FITNESS & HEALTH

Terjadi Kasus Baru, Virus Margburg Mengganas, Indonesia Harus Tetap Waspada!

Mia Vale
Senin 17 April 2023 / 17:07
Jakarta: Seperti kita tahu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan kasus penyakit Marburg yang berasal dari Guinea Ekuatorial pada Senin 13 Februari 2023 lalu. Dan pada Sabtu, 15 April 2023, melalui laman resminya, WHO kembali mengonfirmasi bahwa kasus virus tersebut mencapai 15 kasus, di mana telah bertambah 6 kasus di Guinea Khatulistiwa.

Menanggapi kejadian ini, Dr Matshidiso Moeti, Direktur Regional World Health Organization (WHO) untuk Afrika, mengatakan, bahwa kasus-kasud baru ini merupakan sinyal penting untuk meningkatkan upaya respons guna menghentikan rantai penularan dengan cepat. 

"Diharapkan ini bisa mencegah potensi wabah berskala besar dan kematian," tegasnya.

Masih dilanjutkan oleh Dr Moeti, virus Marburg bisa dibilang sangat ganas. Dan WHO meminta untuk menerapkan berbagai tindakan tanggapan wabah, mengingat risiko kematian akibat virus Marburg mencapai angka angka 88 hingga 90 persen.
 

Penyebaran virus Marburg


Melansir dari laman Kemenkes, penyakit virus Marburg pada prinsipnya merupakan penyakit demam berdarah yang jarang terjadi. Virus ini satu family dengan virus Ebola

Penularan kepada manusia terjadi lewat kontak langsung dengan manusia melalui kulit yang rusak atau selaput lendir dengan darah, sekresi, organ, cairan tubuh dari orang yang terinfeksi. Bisa juga melalui hewan yang terinfeksi. Sedangkan melalui benda yang terkontaminasi, contohnya tempat tidur hingga pakaian.


(Gejala terkena virus Marburg mirip dengan penyakit lain seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, kelelahan, diare, dan perdarahan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

Perhatikan gejala virus Marburg


Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Mohammad Syahril mengingatkan pemerintah dan masyarakat jangan sampai lengah terhadap virus tersebut.

“Kita perlu tetap melakukan kewaspadaan dini dan antisipasi terhadap penyakit virus Marburg,” ujarnya. Walaupun belum masuk ke Indonesia, ada baiknya bila kita tetap memerhatikan gejala yang timbul.

Gejalanya mirip dengan penyakit lain seperti malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak ditemukan di Indonesia. Gejala tersebut berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, kelelahan, diare, dan perdarahan.
 

Bisakah sakit terkena virus Marburg diobati?


Indonesia sendiri sebelumnya juga mewaspadai risiko penularan virus Marburg dari pelaku perjalanan Afrika, sehingga surveilans dilakukan secara ketat termasuk di pintu kedatangan.

Disampaikan oleh dr. Syahril, sampai saat ini tidak ada vaksin atau perawatan antivirus yang disetujui untuk mengobati virus. Namun, perawatan suportif, rehidrasi dengan cairan oral atau intravena dan pengobatan gejala spesifik, meningkatkan kelangsungan hidup dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit.

WHO sendiri bekerja sama dengan otoritas nasional untuk meningkatkan tindakan tanggap darurat dengan melakukan pengawasan penyakit, pengujian, perawatan klinis, pencegahan dan pengendalian infeksi, serta penyelidikan epidemiologis lebih lanjut dan memperkuat kesadaran publik demi mengekang penyebaran infeksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH