FITNESS & HEALTH

Ini 3 Strategi Nestle dalam Mendukung Peta Jalan Pengurangan Sampah

A. Firdaus
Rabu 03 Agustus 2022 / 15:39
Karawang: PT Nestle Indonesia sebagai perusahaan makanan dan minuman (Mamin) mendukung upaya pemerintah mengurangi dampak sampah pada lingkungan. Seperti upaya mengurangi sampah kemasan sejalan dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 75 Tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

Nestle memaparkan upayanya dalam kemasan berkelanjutan (sustainable packaging) untuk memastikan 100% kemasan yang digunakan dapat didaur ulang atau digunakan kembali, dan mengurangi 1/3 resin plastik baru pada 2025 sebagai upaya untuk melindungi, memperbarui, dan memulihkan lingkungan.

Setidaknya ada tiga strategi yang dipaparkan Nestle Indonesia untuk mendukung upaya pemerintah dalam Peta Jalan Pengurangan Sampah. Di antaranya dengan mengurangi kemasan (less packaging), membuat kemasan yang lebih baik (better packaging), dan meningkatkan sistem yang ada (better system).

Dan untuk mewujudkannya, setidaknya ada lima pilar untuk mengurangi (reduce), mendesain ulang (redesign), mengisi ulang dan menggunakan kembali (refill and reuse), mendaur ulang (recycle), serta mengubah perilaku (rethink behavior).

Untuk bisa mengimplementasikannya, Nestle Indonesia membutuhkan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan. Di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), Sustainable Waste Indonesia (SWI) dan KSM Sahabat Lingkungan. Selain itu, Nestle Indonesia juga melobatkan  Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE) dan IPRO.

"Kami menyambut baik inisiatif Nestlé Indonesia yang sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi sampah sebesar 30 persen pada 2030. Kami juga menghargai upaya Nestlé dalam mendesain ulang kemasannya dengan menggunakan 100% sedotan kertas, juga mengumpulkan
dan mengelola kembali sampah kemasan pasca konsumsi dari konsumen," ujar Sinta Saptarini Sumiarmo Direktur Pengurangan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Menurut Sinta, upaya Nestlé ini merupakan bukti konkret komitmen dan tanggung jawab dalam melaksanakan peta jalan pengurangan sampah oleh produsen. "Kami berharap upaya ini bisa terus dilakukan bersama dengan pemangku kepentingan lain," tegas
Sinta.

Salah satu langkah yang dilakukan Nestle adalah inovasi dalam kemasan. Nestle mengembangkan kemasan inovatif yang bisa didaur ulang dengan mengurangi material plastik untuk produk makanan dan minumannya, seperti DANCOW, MILO, NESCAFÉ, dan KOKO KRUNCH.

"Kami juga memastikan penggunaan sedotan kertas pada semua kemasan minuman siap konsumsi kami, mengubah kemasan multilayer menjadi mono-material, dan juga menggunakan bahan daur ulang pada secondary packaging," kata Ganesan.

Tak hanya itu, Nestle juga mengupayakan pengumpulan sampah kemasan setelah dikonsumsi oleh pengguna. Baik melalui pengumpulan sampah langsung maupun melalui fasilitas Tempat Pengolahan Sampah - Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) seperti TPS3R Baraya Runtah di Karawang.

"Selain mengembangkan inovasi kemasan yang dapat didaur ulang, Nestlé juga mengembangkan sistem daur ulang dan guna ulang seperti studi kemasan daur ulang pada 2021 bersama Siklus, mendukung peningkatan angka daur ulang & manajemen sampah dengan 15 fasilitas TPST/TPS3R, kemitraan dengan lebih dari 20 kelompok pelapak dan pendaur ulang, dan kegiatan bersama PRAISE – IPRO," ujar Ganesan.

"Kami juga mempromosikan gaya hidup bebas sampah dengan edukasi pentingnya memilah sampah dari sumber untuk mendukung manajemen persampahan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH