FITNESS & HEALTH
Waspadai Demam Keong yang Siap Menyerang Organ Dalam Tubuh
Mia Vale
Rabu 22 Februari 2023 / 20:25
Jakarta: Schistosomiasis adalah penyakit parasit akut dan kronis yang disebabkan oleh cacing darah (cacing trematoda) dari genus Schistosoma.
Perkiraan menunjukkan bahwa setidaknya 251,4 juta orang memerlukan pengobatan pencegahan pada tahun 2021. Pengobatan pencegahan, yang harus diulang selama beberapa tahun, akan mengurangi dan mencegah morbiditas.
Schistosomiasis sering ditemukan di benua Afrika, namun tidak sedikit kasus yang ditemukan di daerah lain seperti Timur Tengah, Amerika Selatan, hingga berbagai negara di Asia Tenggara.
Di Indonesia sendiri, schistosomiasis cuma ada di provinsi Sulawesi Tengah, yaitu Poso dan Kabupaten Sigi. Bahkan menjadi satu-satunya endemis di wilayah Asia Tenggara.
Penyakit ini juga disebut dengan “demam keong” karena penularannya melalui larva infektif yang hidup di dalam tubuh keong.
Melansir situs resmi WHO, orang akan terinfeksi ketika bentuk larva dari parasit – yang dikeluarkan oleh siput air tawar – menembus kulit selama kontak dengan air yang terinfeksi.
Penularan terjadi ketika penderita schistosomiasis mencemari sumber air tawar dengan feses atau urine yang mengandung telur parasit, yang menetas di air.
Di dalam tubuh, larva berkembang menjadi schistosomes dewasa. Cacing dewasa hidup di pembuluh darah tempat betina mengeluarkan telur. Beberapa telur dikeluarkan dari tubuh melalui feses atau urine untuk melanjutkan siklus hidup parasit.
Yang lain terperangkap dalam jaringan tubuh, menyebabkan reaksi kekebalan dan kerusakan progresif pada organ.
Demam keong ini sebagian besar memengaruhi populasi pertanian dan perikanan. Wanita yang melakukan pekerjaan rumah tangga di air yang tercemar, seperti mencuci pakaian, juga berisiko dan dapat mengembangkan schistosomiasis genital wanita.
Kebersihan yang tidak memadai dan kontak dengan air yang terinfeksi membuat anak-anak sangat rentan terhadap infeksi.
.jpg)
(Gejala demam keong pada usus umumnya adalah sakit perut, diare dan terdapat darah di feses. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Schistosomiasis usus dapat menyebabkan sakit perut, diare, dan darah dalam tinja. Pembesaran hati sering terjadi pada kasus lanjut dan sering dikaitkan dengan akumulasi cairan di rongga peritoneum dan hipertensi pembuluh darah perut. Dalam kasus seperti itu mungkin juga ada pembesaran limpa.
Tanda klasik schistosomiasis urogenital adalah hematuria (darah dalam urine). Kerusakan ginjal dan fibrosis kandung kemih dan ureter terkadang didiagnosis pada kasus lanjut.
Kanker kandung kemih adalah komplikasi lain yang mungkin terjadi pada tahap selanjutnya. Pada wanita, schistosomiasis urogenital dapat muncul dengan lesi genital, perdarahan vagina, nyeri saat berhubungan seksual, dan nodul di vulva (pertumbuhan jaringan yang tidak normal).
Pada pria, schistosomiasis urogenital dapat menyebabkan patologi vesikula seminalis, prostat, dan organ lainnya. Penyakit ini juga dapat memiliki konsekuensi ireversibel jangka panjang lainnya, termasuk kemandulan.
Pada anak-anak, schistosomiasis dapat menyebabkan anemia, stunting, dan berkurangnya kemampuan belajar, walaupun efeknya biasanya reversibel dengan pengobatan.
Pengobatan utama pada penyakit ini adalah dengan pemberian Praziquantel. Menukil laman Halodoc, selama belum ada kerusakan organ, obat ini dapat membantu mengatasi infeksi dari cacing parasit penyebab schistosomiasis.
Praziquantel tidak dapat digunakan sebagai pencegahan. Pada kasus schistosomiasis yang menyerang sistem saraf pusat, pemberian steroid dapat dilakukan.
Demam keong atau schistosomiasis ini belum ada vaksin atau obat yang bisa mencegah terjadinya penyakit. Yang bisa dilakukan masyarakat di daerah dengan kasus schistosomiasis yang tinggi, sebaiknya menghindari mendayung, mencuci, atau berenang di air tawar.
Jika harus melewati aliran air tawar atau sungai, gunakan sepatu boots antiair. Apabila air minum berasal dari sumber air yang mungkin terkontaminasi, jangan lupa untuk merebus dan menyaring air tersebut sebelum dikonsumsi.
Bila mengalami gejala sistemik seperti demam, nyeri otot dan sendi, nyeri kepala, yang disertai dengan ruam yang terasa gatal, terutama setelah bepergian ke daerah endemik schistosomiasis, segera periksakan ke tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sebelum timbul adanya gejala lebih lanjut dan komplikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Perkiraan menunjukkan bahwa setidaknya 251,4 juta orang memerlukan pengobatan pencegahan pada tahun 2021. Pengobatan pencegahan, yang harus diulang selama beberapa tahun, akan mengurangi dan mencegah morbiditas.
Schistosomiasis sering ditemukan di benua Afrika, namun tidak sedikit kasus yang ditemukan di daerah lain seperti Timur Tengah, Amerika Selatan, hingga berbagai negara di Asia Tenggara.
Di Indonesia sendiri, schistosomiasis cuma ada di provinsi Sulawesi Tengah, yaitu Poso dan Kabupaten Sigi. Bahkan menjadi satu-satunya endemis di wilayah Asia Tenggara.
Penyakit ini juga disebut dengan “demam keong” karena penularannya melalui larva infektif yang hidup di dalam tubuh keong.
Infeksi dan penularan demam keong
Melansir situs resmi WHO, orang akan terinfeksi ketika bentuk larva dari parasit – yang dikeluarkan oleh siput air tawar – menembus kulit selama kontak dengan air yang terinfeksi.
Penularan terjadi ketika penderita schistosomiasis mencemari sumber air tawar dengan feses atau urine yang mengandung telur parasit, yang menetas di air.
Di dalam tubuh, larva berkembang menjadi schistosomes dewasa. Cacing dewasa hidup di pembuluh darah tempat betina mengeluarkan telur. Beberapa telur dikeluarkan dari tubuh melalui feses atau urine untuk melanjutkan siklus hidup parasit.
Yang lain terperangkap dalam jaringan tubuh, menyebabkan reaksi kekebalan dan kerusakan progresif pada organ.
Demam keong ini sebagian besar memengaruhi populasi pertanian dan perikanan. Wanita yang melakukan pekerjaan rumah tangga di air yang tercemar, seperti mencuci pakaian, juga berisiko dan dapat mengembangkan schistosomiasis genital wanita.
Kebersihan yang tidak memadai dan kontak dengan air yang terinfeksi membuat anak-anak sangat rentan terhadap infeksi.
.jpg)
(Gejala demam keong pada usus umumnya adalah sakit perut, diare dan terdapat darah di feses. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Gejala yang ditimbulkan dari demam keong
Schistosomiasis usus dapat menyebabkan sakit perut, diare, dan darah dalam tinja. Pembesaran hati sering terjadi pada kasus lanjut dan sering dikaitkan dengan akumulasi cairan di rongga peritoneum dan hipertensi pembuluh darah perut. Dalam kasus seperti itu mungkin juga ada pembesaran limpa.
Tanda klasik schistosomiasis urogenital adalah hematuria (darah dalam urine). Kerusakan ginjal dan fibrosis kandung kemih dan ureter terkadang didiagnosis pada kasus lanjut.
Kanker kandung kemih adalah komplikasi lain yang mungkin terjadi pada tahap selanjutnya. Pada wanita, schistosomiasis urogenital dapat muncul dengan lesi genital, perdarahan vagina, nyeri saat berhubungan seksual, dan nodul di vulva (pertumbuhan jaringan yang tidak normal).
Pada pria, schistosomiasis urogenital dapat menyebabkan patologi vesikula seminalis, prostat, dan organ lainnya. Penyakit ini juga dapat memiliki konsekuensi ireversibel jangka panjang lainnya, termasuk kemandulan.
Pada anak-anak, schistosomiasis dapat menyebabkan anemia, stunting, dan berkurangnya kemampuan belajar, walaupun efeknya biasanya reversibel dengan pengobatan.
Pengobatan schistosomiasis
Pengobatan utama pada penyakit ini adalah dengan pemberian Praziquantel. Menukil laman Halodoc, selama belum ada kerusakan organ, obat ini dapat membantu mengatasi infeksi dari cacing parasit penyebab schistosomiasis.
Praziquantel tidak dapat digunakan sebagai pencegahan. Pada kasus schistosomiasis yang menyerang sistem saraf pusat, pemberian steroid dapat dilakukan.
Hidup bersih
Demam keong atau schistosomiasis ini belum ada vaksin atau obat yang bisa mencegah terjadinya penyakit. Yang bisa dilakukan masyarakat di daerah dengan kasus schistosomiasis yang tinggi, sebaiknya menghindari mendayung, mencuci, atau berenang di air tawar.
Jika harus melewati aliran air tawar atau sungai, gunakan sepatu boots antiair. Apabila air minum berasal dari sumber air yang mungkin terkontaminasi, jangan lupa untuk merebus dan menyaring air tersebut sebelum dikonsumsi.
Segera ke dokter
Bila mengalami gejala sistemik seperti demam, nyeri otot dan sendi, nyeri kepala, yang disertai dengan ruam yang terasa gatal, terutama setelah bepergian ke daerah endemik schistosomiasis, segera periksakan ke tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sebelum timbul adanya gejala lebih lanjut dan komplikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)