944 kasus campak pada balita dan anak-anak sejak Januari hingga pekan ke-3 Agustus. Angka ini melonjak dari tahun lalu, sebanyak 319 kasus.
Menurut Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI Aji Mulawarman, kasus kematian ini diakibatkan karena mayoritas anak-anak tak memiliki riwayat imunisasi. Alasan dari tak terpenuhinya imunisasi dikarenakan para orang tua takut dan termakan hoaks 'vaksin haram'.
Salah satu pengakuan pun datang dari Tenaga kesehatan Puskesmas Guluk-Guluk Sumenep, dr Fita Rabianti, mengakui kesadaran masyarakat memberi imunisasi kepada anaknya masih rendah. Banyak warga yang takut, bahkan menolak vaksin karena termakan hoaks "vaksin haram".
"Sangat-sangat banyak sekali kendalanya, di antaranya menolak, dari orang tua menolak. Ada ketakutan juga untuk divaksin, ada berita hoaks, imunisasi atau vaksinnya juga haram dan lain-lain," jelasnya, dilansir dalam BBC Indonesia, Senin, 25 Agustus 2025.
Apa saja gejala campak?
.jpg)
(Campak yang dibiarkan tanpa pengobatan bisa sebabkan komplikasi umum meliputi infeksi telinga, diare parah, pneumonia (radang paru-paru), hingga kebutaan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Demi menghindari campak, masyarakat perlu mengetahui bagaimana mengenal gejalanya. Setidaknya, ada tanda-tanda ini yang terlihat sekitar 10-14 hari setelah terinfeksi. Adapun beberapa gejalanya, antara lain:
- Demam, yaitu suhu tubuh bisa mencapai 40 derajat Celsius
- Batuk Kering
- Konjungtivitis (mata merah), di mana mata bisa menjadi sensitif terhadap cahaya
- Pilek
- Ruam, di mana mulai dari wajah dan telinga, kemudian menyebar ke seluruh tubuh
- Bintik Koplik, yakni intik-bintik putih kecil di dalam mulut, khususnya di bagian dalam pipi
Imbauan Kemenkes atas wabah campak
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun memberikan imbauan terkait KLB campak di Sumenep ini. Adapun beberapa imbauannya, antara lain:
1. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan rajin cuci tangan dengan sabun, gunakan masker untuk mencegah penularan, dan pastikan ventilasi rumah baik.
2. Mencukupi kebutuhan gizi dan cairan anak, berikan makanan bergizi seimbang dan cukup minum agar untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
3. Melengkapi imunisasi bagi yang belum lengkap status imunisasinya atau tidak pernah imunisasi sama sekali.
4. Tidak mudah percaya hoaks tentang imunisasi dan obat alternatif, selalu rujuk ke informasi resmi dari Kemenkes, Dinkes, atau tenaga kesehatan/medis.
Baca juga: Jangan Lupa Vaksinasi! Pahami Gejala Penyakit Campak pada Anak
5. Segera ke fasyankes dokter, puskesmas, klinik, maupun rumah sakit jika terdapat ruam untuk meminimalkan komplikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)